"Brakk!"
Suara hentakan meja itu membuat mata semua orang menatap kearah Gita dan Fani. Bagaimana tidak, Gita masih merasa kesal pada siswa baru yang datang ke kelasnya itu, Abian mungkin akan menjadi musuhnya mulai hari ini.
"Ta, semua orang ngeliatin kita!"
"Apa lo semua liat-liat!!" Teriak Gita melototi semua orang yang berada duduk disekelilingnya.
"Lo masih kesel sama si anak baru itu."
"Lo gila, gimana bisa dia bilang kita ngga selevel kan anjir banget. Awas aja gue bakalan abisin tuh orang!"
"Katanya tadi lo bilang suka sama si anak baru itu!"
"Gue salah, ini nih kenapa kita jangan liat orang dari covernya. Sebenarnya nih ya tadi tuh gue cuma sengaja nguji si Renata."
"Maksudnya?"
"Ya lo tau sendiri kan gimana dia bisa selalu sama Petra tanpa adanya kepastian dari cowo yang disukainya itu."
"Iya juga sih. Apa mungkin Petra ngga suka sama Renata?"
"Ngga mungkin lah, mana ada sih cowok di sekolah kita yang ngga suka sama Renata, bahkan keliatannya anak baru itu punya tatapan beda."
"Maksud lo Bian suka sama Renata?"
"Lebih tepatnya dia pasti bakalan deketin Renata."
"Ta udah deh, jangan ngurusin orang."
"Renata itu teman kita fan, dan gue ngga bakalan biarin Renata jadian sama si cowok belagu itu!"
"Kita jomblangin dia sama Petra aja kuy!"
"Petra emang harus dikasih kode biar paham!"
"Haha, dasar cowok ngga peka!"
"Apa semua cowok kaya gitu ya?"
Petra yang berdiri sembari membeli minuman itu mengalihkan perhatian Fani.
"Panjang umur dah tuh, baru juga diomongin."
"Siapa? Petra?"
Fani mengangguk. "Lagi jalan ke arah sini pula."
"Hah?"
"Hai?" Sapa Petra menghentikan langkah kakinya.
"Oh hai juga Petra." Ucap Fani gugup sembari melambaikan tangan.
"Renata mana ya?"
"Oh Renata--"
"Masih dikelas, bilangnya sih nanti nyusul." Jawab Gita.
"Hmm makasih ya, gue ke Renata dulu."
"Sama-sama my honey." Bisik Fani.
"Hust!"
"Hehe kenapa Petra ganteng banget sih."
"Tuhkan bener."
"Apanya?"
"Dia suka sama Renata. Dan lo jangan berharap setinggi langit, orang kaya kita ngga bakalan dapetin bintang sesempurna Petra." Gita mengangkat kedua alisnya.
"Iya aku mah apa atuh cuma sebongkah upil!"
Gita tertawa terbahak-bahak.
***
Abian mendapati Renata begitu jauh dari apa yang dibayangkan, lalu bagaimana bisa ia mendorongnya untuk dapet menghargai dirinya.
"Renata?" Sapa Petra memasuki kelas. Langkahnya terhenti saat mengetahui Renata duduk disamping lelaki yang asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someday
RomanceUntuk memenuhi permintaan terakhir sang ayah, Ren harus menerima lamaran Abian meskipun keduanya masih berumur 17 tahun. Ren adalah primadona di sekolah, namun sejak Abian memasuki kehidupannya ia tidak pernah merasa aman karena Ren hanya mencintai...