Krrrr..... krrrrr ....... Krrrrrrr........ Suara getar handphone Dion yang berada di atas lemari lacinya berbunyi.
"Argghhh.... anjir .... siapa seh yang nelepon malam-malam begini. Gak tahu orang lagi nanggung apa" runtuk Dion karena kegiatan masturbasinya saat itu terganggu. Setelah ditinggal oleh Nita, Dion lebih sering memenuhi hasrat birahinya dengan olah raga tangan.
Dion bangkit dari tempat tidur dan menuju lemari laci yang ada di kamarnya, dan langsung mengambil handphone yang saat itu masih berdering tidak henti. Tampak di layar handphone tertulis "Nyonya Santi". Melihat nama tersebut, Dion langsung mengangkat dan menjawab telepon tersebut.
"Hallo Bu, malam" kata Dion
"Eh Yon, kamu lagi di jalan ya?" tanya Santi di ujung telepon.
"Gak Bu. Ini di rumah. Tadi lagi di kamar mandi" kata Dion lagi.
"Bapak lagi keluar gak Yon? Dari tadi Ibu teleponin koq gak diangkat" tanya Santi lagi.
"Di rumah Bu. Tadi dari kantor sama saya" kata Dion.
"Coba kamu lihatin Yon, Bapak lagi dimana. Ada gak di ruang kerjanya. Kalau gak ada lihatin ke atas ya Yon."
"Minta tolong kasih tahu ke Bapak ya Yon, angkat telepon dari Ibu. Ada penting soalnya. Udah se-jam-an Ibu telepon gak diangkat-angkat" kata Santi.
"Kalau gak ada di ruang kerja gimana Bu?" tanya Dion
"Kamu ke atas aja, panggilin aja. Di kamar mungkin" kata Santi.
"Maaf bu, kalau udah tidur gimana Bu? Saya gak enak nanti ganggu Bapak" tanya Dion
"Gak apa, bangunin aja. Ketokin aja kamar Ibu. Soalnya ini penting banget" kata Santi lagi.
"Baik bu" kata Dion
"Ya udah nanti Ibu telepon lagi ya. Sambil Ibu telepon ke Bapak juga" kata Santi diujung telepon. "Ya udah dulu ya Yon"
"Iya Bu" kata Dion, lalu mematikan teleponnya setelah Santi menutup teleponnya dahulu.
"Arghhh.... ada-ada aja... padahal lagi nanggung juga" gerutu Dion yang langsung duduk untuk menenangkan diri gelora nafsunya.
***************
Rumah Allan dan Santi terdiri dari 2 lantai. Kamar Allan dan istrinya berada di lantai 2, demikian juga dengan kamar anak-anak mereka. Di lantai 2 juga terdapat ruang tengah tempat biasanya Allan dan keluarganya berkumpul. Sedangkan ruang kerja Allan berada agak terpisah dari rumah induk sehingga seperti paviliun.
Dion keluar rumah utama dan menuju ruang kerja Allan. Namun dilihatnya ruangan itu gelap. Karena hari yang telah malam, maka tidak mungkin Allan melakukan pekerjaan tanpa penerangan. Karena tidak menemukan majikannya di ruang kerjanya, Dion kembali masuk ke rumah utama. Dion langsung menuju tangga ke lantai 2. Sesampai di anak tangga pertama, Dion merasa ragu untuk naik. Karena selama ini lantai 2 adalah privasi untuk majikannya dan keluarganya. Hanya saja kalau dia tidak naik, nanti tentunya akan kena marah Santi, karena sudah memintanya untuk ke atas bahkan membangunkan Allan, kalau majikannya itu tertidur.
Namun Dion tahu, Allan bukan tipikal yang mudah tidur cepat, apalagi waktu saat itu masih sekitar jam delapan malam. Kemungkinan Allan sedang membaca buku yang merupakan hobinya selain berolahraga. Akhirnya dengan kemantapan hati, walau dengan perlahan, Dion menaiki anak tangga menuju lantai 2.
Ketika beberapa tangga lagi sampai ke lantai 2, Dion kaget dan terpana dengan suara yang didengarnya. Dion langsung berdiri terdiam. Dion mendengar suara erangan dan desahan pria dengan nada yang agak cepat. Sebagai pria yang sering bermain sex, tentunya Dion langsung memahami suara tersebut.
"Kan Ibu gak ada, masa sih Bapak lagi coli" kata Dion dalam hati. "Atau jangan-jangan...." kata Dion penasaran.
Dengan rasa penasaran itu, dengan perlahan Dion melanjutkan menaiki anak tangga. Saat sudah di tangga terakhir, Dion langsung melihat suatu hal yang membuatnya kaget dan terpana hingga terdiam. Di ruang tengah, di lantai yang berkarpet, Dion melihat majikannya, Allan dalam keadaan bertelanjang bulat. Di depan Allan, nampak seorang pria berbadan kekar yang juga sedang dalam keadaan telanjang bulat, dengan posisi menungging. Erangan dan desahan keluar dari kedua pria berbadan kekar tersebut.
***************
Dion nampak gelisah di dalam kamarnya. Di pikirannya masih terbayang apa yang baru saja disaksikan. Gelisah dan gairah berkecamuk di dalam diri Dion. Selama ini Dion mengetahui majikannya adalah pria gagah dan sangat berwibawa. Belum lagi juga, Dion belum sempat menyampaikan pesan majikan perempuannya ke Allan.
Krrrr.... krrrrr.... krrrrrrr........
Dion kaget dan terbangun dari lamunannya, saat dirasakan getaran dari handphonenya. Setelah melihat siapa yang menelpon, Dion langsung mengangkat teleponnya.
"Gimana Yon, ketemu gak Bapak?" tanya Santi.
"I... ya bu ada", kata Dion
"Udah kamu bilang kan kalau suruh angkat telepon Ibu" kata Santi
"Belum bu, maaf" kata Dion.
"Lho koq belum seh Yon. Kan saya bilang suruh kabarin" kata Santi
"Bapak lagi ada tamu bu. Dan kayaknya lagi gak bisa diganggu" kata Dion lagi.
"Kenapa emangnya" kata Santi.
"Siapa tamunya?" tanya Santi lagi.
"Saya kurang tahu Bu. Bapak lagi di ruang kerja. Dan suaranya ke dengar sampai luar' kata Dion lagi
"OO ya udah kalau gitu. Pantas aja gak diangkat" kata Santi yang memaklumi sifat keras Allan, suaminya. Allan yang mudah tersulut emosi.
"Ya udah, nanti Ibu coba telepon lagi aja. Makasih ya Yon" kata Santi lagi.
"Iya bu, sama-sama" kata Dion
Setelah menutup telepon Dion langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Terbayang apa yang dilihatnya tadi. Lalu Dion mengambil handphonenya. Sambil tiduran, Dion membuka sebuah file video dan menontonnya.
****************
Terima kasih untuk like, comment dan follow nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan yang Menjadi Budak Supirnya
RandomKisah nyata yang diceritakan kembali tentang muscle bottom dan top chubby. Memiliki unsur LGBT, Dominasi, submissive, explisit vulgar naration Tidak disarankan untuk usia di bawah 25 tahun, homofobia, anti gay, anti BDSM atau pun yang anti pria musc...