GARIS 2

3.5K 429 127
                                    

SELAMAT SIANG!!

JANGAN LUPA FOLLOW, AGAR KALIAN MENDAPAT NOTIFICATION DARI AKU ❤✨

DITUNGGU BINTANG DAN KOMENNYA 🌟🌟🌟

HAPPY READING!!

∘₊✧──────✧₊∘

╰┈➤ ❝ [ PERTEMUAN ROOFTOP ] ❞

∘₊✧──────✧₊∘

"Pagi, Den Asa." sapaan hangat ini membuat lelaki yang sudah mengenakan seragam abu - abu putih dilengkapi balutan jaket hitam pun terdiam di tempat.

"Ini sarapannya, Den." tambah Bi Aminah yang berusaha bersikap biasa saja. Karena dirinya menganggap bahwa Asa adalah anaknya sendiri.

Tidak dengan Asa yang masih malu akan kejadian tak terduga itu. "Aku sarapan di sekolah, Bi." jawabnya singkat tanpa melihat.

Wajah putih Asa sedikit menyemburatkan warna merah tomat. "Em, anu.. Maaf, Den. Untuk se──"

"Nggak usah dibahas, Bi." potong Asa tak ingin ada yang tahu. Lantaran ada sang papa dan kakak yang tengah menyantap sarapan di ruang makan.

"Ada apa, Bi?" tanya Shaka dengan meletakkan sendok dan garpunya yang menandakan bahwa sarapannya sudah selesai.

"Nggak usah kepo. Aku pamit berangkat dulu, Pa." pamit Asa dengan sopan.

Alderion tidak menjawab pamitan putra bungsunya itu. Ia sibuk menyantap sarapannya.

Melihat pamitannya dihiraukan, Asa menghela napas pelan dan merapikan jaketnya bersiap untuk berangkat.

Sedangkan Shaka yang melihat hal itupun menyunggingkan senyum miringnya.

Srek.

Shaka bangkit berdiri dan merapikan jaket denim abu - abu miliknya.
"Pa, Shaka berangkat dulu ya.." pamitnya yang langsung dibalas lembut oleh Alderion.

"Hati - hati ya, belajar yang pinter. Jangan kayak dia." ucap Alderion seraya melirik Asa yang hanya diam di tempat.

"Siap, Pa. Shaka akan selalu buat Papa bangga." jawab Shaka penuh keyakinan.

"Kamu butuh tambahan uang jajan berapa?" tanya Alderion menatap putra sulungnya itu. "Nanti Papa transfer."

"Terserah Papa. Seberapapun yang Papa kasih, itu cukup kok." jawab Shaka dengan ekspresi lugu yang ingin sekali ditendang oleh Asa.

Asa menelan salivanya, lalu membalikkan badan. Dirinya sudah biasa diperlakukan seperti ini.

"Bi, aku pamit ya?" ucap Asa menatap satu - satunya seseorang yang menyayanginya di rumah ini.

"Iya, Den. Hati - hati ya. Selamat sekolah, Den." jawab Bi Aminah yang mendapat senyuman tipis dari Asa.

Asa berjalan menuju garasi untuk mengambil motor sport hitam miliknya. Dengan cekatan, dirinya memasang helm dan menaiki motor kesayangannya itu.

"Ekhem. Berhubung gue baik, lo mau minta berapa? Biar gue minta sekalian ke Papa." ucap Shaka yang hendak masuk ke dalam mobil putih miliknya.

"Nggak butuh." jawab Asa dingin, lalu menghidupkan mesin motornya.

Suara deru motor kini pun menghiasi ruang garasi membuat Shaka mendecih. "Dikasi hati malah nggak mau. Dasar anak sampah!" rutuknya sendiri.

∘₊✧──────✧₊∘

WHITE LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang