003 bingung mau cemburu pada siapa

65 6 3
                                    

Viory masih sibuk dengan pikirannya sendiri sambil sesekali melirik ke arah Gia dan Kenza yang tengah sibuk bercerita dan sesekali saling melemparkan senyuman terbaik mereka.

Dia memperhatikan wajah antusias Gia, apakah dia cemburu jika sahabatnya Gia juga memiliki teman dekat cewek selain dia?

Ataukah dia cemburu karena cewek yang akhir akhir ini dikaguminya, (sambil mengalihkan perhatiannya melihat ke arah kenza) dan dia malah ternyata telah berteman lebih dulu dengan sahabatnya Gia.

Apa yang sebenarnya dia kesalkan, siapa sebenarnya antara dua orang itu yang dia tidak sukai?

Membuat Viory uring uringan sendiri perasaan kesal, kecewa, kehilangan, kekosongan menyelimuti hatinya.

"Kak, kakak gak papa?" Tanya kenza yang dari tadi memperhatikan Viory yang uring uringan dan murung.

"Ah, iya ga papa kok" jawabnya sambil tersenyum yang terlihat jelas dia paksakan.

"Kek nya hujan udah reda nih, pulang yuk, udah sore juga" ucap Kenza sambil melihat Viory dan Gia bergantian.

"Yuk" ucap Viory langsung berdiri, karena juga sudah malas di sini.

Viory sengaja berjalan duluan ke kasir dan membayar semua tagihan kami, karena saat keluar bersama Gia pun juga Viory yang lebih sering membayar semua tagihan kami, gak tahu sih, mungkin karena kebiasaan aja.

Setelah selesai membayar aku menunggu mereka berdua di parkiran, dari kejauhan Viory melihat Kenza yang memiliki sifat ekstrover dan dengan mudah bisa bergaul dan akrab dengan semua orang, jiwa introver ku langsung menciut di hadapan mereka berdua.

"Ya mungkin aku memang tidak pantas bergaul dan bersahabat dengan orang orang keren seperti mereka" batin Viory.

"Kak, kok main duluan duluan aja sih" ucapnya sambil tersenyum.

"Ga papa kok" jawab Viory menyembunyikan ketidak senangannya.

"Kenapa vi?" Tanya Gia, karena melihat sesuatu yang tidak beres pada sahabatnya itu.

"Aku gak papa kok" jawab nya lagi mengelak.

"Ya udah, yok pulang, ucapnya sambil naik dan menghidupkan motor"

Di perjalanan

"Kamu kemana? Gak pulang?" Tanya Gia pada Kenza yang dari tadi mengikuti kami dengan motor nya.

"Mau ngantar kakak pulang dulu lah" ucapnya singkat, dimana senyuman indah tidak pernah lepas dari wajahnya.

Melihat tingkahnya yang begini, pikiranku mulai mengacau lagi.

"Ada apa dengan mereka, apa dia suka ya sama Gia" batin ku. "Tapi kan gak mungkin, mereka berdua kan cewek" tepis batin ku lagi.

Tapi aku merasa persahabatan ku dengan Gia saja audah di luar normal, walaupun kami tidak pernah melakukan hal-hal aneh ataupun yang lainya. Tapi tindakan Kenza kini menurut ku sudah terlihat sangat terang terangan dan berani.

Tapi anehnya aku malah berharap dia ataupun seseorang lainnya bersikap semanis ini pada ku.

Kadang ditengah malam, aku selalu mengalami perang batin dan berdebat dengan pikiranku sendiri, apa aku suka sama perempuan, kenapa aku senang di perlakukan spesial oleh sahabat perempuan ku, dan cemburu jika dia dekat dengan temannya yang lain.

Tapi sampai sekarang aku masih belum mendapatkan jawaban nya.

"Nih udah sampai, kamu pulang gih, selesai hujan gini dingin tau" ucap gia padanya perhatian.

"Iya gak papa, kakak masuk aja duluan" elaknya lagi.

Mendengar ini aku semakin tidak enak berada di tengah tengah mereka berdua, "apakah aku menganggu" batinku risih.

"Tuh, kak Vio udah kedinginan, kakak bawa dia masuk dulu, dari tadi aku kasihan melihatnya kedinginan" ucapnya sambil melirik ke arah ku.

Mendengar aku sedikit senang.

"Iya gak papa, kakak gak dingin kok, kamu pulang aja dulu, nanti takutnya hujan lagi, atau mau sekalian singgah" tawar ku, yang sudah mulai agak baikan dan duga berusaha masuk dalam pertemanan mereka, karena kek ya Kenza orangnya care juga ke semua orang gak hanya pada Gia.

"Gak kak, gak perlu singgah segala, aku pulang sekarang" ucapnya padaku sambil terus terusan tersenyum sangat manis.

Kenapa dia sangat suka tersenyum batinku.

"Ya udah, kalau Vio yang ngomong baru di dengerin" ucap Gia becanda.

"Haha, kakak bisa aja, dah aku pulang dulu"

"Iya bye," ucap Gia ingin mengas motor nya masuk pagar.

"Eh tunggu dulu, aku lupa, minta nomor kakak?" Ucapnya padaku.

"Hah nomor ku?" Tanya ku lagi tidak percaya.

"Iya siapa lagi, kan nomor kak Gia sudah ada" ucapnya sambil becanda.

Anaknya riang dan ceria banget.

"Iya, nih kamu catat aja" ucapnya sambil memberikan ponsel ku padanya.

"Ok kak, terimakasih, nanti aku chat ya" ucapnya sambil memberikan ponsel itu kembali pada ku.

Setelah itu dia berlalu pergi dan kami berdua juga masuk ke dalam kos.

Baru masuk ke dalam kamar aja, masuk notif dari ponsel ku.

Siapa ya batinku sambil melihat ponsel.

"Aku sampai kak, kenza"

Ternyata pesan masuk dari Kenza, benar saja dia langsung ngechat aku begitu dia sampai rumah.

"Kok cepat banget" balasku.

"Iya, tadi negebut aja, dingin soalnya"

"Yah, mangkanya dari tadi sudah di suruh pulang" balasku.

"Iya, tapi mau lama lama liar kakak berdua" jawabnya.

Aku sedikit ngeleg membaca pesan darinya. Ini maksudnya apa?
Kok dia pengan liar kami berdua berlama lama?

Membacanya aku sedikit kecewa, tapi baguslah, setidaknya kami berdua bukan hanya mau melihat Gia aja.
Karena dari tadi Viory sudah curiga jika Kenza suka sama Gia.

Tiba tiba handphone Gia bunyi di atas kasur.

"Gi itu ponsel kamu bunyi" ucap ku.

"Iya" ucaonya sambil berjalan ke arah kasur.

"Hallo"

"Hay kak, kok dari tadi tidak membalas pesan ku"

"Ah iya, sampai kamar tadi aku ke kamar mandi dulu, kamu udah sampai"

"Iya udah dari tadi"

Viory terdiam mendengar percakapan mereka berdua.

Tidak tahu kenapa hati nya terasa jatuh begitu saja dari tempatnya.


*Hay readers tercinta, selamat membaca, semoga kalian semua suka sama "pelangi cewek ganteng" ya, tuliskan pendapat kalian mengenai novel pertama aku ini di kolom komentar, Terimakasih atas dukungan kalian semua. 🥰🤗








Pelangi Cewek Ganteng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang