Apa fakta menyedihkan yang baru kamu pahami setelah menjadi orang dewasa?

9 1 0
                                    

Jawaban By
Dian Agustini


1. Kemiskinan adalah pembunuh mimpi paling kejam

Saya punya seorang kawan; pemimpi besar. Salah satu mimpinya adalah berkuliah di luar negeri.

Di sisi lain, ia berasal dari keluarga kelas bawah dengan banyak adik yang harus diberi makan.

Tak peduli seberapa rajin ia belajar, seberapa keras ia bekerja, seberapa cerdas dirinya dalam banyak pelajaran, semuanya berakhir dalam satu kalimat; mimpi itu tak pernah menjadi kenyataan.

Penyebabnya, "Tidak ada uang untuk tes bahasa Inggris, aku akan mencari mimpi lain untuk diwujudkan."

Realita memang sialan.

2. Kesendirian kosmik begitu menyiksa

Anda tahu seberapa besar manusia ingin dilihat keberadaannya?

Saya juga tidak. Sampai saya menemukan fakta bahwa manusia mengirimkan banyak sekali benda dan tanda-tanda ke ruang kosong di angkasa luas hanya untuk menunjukkan eksistensi mereka.

Pesan pertama dikirimkan pada 16 November 1974 melalui teleskop Arecibo di Puerto Rico. Tujuannya jelas, untuk terhubung dengan kehidupan cerdas di planet dan tata surya yang lain (jika ada).

Pesan ini sendiri dirancang oleh profesor Frank Cornell dengan masukan dari beberapa ilmuwan lain, seperti Carl Sagan. Pesannya sendiri sederhana, terdiri dari pola bilangan biner yang berisi informasi tentang bahan kimia dasar kehidupan, struktur DNA, lokasi Bumi di tata surya kita, dan bahkan sosok manusia.

Setelah itu, kita masih sering mengirimkan pesan-pesan ke luar angkasa. Hanya untuk mengatakan, "Kalian dimana? Kalian siapa? Kami ada di sini, tolong balaslah pesan ini jika kalian melihatnya," kepada entitas yang keberadaannya entah ada dan tiada. Kita mengirimkan lagu-lagu dari paus, ungkapan salam dalam 60 bahasa dunia, suara langkah kaki, lego, jam tangan, bahkan hal-hal sekonyol figur Buzz Lightyear dan lightsaber.

Intinya bukan hanya pada kesendirian, tetapi juga ketidaktahuan. Betapa sedikitnya informasi yang kita ketahui tentang alam semesta kita membuat kita takut apabila kesendirian itu tidak benar. Oleh sebab itu, kita terus mencari, mencari, mengais-ngais, bertanya-tanya dengan putus asa kepada luar angkasa gelap dan tidak terdapat-apa, "Apakah kalian ada di sana?"

 Oleh sebab itu, kita terus mencari, mencari, mengais-ngais, bertanya-tanya dengan putus asa kepada luar angkasa gelap dan tidak terdapat-apa, "Apakah kalian ada di sana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3. Kesepian bukan hanya tentang sendirian

Ketika saya masih kecil, saya selalu berpikir bahwa kamu hanya akan kesepian ketika kamu sendirian. Kesepian itu akan hilang ketika seseorang datang dalam radius yang tak kurang dari satu meter denganmu. Persis seperti pemahaman orang kebanyakan.

Sampai, di suatu siang setelah saya mendapat masalah dengan salah satu guru di sekolah menengah, saya menyadari bahwa itu sama sekali tidak benar. Saya merasa rendah sekali, sudut-sudut perasaan saya seolah kosong, seolah dunia tidak bersama dengan saya. Ironisnya, perasaan itu tidak mau hilang bahkan ketika saya berada di kerumunan orang. Fisik kami tak berjarak, tetapi semuanya terasa seperti fatamorgana, seolah semua tawa dan cerita-cerita yang masuk ke telinga saya tak ada yang nyata. Pada saat itu, saya merasa seperti makhluk paling asing di planet ini.

Saya mengira perasaan terasing itu muncul karena saya tidak cukup dekat dengan mereka. Sebab mereka tidak mengerti diri saya.

Sampai di suatu hari, saya menyadari bahwa perasaan terasing itu masih tak mau hilang meskipun saya sudah bersama orang-orang yang saya anggap sebagai orang spesial.

Mungkin itulah mengapa manusia membutuhkan figur-figur seperti Tuhan dan dewa-dewa. Ketika tak ada yang bisa mengakomodasi rasa kesepian dan kesendirian itu, Tuhan bisa mereka jadikan tempat bersandar.

Kesepian adalah epitome dari keberadaan.

4. Tidak ada yang peduli pada dirimu, kecuali ibumu

Ayahnya meninggalkannya ketika ia masih dalam kandungan, teman-temannya menjauhinya karena ia tak punya uang, beberapa orang datang untuk menjadikannya alat bersenang-senang, dan orang-orang di media sosial menganggapnya ratu drama karena ia menyuarakan seberapa lelah ia menjalani kehidupan.

Satu-satunya yang membuatnya terus bertahan adalah ibunya; yang terus menegaskan bahwa ia berharga meskipun seluruh dunia menolaknya.

Dia bukan saya, tetapi saya paham bagaimana rasanya. Tak ada yang bisa menerimamu melebihi cara ibumu mencintaimu.

5. Orang-orang senang dengan kematianmu

Jadi teruslah hidup. Jangan buat saya senang melihat satu lagi pecundang mencabut nyawanya sendiri.

6. Laki-laki mendekati perempuan untuk berhubungan seks dengannya, tak ada pilihan lain

Beberapanya memilih memerkosa, beberapanya hanya bertahan di mimpi-mimpi liar, beberapanya langsung diucapkan terang-terangan, dan beberapa pria yang cukup bertanggung jawab akan menunggu sampai waktu pernikahan.

7. Informasi adalah senjata terkuat

Si sialan ini bisa membunuhmu, pelan-pelan, dalam cara paling sakit dan tanpa belas kasihan.

Entah dalam bentuk fitnah, ataupun dalam bentuk informasi buruk dari orang-orang yang telah kau anggap baik.

Mungkin itu saja. Akan saya tambahkan kapan-kapan.

Terima kasih sudah membaca🌼

QuoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang