Rumah Sakit/Revisi

867 60 0
                                    

🌼HAPPY READING🌼

Bella menatap sendu tubuh sang adik. Bibir yang dulunya semereh cerry, sekarang menjadi pucat. Bella menggemgam tangan Arshi dengan erat.

"Maafin Aku Ars, aku belum bisa jadi kaka yang baik buat kamu. Cepet bangun ya? Gapapa deh kamu sering nyakitin aku dengan kata-kata kamu yang pedas, tapi jangan hukum aku kaya gini Arsh. Kamu suka banget kan sama Barra Refeyfa Zayan? Aku bakal jauhin dia demi kamu, asal kan kamu mau bangun." Ucap nya panjang lembar berharap Arshi segera sadar.

Bella tertidur dengan terus menggemgam jari jemari milik Arshi.

Bella beberapa kali mengerjapkan mata nya. Bella melihat kesekitar ruangan milik Arshi, ia tak melihat Bi Asih dan Mang ujang. Mungkin mereka sudah pulang.

Bella melihat hp nya, dan ternyata jam sudah menunjukan jam 07.15 pagi. Bella berniat akan libur sekolah hari ini untuk menemani Arshi.

Bella menghela nafas pasrah, ia melihat tubuh Arshi yang masih koma. Bella pergi ke toilet yang berada di dalam ruangan VVIP milik Arshi. Ia pun mencuci muka dan membersihkan badanya.

"Arshi aku tinggal dulu ya." Bella berlalu begitu saja menuju kantin rumah sakit. Bella membeli sarapan dan langsung kembali ke ruangan Melati No 11. Bella memakan sarapannya di dalam ruangan itu. Rasanya sepi jika Arshi tak berbicara ketus padanya. Bella sudah beres memakan sarapannya, ia membuang bungkusan nya kedalam tong sampah.

Tring Tring

Tanda pesan masuk berbunyi di hp milik Bella, Bella membuka layar hp nya, dan melihat siapa yang mengirimi chat tersebut. Dan ternyata itu adalah Ayah nya.

Ayah.

[Ayah mau party keluar kota. Kalo kamu mau ikut, ayah tunggu sekarang sayang. Ayah tunggu sebelum jam 10. Ayah harap kamu ikut.]

[Kamu gak usah pikirin anak sialan itu. Mending ikut Mamah, Leo dan Ayah keluar kota.]

Read

Bella hanya membaca nya saja, ia menghiraukan pesan sang Ayah. Lebih baik ia menunggu Arshi. Dan sekalian memperbaiki hubungan mereka.

Karna semalam Bella tidur terlalu malam, akhirnya ia memutuskan untuk tidur kembali di sofa. Bella tertidur cukup lama, ia terbangun karna seorang dokter mengecek keadaan Arshi.

"Kamu tenang saja ya nak, tubuh Arshi semakin membaik. Tapi lukanya masih belum kering. Oh ya kemana orang tua kalian? Saya ingin berbicara dengan mereka."

"Emmmh, gini Dok. Orang tua kami sedang pergi keluar kota, jadi mereka tidak bisa menjenguk keadaan putrinya."

"Oh gitu. Ya sudah tidak apa-apa. Jika ada apa-apa kamu panggil saya saja oke." Bella mengangguk sopan dan tersenyum. Dokter itu pun pergi untuk mengecek pasien lainnya.

Bella menghampiri tubuh Arshi. Dan mengusap rambut nya dengan lembut. Sesekali ia mengecup kening Arshi.

'Kapan lagi coba bisa sedeket gini sama Arshi.' pikir nya.

Cklek

Bella menatap pintu. Ternyata itu Bi Asih dan Suami nya.

"Ini Non, maaf baru kesini, tadi nunggu tuan dan nyonya pergi dulu." Bell Mengangguk, tak lupa ia pun mengucapkan kata terimakasih seraya tersenyum.

"Mereka udah pergi Bi?"

"Iya Non, Baru aja mereka pergi. Oh iya Non, ini baju buat salin." Bella pun mengambil baju nya dan berlalu menuju kamar mandi. Bella juga tadi sudah makan siang yang Bi Asih antar kan.

"Non gimana keadaan Non Arshi?" Tanya Mang Ujang kepada Bella.

"Katanya udah mulai membaik Mang."

"Alhamdulillah. Non pulang aja dulu, biar saya dan Bi Asih yang menunggu Non Arshi." Bella mengfeleng taj setuju.

"Gak mau. Nanti takut nya Arshi bangun, dan aku gak ada di sampingnya."

"Kalau Non Arshi sudah bangun, nanti kita telpone. Non juga pasti capek kan?" Bella pun akhirnya setuju. Bella di antar pulang oleh Mang Ujang.

5 hari kemudian

"Huftt kapan kamu bangun Arsh? Udah 6 hari loh kamu di rumah sakit. Gak cape apa tidur mulu?" Setelah puoang sekolah, Bella memutuskan untuk langsung menuju Rumah sakit, biasanya ia akan pulang ke Mansion untuk berganti baju dan makan.

"Hiks bangun Arsh. Aku kangen Hiks." Bella terisak kecil melihat kondisi tubuh mengenaskan sang adik. Luka pada tubuh Arshi pun sudah mengering, tapi masih ada beberapa bekas nya, dan ada juga luka yang nasih basah.

Bella memeluk tubub Arshi, ia merasakan ada gerakan, ia langsung bangjit dan mengbapus air mata nya.

Arshi mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk jedalam retina matanya.

Laura/Arshi menatap ke sekeliling nya lalu bergumam, " Gw beneran bertransmigrasi ya?" Laura sudah tau, karna sebelum sadar ia sudah di beri tahu semuanya oleh Arshi.

"Arshi kamu gapapa kan?" Tannya Bella khawatir.

'Kaya nya iya deh! Tapi tunggu dia siapa ya? Aku lupa. Kalo gak salah dia itu kaka nya Arshi dulu bukan sih?' Batin Laura/ Arshi

"A-air." Ucap Laura/ Arshi mengikuti seperti yang di novel-novel yang pernag Laura baca. Ia masih tak percaya jika transmigrasi itu beneran ada.

Segera Bella memberikan segelas air kepada Arshi. Tak lama dokter pun masuk untuk mengecek keadaan Arshi.

"Alhamdulillah kamu sudah siuman. Kamu jangan terlalu banyak gerak oke, karna luka kamu masih ada yang basah." Arshi hanya mengangguk saja. Ia masih tak percaya jika ia berada di tubub orang lain. Setelah mengecek dokter itu berlalu pergi.

"Emmmhh, boleh pinjam kaca?" Bella tercengang mendengar ucapan lembut dari Arshi.

"Bo-boleh." Bella memberikan hp nya kepada Arshi.

Arshi melihat wajah nya di kamera. Ia melotot tak percaya, jadi dia memang beneran berada di tubuh orang lain. Arshi memeberikan kembali hp nya kepada Bella.

Pikirannya masih tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Tiba-tiba ia teringat tubuhnya.

'Kalo jiwa gw ada disini. Trus tubuh gw di mana?'

'apa gw udah mati? Atau lagi koma ya?'

🌼🌼🌼🌼

Transmigrasi { Laura X Arshi }  /revisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang