BAB 2 RINDU

5 1 0
                                    

Setelah pemutaran film selesai dan lampu Bioskop sudah dinyalakan. Mereka Kembali bersikap seperti Tom & Jerry yang tidak pernah akur. Jika pasangan lain bergandengan tangan hingga keluar Bioskop, Ethan justru berjalan meninggalkan Lyly di belakangnya.

"Sudah biasa," itulah yang diucapkan Lyly di dalam hatinya.

Sampai di parkiran, Ethan Kembali bersikap romantis dengan memakaikan helm di kepala Lyly yang berhasil membuat Lyly salting dan berusaha menutupi ekspresinya dengan meledek Ethan.

Setelah mereka menaiki motor, Ethan dengan modusnya memainkan gas dan mengerem mendadak, agar Lyly memeluknya. Berhubung Lyly masih terbawa suasana baper, ia pun mau memeluk Ethan dari belakang.

Mereka membelah jalanan Kota dengan keheningan. Dengan Lyly yang tengah asik menetralisir perasaannya dan Ethan yang tengah menyiapkan untaian kata yang ingin disampaikan kepada Lyly nantinya.

"Laper gak?" tanya Ethan.

"Sedikit," sahut Lyly.

"Mau makan apa?"

"Apa aja asal dibayarin." Jawab Lyly dengan tawanya.

Ethan memberhentikan motornya di sebuah warung Nasi goreng dan segera memesannya. Lyly tak banyak protes, karena ia memang merupakan tipe Wanita yang tidak ribet perkara makanan. Kalau dia sudah menjawab dengan kata terserah, ya dia akan menerima keputusan lawan bicaranya.

"Nda," panggil Ethan memecah keheningan.

Lyly mendongakan kepala dan menatapnya.

"Gue gatau harus gimana ngomongnya."

"Kenapa?" Lyly menatapnya dengan bingung.

Ethan mengulum bibirnya dengan bingung, "gue udah mutusin buat bertahan dan memperbaiki." Ucapnya.

Raut wajah Lyly langsung berubah sendu seketika, "oh, bagus dong. Akhirnya lo bisa memutuskan apa yang menurut lo terbaik buat hidup lo ke depannya." Jawabnya.

"Gue minta maaf ya," ucap Ethan menatap Lyly dengan sendu.

Lyly tertawa sumbang, "apa yang harus dimaafin? Gada, lo ngga salah apa-apa ka, santai aja."

"Lo inget ngga, dulu lo pernah minta jemput gue tapi gue ngilang, ngga aktif WA? Padahal di situ posisinya gua lagi libur kerja?" tanya Ethan.

"He'em," Lyly menganggukan kepalanya.

"Waktu itu gue ke rumah Riska. Gua cerita semuanya sama dia. Tentang lo, gue, dan Sandra. Gue juga cerita ke dia, kalo sebenernya lo bahkan lebih berarti dibandingkan Sandra. Ada saat dimana persentase lo sama Sandra bahkan lebih besar lo. Lo itu menguasai 60% ruang di hati gue dan Sandra Cuma 40%." Ethan menghentikan ucapannya dengan menghela napas berat.

"Terus?"

"Jujur aja, berat buat gue ngelepasin salah satu diantara kalian. Karena kalian itu sama-sama berarti di hidup gue. Cuma lo tau Nda, gue juga pernah berada diposisi kaya ini. Dan gue ngga mau mengulangi kesalahan yang sama lagi. Gue takut, disaat gue lebih memilih lo dibandingkan Sandra, lo bakalan pergi dengan laki-laki lain. Terus gue bahkan ngga dapetin apa-apa. Karena gue tau, masa depan lo masih jauh dan lo berhak dapetin laki-laki yang jauh lebih baik dari gue. Lo masih muda, masih banyak hal yang belum lo coba dan masih banyak laki-laki yang belum lo temuin." Ethan meneguk salivanya dengan berat, "lo juga tau gue, gue tipe orang yang minder dengan keberhasilan oranglain. Ngeliat temen gue pada berhasil aja bukannya ngebuat gue semangat buat mencapai keberhasilan seperti mereka. Gue malah minder dan ngga mau berteman dengan mereka lagi."

Ethan menatap Lyly dengan senyum sendu, "dan gue juga tau lo. Lo itu anak yang punya ambisi dan mimpi yang besar. Kalo lo menginginkan sesuatu pasti bakalan lo usahain sampe dapet. Dan gue ngga siap itu, gue pasti bakalan minder sama lo. Gue ngga mau jadi penghalang segala mimpi-mimpi yang lo miliki Nda."

Lyly hanya bisa menanggapinya dengan senyuman. Karena, apa yang diucapkan oleh Ethan itu benar adanya. Visi misi mereka berbeda dan Lyly merupakan tipe gadis yang mudah bergaul dengan siapapun. Mudah baginya untuk mendapatkan teman baru dan disukai oleh banyak orang. Tidak menutup kemungkinan jika di masa depan Lyly menemukan laki-laki yang jauh lebih baik dari Ethan dan mampu membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya.

"Gue emang ngga terlalu yakin sama Sandra. Tapi hubungan gue sama dia udah berjalan cukup lama. Gue sama dia udah saling mengenal satu sama lain. Sejauh ini pun, hubungan kita baik-baik aja. So, gue lebih milih memperbaiki apa yang udah ada, daripada mencoba memulai sesuatu yang baru."

Mendengar semua penuturan itu membuat hati Lyly terasa sesak. Sebab, mau bagaimanapun Ethan merupakan laki-laki pertama yang mampu membuatnya jatuh cinta, walaupun ia tak pernah mau mengakuinya.

"Gue harap lo ngerti dengan keputusan yang gue ambil. Dan sepertinya kita bakalan jarang jalan bareng kaya gini lagi. Karena, sebenernya Sandra ngga suka kalo gue punya ade-adean. Dan gue pun bakalan berusaha untuk terpaku sama dia seorang. Semoga lo dapetin laki-laki yang jauh lebih baik dari gue. Yang bisa mengerti lo jauh lebih baik dari gue dan bisa mendukung semua mimpi-mimpi lo. Kalo lo sukses nanti, dan gue yakin pasti sukses, ngga usah inget gue. Kalo ketemu gue, anggap aja kita ngga pernah kenal. Karena gue ngga bakalan mau berteman dengan lo yang udah sukses suatu saat nanti. Mungkin dukungan gue cukup sampai di sini, gue yakin lo bisa melewati hari-hari tanpa gue disisi lo. Gue pamit sebagai Teddy bear lo, dan gue ngga bakalan manggil lo dengan sebutan Panda lagi. Kita sekarang adalah Ethan dan Lyly, seperti yang semua orang tau."

Lyly berusaha tegar dan menatap wajah Ethan dengan datar, "dimakan, nanti keburu dingin." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

"Ly," panggilan Riska Kembali membawanya ke masa kini.

Lyly tersadar dengan bingung, "Hah?"

"Gue balik dulu ya, nanti main lagi."

"Oh, oke. Gue anter ke depan yah." Sahut Lyly berjalan mengantar sahabatnya itu sampai ke depan rumah.

Sepeninggalan Riska, Lyly membuka ponselnya. Ia membuka seccond account Instagram yang ada di ponselnya. Akun itu merupakan tempatnya bercerita dan berkeluh kesah. Isinya hanyalah sekumpulan puisi dan untaian kata hati Lyly.

Pada kenyataannya, banyak hati yang dipatahkan oleh keadaan. Bukan dari perasaan itu sendiri. Oleh karena itu, tak heran jika banyak sekali orang yang pada akhirnya Kembali. Karena sesulit apapun kau coba melupakannya, pemenangnya tetap dia. Tak ada seorangpun yang mampu menggantikan sosoknya.

Send....

Ia Kembali menatap tulisan itu, perasaan rindu tiba-tiba menyerangnya begitu saja. Dulu, akun ini merupakan akun miliknya dengan Ethan. Mereka memang membuatnya Bersama dan seringkali mengisinya secara bergantian. Karena memang pada dasarnya, BY ME itu berarti By Melyndra & Ethan, bukan oleh aku. Bio yang tertera pada akun itu bertuliskan, "Mengungkap yang tak terucap." Karena, Lyly dan Ethan merupakan tipe orang yang tak mampu mengungkapkan perasaan secara lisan. Mereka cenderung mengungkapkannya lewat untaian kata ataupun perbuatan secara langsung.

Lyly Kembali mengetik sebuah kalimat yang bertuliskan, "Hey, do you miss me?" lalu mengirimnya pada story Instagram. Ia berharap Ethan melihatnya. Walaupun ia tau, bahwa Ethan sudah tidak memegang akun ini lagi.

"Salah ngga sih ka, kalo gue masih sayang sama lo?" gumamnya.

To be continued ....

Haiiiii gaissss! Makasih ya buat yang udah baca. Jangan lupa tinggalkan jejak ya. See you:)

OURSTORY BY METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang