Pagi hari ini aku menyiapkan sarapan untuk anakku, seperti biasa. Aku menyiapkan sarapan, bekal untuknya, dan juga mengantarnya berangkat sekolah. Logan memang benar benar mirip seperti daddy nya, dia anak yang kuat dan juga anak yang sabar.
Aku bersyukur karena Tuhan tidak hanya memberikan kemiripan terhadap wajahnya saja, tapi juga sifatnya. Sifat Logan 90% mirip sekali dengan daddy nya. Merasa kehilangan tentu, tapi terkadang obat rinduku berada pada anakku, ketika aku sangat sangat merindukan suamiku, aku selalu memeluk, mencium, bahkan menangis di depan anakku saat dia tertidur.
Dia tidak pernah tahu, bahwa bunda nya ini adalah manusia paling brengsek di muka bumi ini. Aku tidak pernah menceritakan masa kelam ku pada anakku, aku pasti akan memberitahukannya tapi tidak sekarang. Aku belum siap jika anakku harus membenciku, sekarang aku sudah merasa sendiri sejak Jeno meninggalkanku, orang tuaku saja sibuk, bagaimana aku tidak merasa sendiri? berkunjung ke rumahku saja jarang, mereka hanya memberikan uang, uang, dan uang.
Bukan uang yang ku harapkan, aku hanya ingin suamiku kembali walau itu adalah hal yang paling mustahil untuk di wujudkan.
"bunda, jangan lupa minggu depan bunda harus hadir di acara sekolahku," celetuk anakku di tengah tengah makannya.
Aku menoleh ke arahnya, lalu tersenyum. Bisa ku pastikan aku akan datang ke acaranya, aku sudah gagal menjadi istri yang baik. Tapi aku tidak ingin gagal menjadi bunda yang baik untuknya.
"ya, bunda pasti akan datang. Kau harus tampil yang baik okay?" ucapku lalu mengusap lembut kepala anakku dengan sayang.
"Bunda tidak mau mengajak daddy menonton acaraku?" pertanyaan dari anakku sukses membuat senyumku menghilang seketika.
Lagi lagi dia membahas sang daddy, aku menyerah. Harusnya aku memberitahukannya bahwa daddy nya itu sudah tiada. Bodohnya aku malah bilang daddy nya pergi lama ke luar negri dan suatu saat akan pulang. Bodoh bukan? Ya, Lee Jaemin sangatlah bodoh.
"Daddy tidak bisa hadir sayang, biar bunda saja yang menghadiri acaramu ya?" tutur ku selembut mungkin lalu mencoba berusaha untuk tersenyum di hadapannya.
Logan cemberut, dia menundukkan kepalanya sedih, aku tahu, dia juga pasti ingin merasakan kasih sayang dari daddy nya. Tapi apalah daya, daddy nya sudah tiada pada saat dia masih di dalam kandungan.
"bunda, teman temanku selalu membawa daddy dan bunda nya pada saat ada acara tertentu, tapi kenapa daddy tidak pernah datang? aku ingin kalian berdua datang bunda.. aku mohon hanya sekali saja." permohonannya membuatku menatap sendu dirinya.
Jeno, aku menyerah. Aku tidak bisa membohongi anakmu lagi, kapan waktu yang tepat untuk memberitahukan kebenarannya? aku sangat sangat takut jika dia harus tahu kebenaran yang sesungguhnya. Aku terlalu takut.
"sayang, daddy mu sedang sibuk. Suatu saat kau akan bertemu dengan daddy mu, bunda akan mengajakmu di waktu yang tepat ya?" aku tersenyum sambil menatap anakku dengan wajah lirihku.
"bunda jangan menangis.. aku tidak akan membahas daddy lagi kalau bunda menangis seperti ini."
"tidak, bunda tidak menangis. Jja makan sarapan mu, habis itu kita berangkat ke sekolah. Bunda akan mengantarmu." ucapku lalu pergi ke kamar mandi.
Hah~ kalian percaya cinta bisa datang kapan saja? iya, aku mencintai Lee Jeno pada saat aku hamil Logan. Tapi egoku lebih kuat daripada cintaku.
Aku selalu menolak bahwa aku telah mencintai Jeno, tapi tidak dengan hatiku. Otak dan hati saling beradu ketika aku bersamanya pada saat itu. Otakku berkata bahwa aku tidak boleh mencintainya, di sisi lain hatiku selalu mendorongku untuk mencintai nya.
Bukankah itu pilihan yang sulit? ya tentu, aku kalah dengan egoku, aku tidak mendengarkan kata hatiku. Aku selalu menolak cinta yang telah hadir di dalam hidupku. Dan melawan semuanya.
Tidak ada kata menyerah bagi Jeno untuk membuatku mencintainya, bahkan sampai akhir hayatnya saja dia masih berusaha membuatku agar aku tidak terlalu bersedih menanggapinya.
Ketika usia kandungan ku sudah memasuki bulan ke empat, aku mulai merasakan cinta itu. Cinta dari hati yang tulus. Dan dengan bodohnya aku menentang itu semua, aku tidak akan pernah mencintai Lee Jeno!
aku menarik nafasku dalam dalam mengingat kejadian di mana aku baru pertama kali merasa mual karena sedang hamil muda pada saat itu. Aku lebih sering marah marah karena itu.
"huek! huek! arghhh! hamil muda ini sangat menyusahkan! bisakah aku menggugurkan nya saja?!" ketusku sembari menatap sinis Jeno yang setia memijat tengkuk leherku dengan sabar.
Jeno langsung menatapku lalu menggelengkan kepalanya, siapa yang tega untuk menggugurkan kandungan ini? biarpun ini hanya sebuah kecelakaan saja, tapi Tuhan sudah memberikan anugerah yaitu malaikat kecil yang sedang bersemayam di perutku.
"belikan aku mangga muda jika kau tidak mau aku menggugurkan kandungan ini." ketusku lalu meninggalkannya yang masih mematung terdiam di kamar mandi.
Jeno langsung bergegas pergi keluar untuk membeli mangga sedangkan aku memilih untuk beristirahat di kamar saja, ah-pada saat itu kepalaku sangat sangat pusing, begini ternyata hamil muda? kenapa harus aku? kenapa harus terjadi sebuah kecelakaan itu? bukankah ini adalah hal yang sial bagiku, itu pikir ku pada saat pertama kali aku mengetahui bahwa diriku sedang hamil.
Aku sama sekali tidak bersyukur atas kehadiran anakku, aku malah sering marah marah tidak jelas sehingga membuat Jeno benar benar menguji kesabarannya itu.
hingga usia kandungan ku memasuki bulan ke 4, aku sudah merasa mulai dekat dengan Jeno, malah aku banyak minta padanya. Memang tidak tahu malu orang sepertiku ini.
Aku mulai manja, sering merengek, bahkan aku rasa aku sudah mencintai Jeno, aku tidak pernah menyadari hal itu karena aku sendiri pun menolak masuknya cinta ke dalam hatiku.
Aku tidak pernah menduga, bahwa benci ku ini menjadi cinta setelah 1 tahun aku bersama dengan Jeno, tapi.. Cintaku masih terkalahkan oleh egoku, egoku memang terlalu kuat untuk melawan cintaku.
Lee Jeno, saranghae.
hah~
aku menghela nafasku kasar lalu akupun keluar dari kamar mandi untuk segera bersiap mengantar anakku pergi ke sekolah. Sekarang juga jam sudah menunjukkan pukul 06.30, waktunya Logan untuk pergi berangkat ke sekolah.
Di sepanjang perjalanan aku hanya terdiam sembari melihat ke arah luar jendela mobil. Diluar hujan, aku sangat benci hujan. Dialah yang membuat suamiku pergi selama lamanya.
Tidak tidak, akulah yang membuat suamiku pergi selama lamanya, bukan hujan. Ah aku ini bicara apa? semakin melantur saja.
Aku terkekeh pelan lalu menoleh ke arah anakku yang sedang berfokus pada jalan raya juga, aku sedang berfikir, kapan waktu yang tepat untuk memberitahukan kebenarannya pada anakku? aku bingung. Sangat sangat bingung.
Lee Jeno, saranghae. Aku tahu ini sudah terlambat, semuanya sudah terlambat, tapi aku akan tetap mencintaimu sampai kapanpun. Mianhae, lagi dan lagi.
###
vote sama komen nya kaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Mianhae | NoMin
Fanfiction[ COMPLETED ] ❝aku tahu ini sudah terlambat, maafkan aku Lee Jeno aku akan tetap mencintaimu sampai kapanpun.❞ [LEE JENO X NA JAEMIN] ⚠BIG NO SEBAR LUASKAN CERITA AUTHOR KE TIKTOK! ⚠BXB, YAOI, BL, NOMIN! ⚠tidak di sarankan untuk homophobic ⚠angst...