Four

425 77 2
                                    

Setiap manusia itu berbeda. Kalau memang ingin yang sepertinya, harusnya kamu sejak awal bersamanya. Bukannya malah memilihku.

-----

"(Name), lihat deh apa yang Sori temukan!"

"(Name)~ Sori keren nggak?"

"(Name)... Sori ada cokelat nihh, (Name) mau nggak??"

"(Name),"

"(Name),"

"(Name),"

"SORI, BERISIK!" (Name) mendengus.

Pemuda dengan manik Zamrud itu terkejut. Ia diam, menunduk dalam.

"Apasihh, daritadi tuh manggil terus?? Mana manggilnya cuma buat hal nggak guna lagi. Aku tuh lagi sibuk Sori," (Name) mengomel tanpa melihat lawan bicaranya. Gadis itu tetap fokus pada lembaran kertas didepannya.

Sori terdiam, menunduk dalam. "Maaf (Name)...,"

"Mending kamu pergi dulu deh, cari orang lain yang bisa diajak main,"


.
.
.
.
.


(Name) menghela napasnya. Akhirnya tugas yang diberikan guru BK karena satu pekan ini (Name) selalu telat selesai juga. Gadis itu memijit dahi. Apa tadi ia terlalu kasar pada Sori? Rasa bersalah menyelimutinya.

Ah, mana mungkin Sori sedih cuma hal begitu kan? Dia kan cowo. Cowo biasanya lebih kasar dari itu tuh. (Name) bangkit, membereskan peralatannya. Hendak menyusul Sori-yang kemungkinan besar sekarang berada dirumah kaca sekolah.

Jaraknya tak terlalu jauh. (Name) datang membawa beberapa roti kesukaan Sori sebagai sogokan maaf. Gadis itu sempat merapikan penampilan sebelum membuka pintu rumah kaca tersebut.

"Sori manis banget sih," seorang gadis sedang bersamanya.

"Hehe, terimakasih," Sori tersenyum lebar.

"Aku juga makasih ya. Kamu sampai repot-repot ngajarin aku tentang tanaman," gadis itu tampak akrab dengan Sori. (Name) kenal gadis itu, dia bendahara dikelas sebelah, Ceira.

"Sori nggak merasa direpotin kok, Sori seneng kalau kamu seneng," balas Sori. "Lagipula, kamu baik banget, rela belajar tentang tanaman hanya karena pacar kamu juga suka tanaman,"

"Habisnya aku sayang banget sama dia," gadis itu sedikit tersipu.

"Pacar kamu beruntung ya," Entah kenapa (Name) merasa kesal mendengarnya.

"Apa Sori punya pacar?" Tanya Ceira.

"...Punya, tapi sepertinya dia nggak suka sama Sori," Ceira menatap pemuda itu bingung. "Ah.. Kami pacaran karena dare dari Taufan. Hehe," Sori terkekeh. "Hum, pasti menyenangkan rasanya punya pacar penyayang seperti Ceira!" Sori tersenyum lebar.

Detik itu juga, (Name) menghempaskan barang serta makanan yang ia bawa. Karena suasana sepi, jadi suara sekecil itu tetap terdengar.

Sori menatap (Name) yang berdiri ditengah-tengah pintu masuk.

"(Name)!" Sapanya riang.

"Let's break up," Hanya satu kata itu, dan sang gadis berlari pergi.



------

Flashback...

Malam itu Sori tidak bisa tidur. Ia bingung bagaimana caranya agar (Name) selalu senang ketika bersamanya.

Tok! Tok! Ketukan pintu terdengar, tak lama kemudian sosok Glacier-sang kakak tertua dikeluarga Sori masuk.

"Sori kenapa belum tidur??" Glacier mendekat, dan duduk diujung ranjang adik kecilnya.

"Sori belum bisa tidur kak Glacy, bingung,"

"Kenapa sayang?"

"Sori kan punya pacar, dan Sori mau pacar Sori seneng. Sori harus gimana ya kak??" Sori menatap kakaknya intens.

Glacier tertawa pelan. Apalagi permainan yang dimainkan Sori dan Thorn. Pacar? Aduh, mana mungkin adik kecilku punya pacar, Glacier mengelus rambut halus milik adiknya.

"Bukan hal yang rumit, Sori. Cukup jadi diri Sori sendiri. Bagi aura positif yang Sori miliki padanya. Nanti dia pasti tersenyum dan akan merasa senang bila bersama Sori," walaupun begitu, pemuda beriris safir kuning-biru laut itu tetap menjawab dengan baik.

Sori mengangguk paham, dan tersenyum lebar.

-----

Hanya ingin terus melihat senyumnya. Apa itu salah?

-----

HSHSH, MAAP YANG TADI DI TD. SALAH UPLOAD:'D

Nah, semoga suka yya-!<3

Makacii udah mau nungguin<3

Chii sayang kalian semuaaaa OwO
/Jangan alay Chii, ntar mereka pada ilpil nangis kamu-

Salam manis,
-KetapiChi-

My Bad Girlfriend ||| Boboiboy SoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang