Aku duduk di sebelah anakku yang tengah makan, aku pun tersenyum padanya. Dia hanya menatapku dengan tatapan herannya. Entah kenapa aku tersenyum ya? nyeh aku tidak tahu.
"Logan ingin tahu tentang daddy tidak?"
Logan menoleh ke arahku, tatapannya pun berubah menjadi tatapan penasaran, dia pasti sangat penasaran bagaimana tentang daddy nya dan bagaimana keadaannya sekarang itu.
"tentu saja aku mau bunda.. aku ingin bertemu dengan daddy!" antusias nya.
Aku tersenyum lagi, lalu menganggukkan kepalaku sebagai jawaban aku akan menceritakan semua tentang daddy nya itu sekarang juga, tidak ada kata bohong lagi untuk itu. Aku akan mengatakan yang sejujurnya.
"selesaikan makanmu dulu." Logan menganggukkan kepalanya untuk menjawab ku, dia pun segera menghabiskan makanannya itu lalu menaruh piringnya di wastafel setelahnya pun menghampiriku lagi.
"sudah bunda." ucapnya.
Aku mengangguk lalu segera mengajaknya ke kamar untuk bersiap menceritakan semuanya tentang daddy nya itu, semoga saja dia akan paham apa yang aku maksud. Dia terlalu kecil untuk mengetahui hal ini, tapi mau bagaimana lagi? biarpun seperti itu dia harus mengetahui keadaan daddy nya yang sebenarnya. Aku merasa bersalah telah berbohong padanya, aku takut jika nanti dia akan membenci Jeno, padahal daddy nya itu sebenarnya sudah tiada.
Aku duduk di pinggir kasur lalu mengambil foto Jeno di laci, Logan pun segera ikut duduk bersamaku di sampingku di pinggir kasur. Aku tersenyum padanya, aku pun langsung memberikan foto yang berisikan daddy nya itu di sebuah bingkai.
Logan mengerutkan keningnya lalu segera mengambil foto itu, dia melihat baik baik foto itu. Mungkin dia berfikir kenapa foto itu sangat mirip sekali dengannya.
"apa ini daddy?" pertanyaannya sukses membuatku menatap foto Jeno yang sedang ia pegang. Aku tersenyum lalu menganggukkan kepalaku.
"daddy sangat mirip sekali denganku bunda.." lirih nya lalu menatap foto itu dengan mata yang berkaca kaca, aku menghela nafas kasar lalu mendekatkan tubuhku pada Logan untuk memeluknya dari samping.
"daddy mu itu sangatlah baik, dia baik pada semua orang terutama pada bunda." jelasku sembari mengusap usap lembut punggung anakku dengan sayang. Aku sedang berusaha merangkai kata bagaimana untuk menceritakan semuanya pada anakku saat ini juga.
Aku menangis sejadi jadinya saat dokter mengatakan bahwa nyawa Jeno tidak bisa tertolong lagi. suster membawaku menjauh dari mayat Jeno agar bisa ditindaklanjuti.
Seseorang menepuk pundakku dan ternyata itu adalah bundaku, bunda Yoona. Aku langsung bergegas memeluknya lalu menangis sejadi jadinya di leehe bundaku. Aku sangat sangat terpuruk sekali akan hal ini. Ini salahku, jika saja aku tidak menyuruh Jeno untuk tidur di luar pada malam itu dan tidak mengusirnya, mungkin Jeno masih sehat dan masih hidup sekarang.
Tapi apalah daya? Sekarang Tuhan telah merenggut nyawa Jeno, aku sudah kehilangan suamiku, selamat jalan Lee Jeno, aku akan selalu mencintaimu sampai kapanpun.
Jeno death at 07.37 A.M., March 28.
Setelah kejadian itu aku hanya terus melamun memikirkan bagaimana nasib anakku kedepannya nanti, apakah aku bisa mengurusnya sendiri tanpa Jeno? Siapa yang membiayai nya nanti? jika anak ini menanyakan soal daddy nya bagaimana?
Saat itu hanya Jeno yang selalu aku pikirkan, hanya Jeno lah yang selalu berada di kepalaku. Menghantui perasaan dan juga pikiranku, Jeno maafkan aku, lagi lagi aku meminta maaf.
"Jaemin, makanlah terlebih dahulu. Bayimu butuh asupan, sedari tadi siang kau belum makan." rayu Bundaku saat memasuki kamarku.
Aku berfikir saat itu, bolehkah aku menggugurkan kandungan ku saja? sudah tidak ada artinya lagi jika anak ini harus lahir tanpa daddy nya. Semuanya akan terasa hampa. Itu tidak berguna.
Tapi aku juga tidak tega membunuh anak ini, anak ini adalah anugerah, anugerah terindah yang Tuhan berikan setelah Jeno.
Aku hanya bisa menerima nasibku, menjalaninya dengan sabar walau semuanya berat. Semua orang ada di sampingku, mama mertua, papa mertua, bunda, dan juga ayah selalu berada di sampingku.
hingga aku melahirkan pun mereka yang mendampingiku, aku bergumam pelan, jika saja Jeno berada disini, pasti dia yang akan selalu memberiku semangat walau dia tidak bisa berbicara tapi setidaknya dia bisa mendampingiku 24/7.
"bunda sakit.." lirih ku saat aku merasakan kontraksi pada perutku.
"bersabarlah, operasi akan dilakukan pada pukul 9, kau atur nafasmu dengan baik ya." tutur bunda dan aku pun menganggukkan kepalaku kembali mengatur nafasku.
Aku melahirkan saat usia kandungan ku baru memasuki bulan ke 8, kontraksi yang tidak di duga. Ternyata anakku lahir prematur. Dokter bilang itu karena aku terlalu banyak pikiran dan juga beban. Hah~ sebenarnya tidak ada beban, aku hanya terus memikirkan Jeno, Jeno dan juga Jeno. Aku masih berharap suamiku itu kembali dan mendampingiku di saat saat seperti ini.
Aku reflek berteriak saat merasakan kontraksi yang intens pada perutku, itu benar benar sangat sakit, sakit sekali.. Tapi rasa sakit ini tidak sebanding dengan apa yang Jeno rasakan saat aku mencaci-maki nya. Saat aku tidak menganggapnya sebagai suamiku hingga akhir hayatnya.
Dokter melakukan operasi caesar pada pukul 9, aku tidak sadarkan diri hingga beberapa hari karena kekurangan darah. Aku kira aku akan menyusul suamiku, tapi nyatanya tidak. Aku masih bisa diselamatkan, mungkin aku masih diberikan hidup oleh Tuhan hanya untuk memperbaiki kesalahanku dengan cara merawat anakku, iya malaikat kecil Jeno.
"Lalu daddy kemana saat bunda melahirkanku?" pertanyaan dari Logan sukses membuatku menoleh ke arahnya, aku tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala anakku dengan sayang.
"daddy, sudah meninggalkanmu sebelum kau lahir sayang." ungkap ku sedikit ragu.
Logan hanya terdiam, mungkin dia masih mencerna apa yang aku maksud tadi, bisa jadi dia tidak mengerti apa yang aku maksud. Dia masih kecil, bahkan masih kelas 1 SD. wajar saja jika dia tidak mengerti apa yang aku maksud.
"maksud bunda daddy pergi meninggalkan kita? tapi kemana bunda? apakah daddy tidak mau bertemu denganku? bunda berkata bahwa daddy itu orang baik. Tapi nyatanya daddy sangat jahat, dia tidak pernah menemuiku." ocehnya tanpa henti.
Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, Jeno tidak jahat. Ini hanya sebuah kesalah pahaman saja, aku akan berusaha menjelaskannya lebih detail lagi. Aku akan membawa anakku ke makam daddy nya besok. Iya di hari ulang tahun Jeno.
"besok bunda akan membawamu untuk bertemu dengan daddy." finalku pada akhirnya.
Logan langsung menoleh ke arahku, aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku.
"benar ya bunda? besok kita akan bertemu daddy?"
"iya sayang."
chu!
"aku menyayangimu bunda." ucapnya lalu berlari keluar kamar, dia terlihat sangat senang. Dia belum tahu, daddy nya itu sudah tiada bahkan meninggalkan kita untuk selama lamanya.
###
bentar lagi end hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Mianhae | NoMin
Fanfiction[ COMPLETED ] ❝aku tahu ini sudah terlambat, maafkan aku Lee Jeno aku akan tetap mencintaimu sampai kapanpun.❞ [LEE JENO X NA JAEMIN] ⚠BIG NO SEBAR LUASKAN CERITA AUTHOR KE TIKTOK! ⚠BXB, YAOI, BL, NOMIN! ⚠tidak di sarankan untuk homophobic ⚠angst...