Rasa Itu Lagi

0 0 0
                                    

Sebentarlagi surya tenggelam diufuk barat, menciptakan semburat jinggnya yang begitu mengharukan mata. Selang seling kendaraan berlalu di jalan raya hingga terdengar sampai ke taman. Sepasang remaja itu duduk dikursi panjang besi berwarna putih di taman,di dampingi lampu lampu  yang mulai menyala. Saling menggenggam tangan, perasaan hangat tercipta saat seorang lelaki menyematkan anak rambut dari sang gadis yang menari nari diterpa angin dengan satu tangannya.

"Kamu cantik." Ujar cowok tampan dengan rambutnya yang tak begitu tertata rapi.

Sang gadis hanya bisa tersenyum, memuaskan memandang mata coklat indah itu, sangat teduh. Lelaki itu menghadapkan tubuhnya ke gadis itu. Menatap dalam, ia harus menyatakan perasaan kali ini. Gadis itu sedikit merasa gugup, tiba tiba degupan jantungnya berpacu lebih cepat.

"Sea mau jadi pacar Al?"

Pipi gadis itu merona menampilkan rona merah, dengan cepat iya menutup wajah dengan kedua telapak tanganya. Ia tersenyum dibalik tepak tangannya itu, perutnya terasa geli seakan akan ribuan kupu kupu terbang disana. Aduh kenapa ingin mengatakan iya sangat susah sekali, Sea malu saat Alev menatap intens dirinya.

Sea menurunkan telapak tangannya, ia mengulum bibirnya dalam, menahan rasa untuk berteriak bahagia saat itu juga. Setelah beberapa detik akhirnya ia bisa menetralkan dirinya.

"Iya.." Jawab Sea lembit disertai senyumnya yang hangat.

Begitu juga dengan Alev, ia merasa lega sekaligus bahagia. Alev mendekatkan wajahnya ke arah Sea, mengikis jarak diantara mereka. Membuatnya semakin dekat hingga Sea dapat merasakan hembusan napas Alev. Tubuh Sea menegang, darahnya berdesir saat Alev semakin mendekatkan wajahnya dan hendak meraih bibirnya, sedikit lagi.

Kringggg!!!

Bunyi alaram itu mengagetkan Sea dari tidurnya. Napasnya terengah, astaga apa yang dipikirkannya sampai bisa bermimpi seperti itu.

Ia meraup wajahnya dan mematikan alaram dari jam weker di nakas. Menilik jam ternyata sudah pukul enam petang, dirinya ketiduran tadi sampai belum mengganti seragamnya.

"Bisa bisanya gue mimpiin cowok labil nyebelin itu. Mana mau nyium gue segala lagi. Tapi lumayan si,gapapa deh kalo beneran terjadi," sedetik setelah mengatakan itu Sea tertawa, ya menertawai dirinya.

Memang gadis konyol, katanya tidak mau katanya nyebelin, tapi siapa yang akan menolak cowok ganteng seperti itu, biarpun nyebelin tapi biasa kalo ngebucin pasti bikin melting.

Sea tersenyum senyum sendiri sambil berjalan ke kamar mandi, dia tidak menyangka saja, bisa bisanya Alev menembaknya. Setelah mimpi itu Sea malah membayangkan hal hal yang kemungkinan terjadi jika ia benar menjadi pacar Alev. Sadar Sea sadar, sekarang bukan mimpi lagi melainkan harus diwujudkan.

Baiklah, Sea mantap akan memenangkan hati cowok itu, lagi pula Alev juga memberi kesempatan bukan? Kalo bisa di coba kenapa enggak.

Seusai mandi Sea menyalakan televisi tabung itu untuk mengurangi rasa itu lagi, iya kesepian. Hal yang sangat ia takuti juga dirinya benci, setiap kali pulang perasaan itu telah menunggu untuk memangsanya, ingin sekali ia pulang kerumahnya yang ada di Jakarta tapi itu tidak mungkin.

Sea sangat membenci rasa sepi, meski hanya itu yang setia menemaninya. Setiap kali kesepian, ia pasti akan merindukan ibunya. Tapi bagaimanapun, ia tak bisa mengurangi kerinduan itu. Jarak yang sangat jauh itu terbentang jelas, bukan beda negara melainkan sudah lain dunia.

Ibunya Agni meninggal setahun yang lalu, akibat penyakit ganas yakni kanker otak. Terkadang di kala sepi seperti ini Sea menangis, merasakan rindu hebat yang tak pernah ia bisa obati. Ayahnya yang berkerja selalu pulang setiap ia sudah tidur dan pergi bersama saat dirinya sekolah. Namun Sea sering menunggu kepulangan ayahnya meski harus begadang sampai jam tiga pagi.Sangat jarang ia bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah Epilog(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang