Cerita ke Lima

18K 198 10
                                    

Seminggu Berikutnya

Setelah kejadian malam tersebut, hampir setiap malam dalam seminggu ini Dion "meminta jatah" kepada Allan. Setiap kali Allan berusaha menolaknya, Dion selalu mengingatkan Allan akan video rekamannya. Hingga dengan terpaksa setiap malam Allan menjadi pelampiasan nafsu Dion. Yang awalnya hanya sekali dalam semalam meningkat menjadi dua atau tiga kali dalam semalam. Setiap malam Allan harus merelakan lubang pantatnya menjadi pemuas nafsu Dion. Bahkan apabila Allan pulang malam, maka Dion akan menagihnya pagi hari.

Walau aktifitas sex Allan lainnya tidak berubah, Allan tetap sebagai Top bagi Yudho atau pun pria lainnya yang dijadikan pemuas nafsu bagi Allan, namun saat pulang ke rumah dan bertemu dengan Dion, Allan tidak bisa menolak saat Dion ingin menyodominya. Merasa khaDiahr dengan ancaman dari Dion. Pernah Allan tidak pulang dengan menginap di rumah Yudho. Namun keesokan harinya, Dion menanyakannya dan mengancam akan melaporkan juga perilaku Allan ini kepada Shanty, istrinya, dimana Allan jarang pulang ke rumah. Pada akhirnya saat di rumah Allan hanya bisa pasrah saat Dion menyodomi dirinya dan menjadikannya pelampiasan nafsunya.

****************

KONTRAKAN FARID, JAKARTA, SIANG HARI

"Bang Hendra kemana Bang? Koq gak keliatan?" Tanya Dion saat sampai ke tempat kontrakan Farid, di mana Farid sedang merokok bersama dengan Yunus, kenek Hendra.

"Lagi narik dia" kata Farid.

"Lha? Lo gak ikutan Bang?" tanya Dion ke Yunus.

"Gue mau pulang kampung hari ini. Neh bentar lagi gue berangkat" kata Yunus yang memiliki potongan tubuh atletis.

"Lho? Udah gak kerja ngenek lagi Bang?" tanya Dion heran.

"Tetap. Cuma ini lagi mau pulang barang semingguan aja" kata Yunus. "Mau nengokin istri sama calon anak"

"Eh busyet. Bini lo udah blendung lagi? Anak lo kan udah ada tiga" kata Farid.

"Ya namanya juga tokcer Bang" kata Yunus sambil ketawa.

"Ya bukan masalah tokcer nya Nus. Lo fikiran juga tuh anak lo mau dikasih apa. Jangan doyan bikinnya doang." Kata Farid.

"Itu pasti Bang. Tenang...semua udah ada jatahnya" kata Yunus. "Ya udah Bang gue berangkat dulu ya" kata Yunus lagi sambil berjalan ke arah jalan raya.

"Hati-hati" kata Dion.

"Eh Bang, ternyata benar ya ngentotin cowok itu enak banget. Rapet dan sempit" kata Dion tiba-tiba ke Farid.

"Tau dari mana lo. Emang lo udah coba?" kata Farid.

"Udah lha" kata Dion dengan rasa bangga.

"Eh kapan? Bencong mana yang lo garap?" kata Farid sambil tetap menghisap rokok dan menghirup kopinya.

"Gak bencong lha. Cowok tulen" kata Dion lagi dengan bangga.

"Koq lo tahu dia cowok tulen" tanya Farid lagi.

"Ya soalnya dia bukan bencong. Badannya keren. Macho. Gagah pula. Tapi mau disodok" kata Dion sambil menggerakan tubuhnya mengekspresikan diri saat mengatakan macho dan gagah.

"Terus lo sodok dia?" tanya Farid lagi.

"Iya doong... Dioooon...." kata Dion lagi membanggakan diri.

"Emang lo kenal dimana?" tanya Farid.

***************

RUMAH ALLAN, JAKARTA, MALAM HARI

"Selamat malam Pak" kata Mang Hadi saat Allan memasuki gerbang rumahnya.

"Malam Mang" Jawab Allan. "Mang, tolong bangunin Dion ya. Nanti masukin mobil ke garasi".

"Baik Pak" kata Mang Hadi sambil menutup gerbang. Lalu Mang Hadi bergegas ke kamar Dion untuk membangunkan Dion. Hari itu Allan mengendarai sendiri mobilnya. Allan memarkirkan mobilnya di carport di sisi rumahnya. Allan memasuki rumahnya dan langsung menuju kamar tidurnya. Setelah melepaskan sepatu dan kaus kakinya, Allan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Tidak berapa lama terdapat notifikasi WA pada handphone Allan.

Dion

Pak jangan tidur dulu

Nanti saya ke tempat Bapak

Allan

Saya cape Yon malam ini

Besok malam aja ya

Dion

Gak tahan nih pak

Saya ke atas sekarang Pak

Allan tidak membalas lagi pesan di handphonenya. Sambil menarik nafas, Allan bangun dan melepaskan kemeja yang dikenakannya dan meletakannya di kantung laundry. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di kamar Allan. Dengan langkah gontai Allan membuka pintu kamarnya dan di depan kamar sudah ada Dion.

"Pak, di luar aja pak. Gak enak kalau di kamar sama Ibu" kata Dion.

"Tapi saya cape Yon. Banyak kerjaan hari ini" kata Allan.

"Ayo ah Pak. Masa gitu aja cape. Saya tunggu di sofa ya Pak" kata Dion yang langsung duduk di sofa ruang tengah. Walau dengan merasa enggan, Allan akhirnya ke sofa ruang tengah. Setelah sampai, Allan langsung melepaskan kaus dalam yang dikenakannya, sehingga kini tubuh Allan bertelanjang dada hanya mengenakan celana panjang.

"Nah gitu dong Pak" kata Dion lagi. Allan pun lantas melepaskan celana panjang dan juga celana dalamnya, sehingga kini Allan sudah dalam keadaan bertelanjang bulat.

"Ayo pak, duduk sini" kata Dion mengajak Allan duduk di sofa disebelahnya. Setelah Allan duduk, Dion langsung menghampiri dan berdiri di depan Allan. Kedua tangan Dion mulai meremas-remas dada Allan sehingga membuat Allan mendesah. Allan membiarkan saja tubuh kekarnya dijamah oleh Dion tanpa dirinya menolak sedikitpun. Setelah puas bermain pada area dada, Dion menyuruh Allan untuk berbalik membelakangi Dion. Allan turun dari sofa dan memutar dengan posisi menungging dengan kedua tangan menopang pada sandaran sofa.

"Pantatnya enak neh pak, kenyal-kenyal" kata Dion sambil meremas-remas pantat Allan. Plak.... uuughhh..... suara tamparan pada pantat Allan diiringi lenguhan kala Dion menampar pantat Allan. Setelah itu Dion kembali meremas dan mengusap-usap pantat Allan. Plaaak.... uughhhh.... lagi sebuah tamparan keras mendarat di pantat Allan. Hingga kini pantat Allan nampak memerah. Plaaakkks..... Argghhh....... Kini kedua tangan Dion menampar pantat Allan secara bersamaan sehingga membuat Allan mengerang. Setelah puas, Dion melepaskan seluruh pakaiannya dan mulai mengusap-usap batang kemaluannya hingga menegang.


=====AkhirBagianLima=====


Full episode / cerita bagian sudah bisa diakses di karyakarsa.com/nickname

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Majikan yang Menjadi Budak SupirnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang