Penasaran akan sesuatu yang membuat kita tertarik, itu adalah hal yang lumrah kan?-----
Pemuda beriris setengah Zamrud dan Topas kuning itu menatap sekeliling. Mencari sosok gadis bersurai cokelat.
Sang pemuda-Sori-menatap gadis yang ia cari pergi menuju lantai atas. Di ambilnya kotak bekal yang telah disiapkan sang kakak, dan menyusul (name) secara diam-diam.
Semalam, Sori meminta Glacier untuk menyiapkannya bekal. Glacier yang bingung mengapa sang adik bungsu tiba-tiba meminta seperti itu hanya bisa diam dan mewujudkan permintaan Sori. Padahal, biasanya sang bungsu saat istirahat pasti akan selalu makan bersama sahabat baiknya-Thorn-di taman.
Sori terdiam menatap pintu menuju balkon atap sekolahnya. Pintu itu terbuka, dan menghadirkan sosok (name) yang tengah duduk sendirian diujung sana.
Apa yang (name) lakukan disini? Sori pikir, (name) bakal makan bekalnya di perpustakaan... Sori melangkah mendekati sang gadis.
"S-sori?!" Manik (name) terbelalak menatap sosok pemuda disebelahnya.
"Hai (name)! Sori boleh duduk disini? Mau makan bareng," Sori menunjukan kotak bekal hijau miliknya.
(Name) mengangguk dan sedikit menggeser posisi duduknya.
"Kenapa (name) makan bekal disini?" Tanpa basa-basi, pemuda tersebut langsung menanyakan pertanyaan dipikirannya.
"Karena sepi,"
"Kenapa (name) selalu bawa bekal?"
"Aku malas mengantri,"
"Ibu (name) siapin (name) bekal apa?"
"Orang tua-ku udah meninggal sejak aku bayi,"
Hening.
Sori terdiam sejenak. Ia menatap (name) berkedip.
"Sama dong kalau gitu,"
(Name) terkejut. "H-hah?"
Sori menatap (name) polos dengan senyum lebar. "Orang tua Sori juga udah pergi jauh kok!" Ia mengatakannya tanpa beban.
Kembali hening.
Aku nggak salah punya teman sekelas kan? Masa dia mengatakan hal begitu dengan entengnya? 'Sama dong' dikira barang couple kali?! (Name) menyerngit.
"(Name) (Name)," lagi, Sori mengusiknya. (Name) hanya menoleh. "Ayo berteman!"
"Gak, makasih," tanpa perlu pikir panjang, (name) membalas pasti.
Sori yang tidak pernah terpikirkan akan ditolak, sangat terkejut. "Hee?? Kenapaaa?? Apa Sori kurang lucu? Kurang imut? Kurang menggemaskan? Kurang keren? Kurang-"
Kurang waras, (Name) menghela napas. "Apa kau nggak pernah dengar gosip tentangku? Aku pindah sekolah karena di skors disekolah lamaku. Kau yakin, anak baik-baik sepertimu mau berteman dengan 'berandalan' sepertiku?"
Sori tampak berpikir sesaat. "Tapi, (name) baik kok,"
"Buktinya, (name) masih mau makan bekal sama Sori. (Name) masih mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Sori. (Name) juga ga pernah ganggu Sori ataupun temen sekelas. Kata kak Supra, gosip itu terkadang bukan hal yang sesungguhnya terjadi. Soalnya-"
(Name) yang lelah memasukkan sepotong daging ayam miliknya kedalam mulut Sori.
"Diam, kunyah, telan,"
Sori menuruti perintah (name) dengan baik.
(Name) pikir ocehan Sori akan berakhir ketika pemuda itu mulai kembali memakan bekal miliknya sendiri. Hany saja-
"Jadi, (name) mau jadi temen Sori kan?"
Tuhan, sepertinya Engkau harus memberi jatah kesabaran lebih untuk (Name).
Semakin (Name) diam tak membalas, semakin gencar juga Sori mengoceh dan terus bertanya pertanyaan yang sama berulang kali.
"Iya iya!" Pada akhirnya gadis bersurai cokelat itu mengalah. Lagipula, mungkin ga ada salahnya berteman dengan seorang bocah...
Sori bersorak senang. Hampir saja pemuda itu loncat berdiri dan menumpahkan setengah isi bekalnya, kalau saja tidak (Name) peringati.
-----
Apa Sori bilang. Pasti ga bakal ada bisa nolak keimutan Sori<3
-------------------
UWAKH, Chi ngetik apaan? T-T
/Mojok PT.2
Hshshsh, Chi ga tauu... Chi ga tau.. Chi ga tauuuu-
P-pokoknya, semoga pada suka!:'3Phai Phai! OwO
Salam manis,
-KetapiChi-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girlfriend ||| Boboiboy Sori
Ficção AdolescenteSori X Bad!Reader Pacaran dengan gadis tomboi yang tingkahnya bikin geregetan? Siapa takut! Tampilan boleh berandalan, tapi kita tidak tahu apa sisi tersembunyinya. "Saya bosan lihat kamu ke ruang BK terus." "Nah, kalau begitu jangan dipanggil, dong...