Cerita Keempat

16.4K 188 5
                                    

"Langsung pulang ke rumah Pak?" tanya Dion, karena terkadang Allan memiliki tujuan lain sebelum pulang ke rumah.

"Iya Yon langsung aja. Tapi nanti mampir dulu beli kopi drive thru di tempat biasa" kata Allan.

"Semalam Ibu telepon saya Pak, karena kata Ibu, Bapak diteleponin gak diangkat" kata Dion. "Pas saya sampai atas, saya lagi lihat sama teman Bapak" kata Dion, yang membuat Allan rada kaget dan terkejut. "Habis kayaknya lagi enak, jadinya gak berani ganggu Pak. Terus saya bilang aja ke Ibu kalau Bapak lagi ada tamu" walau pernyataan Dion membuat Allan lega, namun masih terdapat kekhawatiran di diri Allan.

"Kira-kira kalau Ibu tahu gimana ya Pak?" Tanya Dion tiba-tiba.

"Tahu apa?" tanya Allan dengan suara meninggi.

"Ya itu Pak, Bapak ML sama cowok Pak" kata Dion, entah keberanian darimana yang muncul.

"Terus, maksud kamu apa? Mau minta uang? Mau memeras?" tanya Allan walau dengan nada tinggi namun tetap tenang tanpa adanya kepanikan.

"Ga Pak. Saya mah gak mau minta uang. Dosa Pak, kalau kayak gitu. Jadinya uang haram" kata Dion.

"Lalu?" kata Allan.

***************

RUMAH ALLAN, MALAM HARI

"Anjing .....sialan....." kata Allan memaki sambil bangun dan duduk di tempat tidur. "Masa gue bakalan ngentotin model babi kayak begitu. Sialan. Mana bisa nafsu." Allan melepas semua pakaiannya dan masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Allan mencoba menenangkan diri dengan membasuh tubuh kekarnya. 

Setelah selesai makan, Allan langsung menuju ruang tengah di lantai atas dan menyalakan televisi. Pada saat itu kembali chat dari Dion muncul "Jam delapanan ya pak. Nanti Bapak langsung masuk aja. Kamar gak saya kunci".

"Anjing... sialan" maki Allan kembali. Allan pun membalas chat Dion.

Allan

"Ok. Kali ini aja ya. Setelah itu tidak lagi".

Dion

Kan ini pengalaman pertama saya pak.

Kalau ternyata enak, ya lanjut part 2

Kayak anak tiktok

Allan

Kamu ke atas aja sekarang.

Saya tunggu di ruang tengah.

Setelah itu tidak ada balasan chat dari Dion. Tidak berapa lama Dion sudah muncul di ruang tengah lantai Allan dimana Allan sudah duduk di sofa.

"Permisi Pak" kata Dion.

"Ayo kamu buka semua baju kamu" kata Allan yang lalu berdiri sambil melepaskan kaus dan juga celana pendek yang dikenakannya.  Dion pun lantas melepaskan seluruh pakaiannya. Pemandangan yang sangat kontras untuk tubuh keduanya. Allan yang berbadan tinggi dan kekar dengan otot bicep yang terlihat, sedangkan Dion bertubuh pendek dan berbadan gemuk.

"Kamu nungging Yon" kata Allan sambil terus mengocok batang kemaluannya hingga semakin menegang.

"Koq nungging pak? Kan saya yang mau masukin Bapak?" kata Dion lagi

"What..? No no no. Kamu yang jadi bottomnya" kata Allan.

"Ya sudah, kalau begitu saya lapor aja ke Ibu" kata Dion yang sudah kepalang terlanjur nafsu buat ngentot namun tidak jadi.

"Fuck ..... sialan....." maki Allan seakan tidak tahu lagi harus berbuat bagaimana. "Neh kamu pakai kondom" kata Allan yang lalu mengambil posisi menungging dengan menopang tubuh kekarnya di sandaran sofa. "Ya udah cepat kamu lakuin. Kamu basahin dulu kontol kamu pakai ludah" kata Allan, sambil Allan melebarkan kedua kakinya.

"Siap pak" kata Dion. Dion langsung berdiri di belakang Allan. Tanpa melakukan pemanasan, Dion langsung mengarahkan batang kemaluannya ke lubang pantat Allan.

"Fuck.....stop...stop Yon....sakit....anjir..... stop....." kata Allan sambil refleks berdiri saat kepala kontol Dion berusaha menembus lubang pantatnya. Rasa sakit dan panas dirasakan Allan pada bagian pantatnya.

"Ya pak. Udah ngaceng neh. Lanjut dong Pak" kata Dion lagi.

"Arggghhhh.....fuckkk.....sa...kit....Yon......arghhhh.......fuck....." erang Allan sambil menahan sakit pada bagian pantatnya.

***************

Allan masih terbaring di sofa dengan kondisi masih telanjang bulat. Allan masih tidak percaya bahwa dirinya baru saja secara tidak langsung diperkosa oleh supirnya sendiri. Selain rasa sakit, rasa malu dan harga dirinya jatuh dirasakan oleh Allan. Bahkan Dion langsung meninggalkan saja setelah Dion mencapai klimaks tanpa mengacuhkan dirinya. Emosi berkecamuk di dalam diri Allan. Entah mengapa dia merasa khawatir dengan ancaman Dion, sehingga akhirnya dia membiarkan Dion menjarah tubuhnya.

Dalam keadaan kesal Allan langsung bangun dari tidurnya. Setelah berganti pakaian, Allan langsung menuju garasi dan mengeluarkan sepeda motornya. Allan keluar rumah mengendarai motor menuju ke apartment tempat Yudho tinggal. Setelah sampai, Allan langsung menekan bell apartement Yudho berkali-kali seperti orang yang tidak sabaran. Tidak berapa lama, pintu apartment terbuka dan dilihatnya Yudho hanya mengenakan kaus tanpa lengan dan celana boxer.

"Eh mas" kata Yudho menyapa.

"Lama banget seh buka pintunya" kata Allan sambil masuk ke dalam rumah. Yudho menutup kembali dan mengunci pintu. Setelah Yudho mengunci pintu, secara tiba-tiba Allan mencekal tangan Yudho dan menghadapkan Yudho ke arah dinding.

"Mas, argh kamu kenapa?" tanya Yudho bingung. Namun Allan tidak menggubrisnya. Sambil memepetkan tubuh kekar Yudho ke dinding, Allan menurunkan celana boxer yang dikenakan Yudho dan mulai menyodominya

"Mas..sakit..argh...sakit..pe...lan...pe ...lan...arghhh..." erang Yudho.

Namun seperti kesetanan, Allan tidak mempedulikan Yudho.  

"Argg... mas...am..pun...arggh...yeahh...sa..kit...argh..." teriak Yudho tertahan. 

"Fuck....fuck.....arrghhhh......arghhhhh........" erang Allan panjang saat merasakan dirinya mencapai klimaks. Setelah beberapa saat Allan membaringkan tubuh di tempat tidur dengan nafas yang masih memburu.

"Mas gak apa-apa?" Tanya Yudho sambil duduk di kursi di sisi tempat tidur.

"Argh.... gak apa-apa. Maaf tadi mas udah kasar ke kamu" kata Allan sambil bangun berdiri. "Ya udah mas pulang dulu" kata Allan sambil mengenakan pakaiannya.

"Gak istirahat dulu aja Mas" tanya Yudho.

"Gak, masih ada kerjaan" kata Allan, yang langsung keluar rumah Yudho dan langsung balik menuju ke rumahnya.

=====AkhirBagianEmpat=====

Majikan yang Menjadi Budak SupirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang