006 resah

64 3 0
                                    

Karena Vio terlalu banyak menghabiskan waktu di malam hari menelfon dengan Kenza, Tasya menjadi kesal sendiri setiap malam di tinggal Vio untuk nelfon.

Sampai Tasya memutuskan untuk berbicara langsung pada Viory, dia sengaja malam ini tidak tidur terlebih dahulu untuk menunggu Vio siap nelfon.

Samapi sang empunya masuk kamar dan dan melihat Tasya masih belum tidur.

"Kok kamu belum tidur?" Tanya Vio sambil mendekat.

"Vi aku boleh bicara gak?"

"Ya tentu saja" jawab Vio.

"Vio, kamu kenapa sih, keknya nelfon sama Kenza itu penting banget buat kamu?" Ucapnya langsung kepada Vio tampa basi basi, mungkin karena dia memang sudah sangat tidak suka.

Mendengarnya Vio sedikit terdiam, "apa aku sudah berlebihan" batinnya.
"Tapi kenapa dia terlihat sangat tidak suka" batinnya lagi.

Tapi Vio tidak tahu mau menjawab bagaimana pada Tasya, karena dia juga baru sadar jika dia telah terlalu hanyut berbicara di telfon sama Kenza setiap malam.

"Hmmm itu, sorry" hanya itu kata yang keluar dari mulutnya.

"Kamu ada hubungan apa sih sama dia?" Tanya Tasya akhirnya sudah tidak lagi bisa diam.

Lagi lagi, Vio hanya bisa diam. Karena dia sendiri bingung dengan sikapnya memperlakukan Kenza, begitupun sebaliknya.

"Tidak ada apa apa, apa yang kamu pikirkan?" Tanya Vio balik, karena tidak mungkin rasanya dia hanya diam, itu hanya akan membuat Tasya berfikir aneh-aneh tentangnya.

"Aku gak suka kamu tinggal tiap malam kayak gitu, aku aja sampai putus sama pacar aku gara gara setiap sama kamu, aku gak pernah angkat telfon dia atau pun balas chat darinya." ucapnya jujur.

Mendengar itu, Vio sama sekali tidak tahu harus merespon seperti apa, tidak tidak berani menduga duga sendiri apa maksud dari perkataan Tasya. Maupun untuk bertanya balik, dia benar benar tidak siap.

"Aku gak ada melarang kamu untuk merespon pacar kamu sya" ucapnya membela diri.

"Iya bener kamu gak ngelarang aku sama sekali, tapi aku mikir, kamu bakalan kesepian jika aku malah sibuk sama pacar aku, tapi lihat, kamu sama sekali tidak memikirkan aku" ucapnya dengan matanya yang sudah mulai berkaca kaca.

"Sya, maafin aku, gak gak maksud mengabaikan kamu" ucapnya memeluk gadis itu untuk menenangkannya.

Karena di peluk, akhirnya tangis Tasya yang dari tadi dia tahan pecah.

Tidak ada yang bersuara lagi, keduanya diam tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Viory yang bingung dengan sikap Tasya yang menurutnya sedikit berlebihan itu hanya diam, memendam tanya itu di hatinya.

Tapi jelas dia memendam dilema di hatinya, di satu sisi dia ingin terus berhubungan dengan Kenza, tapi lihat sahabatnya ini terlihat sangat tidak suka akan itu.

Tapi ya gapapa juga, karena hari mereka magang tinggal 3 haru lagi.

*Malam selanjutnya.

Telepon Viory sudah berbunyi bunyi dari tadi, tapi dia tidak enak untuk mengangkatnya.

"Angkat aja, tapi jangan lama lama" ucap Tasya yang juga menyadari jika dari tadi handphone Vio udah bunyi bunyi.

"Iya, benar ya" ucap Vio lalu mengangkat telepon dari Kenza.

"Kok lama banget ngangkatnya?" Tanya Kenza.

"Iya" ucapnya singkat sambil berjalan keluar kamar, karena suasananya agak kaku jika dia berbicara di dalam kamar.

"Kakak kenapa sih?" Tanya Kenza yang merasa sikap Vio agak sedikit berubah.

"Hmm gak papa kok" jawab nya agak ragu.

"Gak papa bilang aja" ucap Kenza lagi.

"Itu.., sepertinya Tasya gak suka klw aku nelfon sama kamu tiap malam" ucap Vio akhirnya jujur.

"Kenapa gitu? Mungkin dia cemburu" jawab Kenza enteng.

"Apa sih, kenapa malah perginya ke cemburu, mungkin dia gak suka karna gabut di kamar sendiri." Jawab Vio lagi merasa aneh atas apa yang dikatakan oleh Kenza.

"Terserah kakak aja" jawabnya lagi.












Pelangi Cewek Ganteng Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang