Prolog

10 3 0
                                    

Dalam ruangan bernuansa modern dengan sentuhan lembut warna pink itu terdapat seorang wanita yang sedang duduk terdiam berhadapan dengan cermin menatap dirinya sendiri penuh akan kemurkaan dan derita yang dialaminya.

Bagaimana pun, ia harus menikah diusianya yang masih 17 tahun. Tidak ada yang memihaknya, ia hanya ingin menjadi putri berbakti bagi kedua orang tuanya. Ia mengaku dirinya hanyalah seorang anak tanpa harus menolak atau bahkan menghilang dari permintaan terakhir sang ayah. Lalu apakah akan ada kebahagiaan untuknya saat ini?

Renata Syivana adalah wanita ceria, tidak ada orang yang tidak menyukainya saat pertama kali bertemu. Akan tetapi, selama hidupnya ia tidak pernah membayangkan akan menikah dibangku Sekolah Menengah Atas bahkan dengan orang yang tidak dicintainya.

Hidupnya penuh dengan kebahagiaan karena Petra yang selalu didekatnya. Ia bahkan merelakan kepergian sang ayah tercinta berkat kehadiran Petra dihidupnya. Ia tidak pernah merasa sendirian namun untuk yang pertama kalinya ia merasakan kegelisahan dan kebencian pada dirinya sendiri, ia tidak berani jika harus mengatakannya pada orang yang dicintainya.

Ia hanya terus mengutuk dirinya sendiri.

"Mengapa semuanya terjadi padaku!"

Renata hanya bisa menangisi dirinya, kehidupannya, cintanya dan harapannya.

Ia mencengkram kedua tangannya begitu kuat, sembari menahan air matanya yang hampir keluar.

"Ren?"

Renata menatap seseorang melalui cermin, seseorang dengan wajah yang mirip dengannya itu berjalan mendekat memakai kebaya lalu memeluk punggung sang putri tercinta.

"Ibu senang, Abian yang akan menjadi suamimu. Dia lelaki yang baik dan pasti bisa menjagamu Renata."

Renata hanya mengangguk pelan.

"Kamu akan bahagia, papa mu juga pasti sangat bahagia di atas sana."

Renata berdiri lalu memeluk sang mama, entah mengapa Renata bahkan tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Ia tidak merasa bahagia tetapi ia senang melihat ibunya tersenyum bahagia. Baginya kebahagiaan sang mama adalah prioritas utama.

Gayatri adalah namanya, wanita separuh baya yang berjuang sendirian untuk bangkit dari keterpurukan setelah kematian sang suami. Ia tidak rela mengorbankan Renata namun hanya itu yang bisa dilakukannya untuk menebus kesalahannya, dan lebih lagi adalah permintaan terakhir sang suami.

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Renata Syivana binti Hardianto dengan maskawin tersebut, tunai.”

"Para saksi, sah?"

"Sah, , ,"

Tidak banyak orang menghadiri akad nikah karena diselenggarakan tertutup dan privasi untuk menutupinya dari pihak sekolah.

Renata tidak menyadari air matanya keluar tanpa aba-aba, mendengar akad nikah begitu sangat menyayat hati. Mengapa harus menangis ditengah kerumunan orang-orang, bahkan saat Abian mengecup keningnya dan ia mencium tangan Abian.

Ia menahan diri meskipun ingin memberontak kepada siapapun yang melihatnya.

Namun baginya,

Semua telah berakhir.



SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang