Selepas kejadian yang menimpanya kemarin, Allena menjalankan sekolahnya dengan homeschooling atas perintah dan kemauan suami tercinta serta kesepakatan semua kedua belah pihak yang menjalankan.
Naomi dan para teman-temannya pun di drop-Up dari sekolah atas laporan kekerasan dalam lingkungan sekolah yang dilaporkan oleh salah satu siswa yang menjadi korbannya. Setelah kemarin terjadi pembullyan Naomi tertangkap basah saat membully para siswa yang tidak mau menuruti kemauannya, dan jadilah ditangkap oleh guru BK. Dengan adanya semua bukti, guru BK serta kepala sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Naomi berserta teman-temannya.
Pada saat itu pun Naomi memohon-mohon kepada Allena agar bisa membantunya meringankan peringatannya namun ternyata kenyataan menampar dirinya, kala ada salah satu siswa yang menurut Naomi adalah musuh bebuyutannya itu membawa video dirinya yang tengah melayani om-om di bar.
Bagi Allena mendengarkan Naomi dikeluarkan dari sekolahnya sangat kasihan, namun bagaimana kesalahan yang diperbuat Naomi sudah sangat fatal apa lagi jika semua kesalahan itu terbongkar pasti akan membuat nama sekolah menjadi buruk di mata daerah.
"Kak," celetuk Allena yang tengah bersandar di dada bidang Delvano.
Delvano menatap allena. "Hem?"
"Kasihan ya kak, Naomi di keluarkan, tapi lebih kasihan para temannya yang hanya ikut-ikutan." ujar Allena merasa prihatin dengan nasib teman Naomi.
"Dia pantas mendapatkannya, buat mereka para teman Naomi Masih mending belum aku blacklist dari semua sekolah. Tapi kalau untuk Naomi tanpa aku blacklist ga akan ada sekolahan yang akan Nerima dia juga si." ucap Delvano dengan mata yang tetap menatap keluar televisi yang menyala namun jangan salah tangannya tetap aktif mengelus perut Allena yang sedikit membuncit.
Allena menatap sebal kearah suaminya. "Tapi, ah sudahlah biarkan dia menjalankan hukumannya." Cemberut Allena menduselkan wajahnya pada ketiak Delvano, rasanya hangat dan nyaman. Jangan tinggalkan baunya pun sangat khas parfum Delvano.
"Kenapa si aku harus homeschooling?" gumamnya menggambar abstrak didada bidang Delvano.
Delvano mendesah pelan, sangat sensitif sekali saat pembahasan homeschooling. "Aku ga mau kalau kamu terluka lagi sayang ... Kan aku udah bilang terus si, Hem?" jawab Delvano lembut dan membawa tangannya kegenggamannya.
"Tapi kan kak, Naomi juga udah keluar pasti ga akan terluka lagi kalau seandainya sekolah lagi tau ...." ujar Allena menyelah perkataan Delvano.
"Walaupun Naomi udah keluar, besar kemungkinan banyak yang masih jahat. Tidak hanya Naomi yang jahat didunia ini sayang. Paham?" Jelas Delvano dengan hati-hati.
"Hem ...." Pasrah Allena.
Delvano yang melihat ekspresi Allena pun mencolek hidung mungilnya. "Jangan ngambekk!"
Allena melotot tak terima, "Siapa yang ngambekk!"
Delvano terkekeh. "Iya deh, Nggak ngambek. Em? Gimana kalau kita jalan-jalan?" Ajak Delvano untuk mengalihkan rasa suntuk Allena yang tadi siang telah melakukan banyak aktivitas salah satunya belajar.
Ajakan Delvano pun di angguki dengan antusias oleh Allena. "Let's goo!!"
***
Tak terasa kini kandungan Allena sudah memasuki bulan ke-7. Perut yang dulunya datar kini kian menonjol apa lagi perut itu diisi oleh dua nyawa sekaligus.
Ya benar, Allena dan Delvano akan mempunyai bayi kembar. Setelah melakukan pemeriksaan USG, dokter mengatakan bahwa dirinya tengah hamil anak kembar. Jadi jangan disalahkan kalau perut Allena jauh lebih besar dibandingkan umur 7 bulan ketika ibu hamil pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allena(END)
أدب المراهقين⚠️HASIL PEMIKIRAN SENDIRI ⚠️ Allena Bagaskara seorang gadis berumur 17tahun yang dijodohkan dengan anak sahabat ayahnya yang bernama Delvano Adhitama, orang tua Allena sejak kecil sudah berjanji akan menjodohkan mereka ketika sudah besar. Delvano...