Part 6

1.4K 235 81
                                    

Selamet memboco
Sampun buko nopo dereng...

Ada kah yang tahu cerita ini dari fb?



Devantae memenuhi ucapannya untuk datang ke mantan sekolahannya untuk menemui pelaku yang menyebarkan rumor palsu tentang Sea.

Kehadiran Devantae saat jam istirahat membuat para siswa-siswi dari berbagai macam kelas sedikit heboh. Hal itu wajar saja terjadi karena Devantae merupakan salah satu siswa yang populer di sekolah.

Irfan yang menyadari kehadiran Devan langsung bergegas menghampirinya.

"Kak Dev!"

Devantae menoleh ke asal suara, menampakkan tubuh kecil Irfan yang sedang berlari kearahnya.

"Dimana kertasnya?" Tanya Devan setelah irfan berdiri dihadapannya.

"Udah di copot sama Kak Della. Dia tahu kalau Kak Dev mau kesini."

"Berarti Della yang buat rumor itu?"

Irfan mengangguk. "Kayaknya sih iya. Soalnya dia paling panik pas tahu Kak Dev mau kesini."

Devan membuang nafasnya sedikit kasar. Jari-jari nya yang sedikit kaku langsung di renggangkan hingga bunyi kretakan tulangnya terdengar.

Irfan menelan salivanya susah payah, Devan terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya.

"Della dimana?"

"D-di kelasnya," jawab Irfan sedikit gugup.

Devantae berjalan kembali menuju kelas Della. Selama ia berjalan, dirinya menjadi pusat perhatian semua siswa-siswi yang ada disana. Devan tidak peduli dengan tatapan mereka yang mungkin tidak suka kehadiran Devan di sekolah ini. Namun kembali lagi, Devan datang untuk memberikan pelajaran bagi pelaku yang menyebarkan rumor palsu tentang Sea.

"DELLA!" teriak Devantae saat memasuki kelas Della.

Della yang duduk di pojokan langsung kaget hingga menjatuhkan pulpen yang ia pegang. Mata Della melotot takut dengan tangan yang gemetar.

"Sini, Lo!"

Della dan para siswa-siswi yang lain terkejut dengan ucapan Devantae. Karena yang mereka tahu, Devantae adalah laki-laki yang anti bilang Lo/gue. Devantae selalu berwajah manis dan menyejukkan. Namun sekarang? Devantae benar-benar menakutkan.

"Kak, aku salah apa?" tanya Della tidak mengerti.

"Lo, kan yang udah bikin rumor gak bener tentang Sea! Maksud lo apa, Dell!"

Della yang sangat ketakutan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Akhirnya Della menunduk takut dengan suara tangis yang lumayan kencang. Membuat orang-orang iba kepada Della.

"Malah nangis. Lo gak usah drama, Dell!" Devantae terlihat lelah melihat Della yang mulai mendrama.

"Udah sih, Kak. Della itu perempuan!" Salah seorang siswi membela Della.

Devantae menatapnya tajam. "Terus, gue harus terima kalau Della buat rumor palsu tentang Sea?"

Perempuan itu menggeleng. "Emangnya terbukti kalau Della yang melakukan itu?"

"Ya mangkanya gue dateng kesini untuk tanya ke Della. Tolol, lo!"

Devan mulai hilang kendali. Di saat orang yang ia cintai di hina oleh banyak orang, maka ia tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak berkata kasar.

Della mengangkat kepalanya dan menatap Devan dengan perasaan bersalah.

"Aku minta maaf, Kak. Aku cuma gak terima Kakak sama Sea. Padahal ada perempuan lain yang jauh lebih baik dan lebih cinta sama kakak dibandingkan Sea." Della mulai mengatakan yang sejujurnya kepada Devan. Di hadapan Devan, Della tidak bisa berbuat apa-apa selain mengakui perbuatannya.

"Hah? Memang ada perempuan yang lebih baik dari Sea?" Tanya Devan dengan nada mengejek.

"Ada. Aku orangnya."

Mendengar itu seketika Devantae tertawa keras. Bagaimana bisa Della berkata seperti itu. Orang baik tidak akan mengatakan dirinya baik.

"Dell, kamu kok gitu sih? Jadi kamu yang bikin rumor itu?" Gadis yang sekelas dengan Della itu tidak habis pikir dengan tindakan Della.

"Ini bukan urusan kamu! Lagi pula, aku gak sepenuhnya salah. Siapa tahu  Sea hamil sama orang lain. Kita lihat aja nanti, pas anaknya udah lahir." 

Ucapan Della benar-benar terlihat seperti orang bodoh. Beberapa siswa dan siswi merasa malu sendiri mendengar ucapan Della. Sedangkan Devan sudah sangat muak sekali dengan tingkah laku Della, tapi Devan masih sadar jika Della seorang perempuan. Jika Della laki-laki, pasti Devan akan menghajarnya habis-habisan.

"Dell, cukup. Cara ini bikin lo kelihatan bodoh," ujar Devan, menatap Della miris.

Della mengusap air matanya yang terus mengalir. Hatinya sangat sakit melihat Devan yang menyalahkannya.

"Laki-laki banyak, Dell. Gak seharusnya kamu mencintai orang yang tidak mencintai kamu. Apalagi aku akan menjadi seorang ayah. Rasanya, gak pantas Dell kamu masih kekeh mau—"

"Cinta gak salah kan? Tuhan juga ikut andil dalam menumbuhkan perasaan ini!"

Devan menggeleng dengan wajah sendu. "Itu nafsu, Della. Jangan cuma pakai perasaan, tapi pakai pikiran kamu juga. Tindakan kamu yang menjelekkan nama Sea demi mendapatkan perhatian aku, itu salah besar. Aku bukannya respect, tapi malah tambah ilfil ke kamu. Please, jangan kayak gini."

Della menggelengkan kepalanya. Ia tidak setuju dengan ucapan Devan. "Kak Devan jahat! Gak pernah paham perasaan aku."

Setelah mengatakan itu, Della berlari keluar kelas dan ketika dirinya melewati Devan, Della dengan sengaja menyenggol pundak Devan. Membuat laki-laki itu Sedikit terdorong kebelakang.

"Gila," ujar Irfan terheran-heran.

Devan membuang nafas pelan dan kembali mengarahkan pandangannya kepada siswa-siswi yang masih berdiri di sana.

"Dengar, semua rumor itu salah. Anak yang di kandung Sea adalah anak saya. Apa yang terjadi kepada Sea adalah murni kesalahan dan kebrengsekkan saya sebagai laki-laki. Jadi, Stop! Jangan hina-hina Sea lagi. Dia korban yang paling dirugikan. Kalau mau nyalahin, silahkan salahin saya dan hina saya sepuasnya. Tapi jangan ke Sea. Saya mohon pengertiannya dan saya harap dengan kejadian ini kalian bisa ambil pelajarannya. Jangan sampai kalian mengalami hal yang sama seperti yang saya dan Sea alami."

Para siswa dan siswi yang masih berada disana menyimak semua ucapan Devan. Mereka paham dan tidak akan mendengar rumor-rumor aneh lagi. Mereka sebenarnya respect kepada Sea dan Devan, hanya saja rumor yang di bawa oleh Della membuat mereka penasaran dan akhirnya menjadi berita panas disekolah.

Setelah Devan menyelesaikan kalimatnya, ia segera pergi meninggalkan kelas Della. Dan apabila  ia mendengar seseorang menghina atau menyebarkan rumor tidak jelas mengenai Sea lagi, maka Devan akan turun tangan langsung menghadapi orang itu.
















Part Besok Devan ketemu kakak nya Kepin🙂

Kuy follow aku karena setelah book ini selesai akan ada cerita baru lagi. Aku bakal lanjut ke F4 (non Vsoo) untuk Vsoo shipper sendiri aku akan tulis di book One Way Ticket ya.

Tenang, cerita ini part nya gak banyak kok.

.

.


Young Parents✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang