Allena-28-

9.2K 154 0
                                    

Rumput hijau nan segar, bunga bunga bermekaran, dedaunan berterbangan akibat ditiup angin, serta anak anak berlarian kesana kemari melihat-lihat pemandangan dan bermain bersama keluarga.

Taman, banyak sekali orang-orang ditempat ini yang menghabiskan waktu menjelang sorenya untuk bermain atau menemani anaknya melihat lihat pemandangan dan juga membeli jajan.

Taman dengan danau yang sangat indah itu, memiliki daya tarik tersendiri. Danau dengan air berwarna biru dan sangat jernih yang bisa terlihat banyaknya ikan-ikan koi serta ikan hias berlenggak-lenggok di dalam air.

Cuaca saat ini sangat bersahabat dengan seseorang yang duduk di bangku taman dekat danau yang terlihat sangat jauh dari kerumunan itu. Dia Delvano serta Allena.

"Gue punya alasan kenapa selalu dingin sama Lo." ucap Delvano yang duduk disamping Allena, memandang danau bergantian dengan langit dan dalam keadaan menggenggam tangan Allena.

Allena melihat kearah Delvano."apa alasannya kak? Dan kenapa?" tanya Allena memandang Delvano penuh tanya.

"Gue takut ...." ujar lirih Delvano dengan nada memilukan.

Allena masih setia mendengarkan apa yang akan diucapkan Delvano tanpa memotongnya.

"Gue takut Lo seperti dia."

"Tapi ternyata salah, gue salah memaknai kejadian itu, seharusnya gue melindungi Lo bukan menjauhi Lo, bahkan gue udah kelewat batas. Gue udah main fisik ke Lo dari dulu, dan gue udah sering bentak Lo dari dulu. Apa gue pantas untuk dimaafkan?" Delvano bercerita.

Allena tersenyum tipis. "hihihi ... Allen juga ga tau kenapa bisa sekuat ini dan bisa bertahan selama ini. Bahkan dari dulu sudah mendapatkan kekerasan dari kakak tapi Allena tetep sayang Kakak." jawab Allena dengan terkekeh miris.

Delvano terenggun mendengar jawaban Allena. "kadang gue juga bingung, kenapa gue bisa menjadi cowok sebejat ini. Padahal gue yang bikin peraturan tapi gue yang ngelarang hahha ...." ucap Delvano diiringi tertawa hambar.

Allena mengelus punggung tangan Delvano yang masih setia menggenggam tanganya. "Semua orang mempunyai masa lalu berbeda beda, mungkin kakak bisa dibilang takut atau trauma akan cerita yang dulu. Tapi kakak juga salah menerapkan ketakutan dimasa lalu kakak terhadap masa depan kakak, tanpa mengerti keadaan orang yang sedang dijadikan target kakak. Dan salah orang kalo kakak takut kejadian dulu itu keulang lagi dengan Allena yang notabenya sebagai istrinya kakak."

"Allena juga pengen banget bisa rasanya hidup senang, hidup damai, hidup bahagia, hidup yang penuh dengan keharmonisan dan ketenangan. Semenjak Allena ditingal Papa Mama pergi selamanya, Allena pikir ga akan bisa bahagia lagi. Apalagi pas Allena pingin ketemu banget sama Abang tapi susah, Abang juga udah mempunyai kehidupan sendiri. Rasanya mungkin hidup Allena akan monoton atau bahkan sunyi. Tapi pas pada saat Allena mempunyai kakak, Allena rasa hidup Allena akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun, harapan Allena tidak seperti yang diharapkan Allena, pada saat kakak bentak dan kasar sama Allena pertama kali." Allena bercerita dengan masih mengelus punggung tangan Delvano dan pandangan menerawang kejadian dahulu.

Flashback on

Hari ini siswa siswi kelas X akan mengadakan perkemahan di area sekolah.

Banyak siswa siswi yang berlalu lalang mengambil barang barang dari arah tempat khusus untuk menyimpan tenda tenda kemah.

Berbeda dengan dua mahluk yang berada di dekat kolam renang sekolah tersebut,Mereka berdua sedang adu cekcok. Mereka Delvano dan Allena.

"Kak ayo lah plis kali ini aja ya ya ya! Temenin Allena pulang ke rumah." ucap Allena memohon dengan mengatupkan kedua tangannya.

"Gue ga peduli!" ucap Delvano dengan nada tinggi.

Allena menarik lengan Delvano untuk dia genggam. "kak ayo lah barang Allena ada yang ketinggalan, lagi pula belum mulai. jam segini susah nyari angkot." ucap memelas Allena.

Delvano menepis tangan Allena. "Ojek ada, taksi juga ada ribet amat." ucapnya dan berjalan pergi dari hadapan Allena.

Allena dengan segera mengejar langkah lebar Delvano dengan berlari. "hishh ayo lah kak!" ucap Allena yang sudah mendapatkan pergelangan tangan Delvano dan dengan sepontan menarik menuju parkiran.

Delvano lagi lagi mengentak tangan Allena, namun kali ini lebih keras hingga Allena meringis kesakitan. "Lo tuh bisa bahasa manusia ga sih ha?! Gue diemin makin ngelunjak ya Lo!" teriak Delvano murka terhadap Allena.

Allena hanya bisa diam menunduk tanpa menjawab satu kata dari Delvano.

Dia baru pertama kali dibentak. Rasanya sangat sakit Dan takut mendengar nada tinggi itu.

Delvano mengangkat dagu Allena agar melihat kearahnya. "Gue ga mau Lo usik hidup gue!" ucapnya mencengkeram rahang Allena kuat.

Allena meringis dan menutup matanya menahan sakit. "ma–maaf ...." Maaf allena.

Delvano dengan tidak berperikemanusiaan nya menyentak rahang Allena dengan keras sampai sampai tubuhnya ikut limbung dan terjatuh di lantai akibat lantai yang licin. " Gue peringatin sekali lagi jangan bilang-bilang perlakuan gue ke Lo ini, kepada orang lain. NGERTI!" bentak Delvano yang membuat Allena memejamkan matanya serta mengangguk.

Delvano berdiri dari jongkoknya dan dengan teganya dia menginjak tangan Allena dengan kesar sebelum meninggalkan Allena. Sikap Delvano yang seperti itu membuatnya Allena sakit. Seakan dirinya mempunyai kesalahan terbesar yang sangat fatal.

Padahal dirinya hanya meminta mengantarkan pulang untuk mengambil barang yang tertinggal.

Flashback off

***

Next?

Double up? Komen coba!

Kamis, 21 September 2023
20.43

Allena(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang