04. Sang Penggoda Datang

100 16 2
                                    

Nggak akan ada orang kegatelan yang berhasil jadi orang ketiga perusak hubungan kalian, kecuali di antara kalian ada yang menawarkan diri untuk bantu garukin 😂

______ ❤❤❤ ______

Setelah memastikan keran air telah ditutup, kompor di dapur sudah dimatikan, Hp dan dompet ada di dalam tas selempang warna hitam, dan mengunci pintu rumah. Rindu meletakkan bekal makan siang di dalam jok motor, dia akan mengantar bekal makan siang untuk Gavin ke kantor.

Entah ada apa dengan sikap Gavin yang menurut Rindu sangat aneh. Bagaimana tidak? Sangat jelas dia mengingat kata-kata suaminya yang memperingati untuk jangan datang ke kantor karena banyak laki-laki suka melirik Rindu, tapi tiba-tiba Gavin menghubunginya minta dibawakan bekal makan siang.

Rindu tiba di parkiran kantor setelah menempuh 20 menit perjalanan. Sebenarnya jarak antara kantor suaminya dan rumah tidak begitu jauh, hanya saja dia harus berhenti saat beberapa rambu-rambu lalu lintas yang dia lewati berwarna merah. Pak Lukman satpam yang ramah menyapa Rindu.

"Mau ketemu pak Gavin ya buk?"

"Iya. Jangan panggil buk, 25 tahun masih muda loh pak" jawab Rindu dengan nada candaan sambil membuka jok motor.

"Nganterin makan siang ya non?" Rindu menjawab pak Lukman dengan anggukan sopan.

"Ke dalam dulu ya pak"

"Iya non"

Karyawan yang melewati Rindu langsung menyapa perempuan itu dengan ramah. Pernikahan antara Rindu dan Gavin bukanlah sebuah pernikahan yang ditutup-tutupi. Bahkan orang tua Gavin sendiri yang mengundang semua karyawan untuk datang ke pernikahan Gavin dan Rindu, jadi semua karyawan sudah mengenal Rindu dengan baik.

"Pak Gavinnya ada?" Tanya Rindu pada karyawan yang mejanya lumayan dekat dengan pintu ruangan Gavin.

Perempuan itu mengangguk dengan senyum ramah.

"Langsung masuk aja buk"

Tangan Rindu berhenti di pegangan pintu, dari luar dia bisa mendengar suara dua orang yang sedang mengobrol.

"Lagi ada tamu ya?" Rindu berbalik pada karyawan yang tadi.

"Oh itu temennya bapak"

"Cewek ya?"

"Iya, kayaknya bapak butuh banget pertolongan ibu wkwk" kata perempuan bername tag Linda itu sembari terkekeh.

"Loh kok gitu?" Rindu mengernyit bingung. Bahkan sekarang dia menjauh dari pintu dan mendekat ke meja Linda.

"Temennya bapak ngajakin makan siang di luar, bapak udah nolak tapi masih aja  dipaksa sama siapa tuh namanya ya? Emm me Medusa siapa gitu namanya"

"Yang bener kamu namanya Medusa?" seingat Rindu Medusa itu makhluk mitologi seorang perempuan berambut ular.

"Lupa buk, pake sa gitu ujungnya. Ibu juga ngapain masih di sini? Itu suaminya lagi digoda loh buk"

"Bak buk bak buk, mbak atau kakak kek biar keliatan muda" Protes Rindu menjauh dari meja Linda. Linda hanya terkekeh dan melihat Rindu masuk ke ruangan atasannya.

Hal pertama yang Rindu lihat adalah seorang perempuan yang berusaha merangkul lengan Gavin, sementara laki-laki dengan kemeja putih itu memilih pindah tempat duduk yang lebih jauh dari perempuan itu.
Benar apa kata Linda. Teman suaminya ini adalah titisan Medusa, bahkan lebih ular dari pada Medusa.

"Pemandangan macam apa ini Gavin?" Rindu bersedekap di dekat pintu. Gavin langsung berdiri dan menghampiri Rindu penuh kelegaan.

"Sayang kok lama?" Gavin memeluk dan mencium puncak kepala Rindu. Perempuan yang masih duduk di sofa terkejut bukan main. Dia bersusah payah membujuk Gavin untuk makan siang bersama tapi Gavin dengan mudah memeluk perempuan lain di depan matanya.

Harta Tahta Kesayangan SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang