Shalom semuanyaa!! Haii haiii!!
Maaf beribu maaf baru bisa upload bab baruuu yaaa 🙏🙏🙏
Aku nggak akan lupa kok sama White Love, tenang ajaa 🤍
Karena dari sini, aku banyak belajar, aku banyak proses & kalian nemenin aku
🥺🤍Baca bab sebelumnya dulu yaa
Siapin hatii
Kalau udah siap baru boleh baca hihii
Aku tunggu vote & komennya yaa 🤍🤍
Happy Reading!! 🤍
∘₊✧──────✧₊∘
╰┈➤ ❝ [ TERJADI HAL YANG SAMA ] ❞
∘₊✧──────✧₊∘
Rembulan yang memancarkan keindahannya itu tengah menemani seorang laki - laki berkaos hitam yang sangat acak - acakan. Bahkan, kumis tipis yang mulai tumbuh itu juga belum dicukur. Padahal sang pemilik selalu rajin merawat wajahnya.
Memang benar. Keadaan bisa merubah seseorang.
Disinilah Shaka berdiri. Hamparan luas yang penuh barang - barang tak layak pakai serta hawa dingin yang mengigit kulit. Sungguh tak mampu membuat Shaka beranjak. Malahan hanya membeku di tempat.
Kedua netra coklat gelap milik Shaka menatap lurus kedepan. Kosong. Tak menyiratkan bahwa sang empunya hidup. Bibir yang semula berwarna cerah ini terlihat memucat. Tak hanya sampai situ, detak jantung Shaka berpacu sangat cepat.
"Ma.." lirihan pertama Shaka setelah berdiam diri.
Shaka mendongak, menatap awan - awan yang kini membalut sang rembulan. "Mama lihat Shaka kan?"
"Shaka boleh ngadu sebentar?"
Hening.
Terlihat Shaka yang sedang mengambil napas dalam - dalam, lalu menghembuskannya kasar.
"Shaka capek, Ma.."
"Shaka nggak kuat.."
"Shaka nyerah ya, Ma?"Tes.
Satu bulir bening berhasil lolos dari pelupuk mata Shaka. Perasaan yang sekian tahun di pendamnya kini membuncah tanpa izin.
"Shaka nggak bisa terus - terusan kayak gini, Ma.. Shaka .. Shaka bingung.."
Shaka menelan ludahnya dengan kasar. Bayangan wajah laki - laki yang lebih muda darinya 1 tahun itu mendadak muncul. Bukan ekspresi bahagia, melainkan tangisan, rintihan dan... aksi sadis yang dilayangkan begitu saja.
Shaka langsung memejamkam matanya serta mencengkram pegangan besi kuat - kuat hingga uratnya terlihat.
"ARGGHH!!"
Bugh!
Deru napas Shaka semakin tak beraturan. Bahkan kini tangannya sudah berpindah memegang kepala yang mendadak terasa pening. Shaka berkali - kali menelan ludahnya dengan kasar.
Shaka membuka kedua bola matanya. Pancaran yang tajam ini berubah teduh.
"Asa.. Sorry.."
Hanya dua kata yang terluncur dari bibir Shaka yang mampu membuat satu buliran bening mengalir begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHITE LOVE
Fiksi Remaja[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] Note : Cerita ini bernuansa Kristiani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 Akasa Gajendra. Leader The Vilest yang memiliki nama panggilan Asa ini selalu saja mengegerkan seluruh penghuni SMA BINAR BERLIAN. Tiada hari tanpa membua...