#5. Jatuh

4 1 0
                                    

Dengan melaju lebih dari kecepatan biasa di jalanan yang sepi itu membuatnya merasa bebas tanpa adanya gangguan para penghuni bumi.

"BREMMM."

Suara gas motor terdengar disampingnya melaju mendahului Abian. Ia pun membalasnya dengan gas penuh menyalip motor yang ditunggangi orang yang memakai seragam yang sama dengannya.

Kedua motor itu pun saling menyalip bertaruh siapa yang lebih dulu sampai di sekolah.

Dengan kecepatan penuh keduanya masih memiliki kendali hingga Abian lebih dulu sampai dihalaman area parkir sekolah.

Ia pun membuka helmnya.

Semua orang yang berjalan melewati parkiran pun takjub melihat ketampanan yang dimiliki manusia yang satu ini. Termasuk orang yang berada di atas motor yang berhenti disampingnya.

Setelah melepas helmnya, ia ternyata juga termenung menatap Abian.

"Oh shit, bagaimana bisa dia lebih tampan dari gue!" Batinnya.

Abian mengedipkan matanya memperhatikan lelaki yang berada di sebelahnya itu.

"Eh, lo jago juga ya bawa motor!"

"Biasa aja bro."

"Jangan ngerendah gitu bro!"

"Lain kali kita taruhan gimana?"

"Oke, siapa takut."

Abian turun dari motornya setelah menatap dirinya pada kaca spion.

"Udah ganteng, masih juga ngaca! Definisi insecure ngga tau diri. Tapi diliat-liat mukanya bukan dari sekolah gue." Batinnya.

"Lo beneran sekolah disini?" Tanyanya terus terang.

"Iya. Lo kira ngapain gue pake baju sekolah yang sama kaya lo?"

"Iya juga sih, soalnya muka lo asing banget."

"Gue anak baru."

"Ah pantesan. Gue baru liat lo muka kaya lo gini nih."

"Itu artinya muka gue ngga pasaran!"

"Kepedean banget sih lo mentang-mentang ganteng, gue gini-gini juga banyak yang naksir."

"Ngga nanya."

"Huhh, untung gue orangnya sabar."

Abian melangkahkan kakinya namun langkahnya terhenti saat melihat Renata berjalan melewatinya.

"Woy, nama gue Bima."

Abian menoleh. "Hah?"

"Nama gue Bima, cowo paling ganteng disekolah ini. Dulu."

"Oh, gue Abian."

"Ehh Petra?" Panggil Bima.

Petra yang melihatnya pun segera menghentikan langkah kakinya.

"Tumben lo ngga bawa motor?"

"Masih di bengkel."

"Oh ya, kenalin temen baru gue, Abian namanya."

Petra menatap Bian dengan tatapan berbeda, aura mereka terasa semakin membara, lebih tepatnya aura dua orang yang beradu ketampanan.

"Udah kenal bro."

"Lah serius? Kok lo ngga kenalin ke gue sih, Tra."

"Ngga penting! Gue duluan ya."

"Eh tunggu, masa iya lo tega tinggalin sahabat lo yang baik end tidak sombong ini."

Abian memperhatikan mereka dari kejauhan, matanya terus menatap Petra yang terus membuatnya penasaran akan kedekatannya dengan Renata.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang