5.1. my mistake

1.3K 120 13
                                    

Setelah mengantar anakku pergi ke sekolah, aku pun langsung pulang karena masih banyak pekerjaan rumah yang belum aku kerjakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantar anakku pergi ke sekolah, aku pun langsung pulang karena masih banyak pekerjaan rumah yang belum aku kerjakan.

Terkadang ketika aku di rumah sendiri, aku suka mengingat masalalu ku. Siapa lagi kalau bukan Jeno? suamiku. Hal yang paling ku ingat adalah malam itu, malam dimana aku mengusir Jeno. Ah bukan mengusir, tapi aku menyuruhnya untuk pergi dari hidupku selama lamanya. Bukankah itu sudah keterlaluan? ya aku memang benar benar sudah keterlaluan.

Pada malam hari itu, hujan sangat deras sekali. Dan apa kalian tahu? aku sedang hamil besar dan usia kandungan ku sudah memasuki 7 bulan lebih. Aku sering marah marah, terutama pada Jeno. Padahal Jeno tidak memiliki salah apa apa, tapi dia selalu aku marahi.

Entah karena dia yang lambat, atau dia yang selalu diam saja saat aku panggil. Wajar saja, dia memakai alat pendengar untuk mendengar orang berbicara padanya. hah~ Jeno, aku ini istri yang sangat sangat buruk. Kenapa kau mau bertahan denganku? kenapa kau tidak menceraikan ku saja pada saat itu? jika kau menceraikan ku mungkin nasibku dan nasibmu tidak akan seperti ini Jeno.

Aku memang sengaja mengusir Jeno dari kamarku. Jeno bilang kamar tamu nya bocor, dia tidak bisa tidur disana dan berakhir mau tidur di kamarku berdua. Tapi apa daya, aku tidak suka jika harus tidur berdua dengannya. Alhasil aku mengusirnya dari kamarku.

"mau apa kau kemari?" tanyaku pada Jeno tidak lupa juga aku menatap sinis padanya.

Jeno memberikan sebuah bahasa isyaratnya itu bahwa kamarnya bocor, aku yang langsung paham pun berdiri dari duduk ku lalu menghampiri Jeno.

"kau bisa tidur di ruang tamu, kenapa harus di kamarku?"

"di luar dingin Jaem." itu isyarat yang ia berikan padaku pada saat itu.

Aku tidak peduli, aku malah mendorongnya keluar dari kamarku. Memang benar benar tidak punya hati, padahal jelas jelas di luar dingin, walaupun di ruang tamu tapi di luar sedang hujan. Tetap saja dinginnya itu hingga menusuk tulang.

"pergilah dari kamarku, aku muak melihat wajahmu! jika perlu kau pergi dari kehidupanku itu lebih baik!" bentak ku dan segera masuk ke dalam kamar.

brak!

aku menutup pintu kamarku dengan sangat kencang, itu membuat Jeno terkejut.

Di dalam kamar aku hanya bisa mengomel ngomel saja lalu mengelusi perutku, aku mengambil posisi nyaman untuk tidur. dan pada malam hari itu aku tidur dengan nyaman, tapi entah dengan Jeno. Malam itupun aku memikirkan keadaan Jeno walau tidak terlalu peduli. Ingin sekali menyuruhnya tidur bersama di kamar ini. Tapi nyatanya aku kalah dengan egoku, aku memilih untuk tetap berdiam diri di kamar dan tidur.

Dan hingga pagi hari tiba, aku terbangun karena ponsel ku berdering dan terus berdering hingga membuat tidurku terusik. Aku bangun dan langsung mengangkat telpon ku.

[✔] Mianhae | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang