Part 9

1.4K 239 182
                                    

Happy memboco!
Jangan lupa follow aku, biar dapet notif cerita lain okay.







Sea menaruh gelas berisi teh hangat itu keatas meja dengan perlahan. Satu tangannya memegang perutnya dan yang satu lagi memegang pinggangnya yang terasa pegal.

"Tadi Mama kamu kesini sama siapa?" Tanya Devan menatap wajah manis Sea yang baru saja duduk di sampingnya. Sebelumnya, Sea sudah memberitahu Devan mengenai Mama nya yang berkunjung ke kontrakan mereka. Devan tentu saja terkejut, namun Devan senang karena itu artinya hubungan Sea dan mamanya sudah membaik, tidak seburuk yang ia pikirkan.

"Mama sendiri. Oh, iya! Aku tadi sama mama pergi kerumah sakit untuk cek kandungan. Nih, coba deh lihat." Sea menyodorkan sebuah foto hasil USG tadi siang.

Devan menerimanya dan fokus memperhatikan gambar hitam putih itu. Keningnya mengeriyit tidak paham. "Ini maksudnya gimana?" Tanya Devan kepada Sea.

Sea tersenyum kecil, jarinya menyentuh permukaan gambar USG miliknya. "Ini ada dua kan? Artinya anak kita kembar."

"Oh...Hah?" Devan sedikit tidak fokus, namun ia segera menyadari setelah mencerna ucapan sea dengan baik.

"B-beneran kembar?" Tanya Devantae memastikan jika Sea tidak sedang membohonginya.

"Bener lah, ngapain aku bohong. Kamu seneng kan?" Sea tersenyum bahagia melihat raut wajah terkejut Devan. Namun semakin di lihat-lihat wajah Devan bukan terlihat senang, melainkan sedih.

"Kok kamu sedih. Gak suka kalau anak kita kembar?" Tuduh Sea kala melihat wajah tak bersemangat Devan.

"B-bukan gitu. Aku cuma kaget aja. Gak nyangka kalau anak kita kembar. Kok bisa ya?"

Sea terkekeh kecil melihat wajah polos Devan. "Ya kan kamu yang paling kerja keras pas bikin." Setelah mengatakan itu Sea terlihat terkejut sendiri atas ucapannya yang membuat salah paham. sea sendiri tidak menyangka jika mulutnya selancar ini mengatakan hal yang sangat ambigu dan pasti akan langsung di mengerti oleh Devan.

Devan seketika memandang Sea dengan tatapan yang sulit diartikan. Apa hubungannya kerja keras dan anak kembar. Semua laki-laki juga akan bersemangatkan saat menggagahi pasangannya. Mengenai anak kembar, biasanya akan  didapatkan jika keluarganya memiliki  kembaran juga. Tapi yang membuat Devan tidak habis pikir adalah, Sea polosnya bisa mengucapkan kalimat yang membuat bulu halus di tangannya naik.

Sea sendiri merasa salah bicara, seharusnya ia menjaga mulutnya dari kalimat seperti itu. Lihatlah tatapan Devan padanya sekarang, menakutkan, seperti singa yang ingin menerkam mangsanya. Tidak ingin terjadi apa-apa, Sea segera mengalihkan pembicaraan.

"Em, itu...aku mau ke—"

"Eh, tunggu dulu!" Devan mencekal tangan Sea ketika dirinya akan pergi. "Duduk dulu!" lanjutnya dengan nada memerintah, membuat Sea tidak bisa menolak.

"Ada apa?" Tanya Sea polos, melupakan ucapannya tadi.

"Kamu nakal ya. Kita belum menikah, jadi jangan coba-coba pancing aku."

Sea mengangkat kedua alisnya seolah tak paham dengan maksud Devan. "Maksudnya apa?"

Devan tersenyum mengejek, lihatlah wanita di depannya yang sedang berpura-pura tidak mengerti ini.

"Jangan pura-pura. Aku tahu, kamu lebih paham dari aku," bisik Devan membuat bulu kuduk Sea ikut berdiri.

"Ih, apaan sih, Kak Devan!" Sea menjauhkan telinganya dan segera beranjak dari tempat duduknya. "aku mau tidur, bye. Selamat malam!"

Tanpa menunggu balasan dari Devan, Sea segera menutup pintu kamarnya. Sedangkan Devan hanya tertawa kecil melihat tingkah wanita hamil itu.




Young Parents✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang