9

3 1 0
                                    

Flysa. Kini dia sedang mematung di dalam mobil. Teman-temannya, Sheyla dan Chyntya yang berada di kedua sisinya sedang menatap tajam seorang pria yang tengah duduk di jok depan, di samping supir.

"Lo ngapain ikut kita?" tanya Sheyla kepada pria itu.

"Lo mau nganterin Flysa kan?" Pria itu memberi petunjuk.

"Terus?" Sheyla kembali bertanya.

Pangeran menghela napas, "Pantes lo masuk kelas E, ternyata lo ngga sepinter yang gue kira" ucap Pangeran.

Flysa yang mendengar perkataan Pangeran mulai merasa jengkel "Apa?"

"Lo ngejek kita?" Imbuh Sheyla. "Kayaknya dia butuh dikasih pelajaran" lanjutnya.

Sheyla menarik seragam Pangeran seperti sedang tarik tambang. Di sisi lain Flysa menjambak rambut Pangeran.

Chyntya yang sedang bermain ponsel merasa terusik dengan tingkah laku mereka. Sheyla yang mengomel tak jelas, Flysa yang teriak-teriak sendiri, dan Pangeran yang meminta dilepaskan membuat suasana di dalam mobil begitu kacau.

Ditambah mobil yang bergoyang-goyang akibat kelakuan mereka yang membuat rawan akan kecelakaan.

"HEHHH, PLEASE STOP, KALAU MAU TAWURAN DI LUAR JANGAN DI DALAM MOBIL!!!!!" geram Chyntya.

"Iya non, nanti bisa-bisa tabarakan kalau mobilnya goyang-goyang terus" ucap pak sopir yang mencoba mengendalikan kemudi.

Sheyla dan Flysa melepaskan cengkeraman mereka. Dan mengibaskan rambut angkuh. Pangeran yang penampilannya sudah berantakan hanya bisa pasrah sembari memperbaiki penampilannya.

"Sa, sa kayaknya lo jadi terkenal deh" ujar Chyntya,  matanya tertuju pada layar ponselnya.

"Kenapa?" tanya Flysa tak paham.

"Nih" Chyntya menyidorkan ponselnya.

Flysa mengambilnya dan melihat apa yang dimaksud Chyntya. Di layar itu terpampang foto Flysa tadi pagi saat masuk kelas. Saat ia dibantu Pangeran untuk menuju ke sekolah.

"Kok ada foto gue sama lo? Pake diblur lagi muka lo" tanya Flysa. Pangeran menggindikkan bahunya tak tahu menahu.

"Iihh, gedut banget ya gue di sini?" khawatir Flysa.

"Lihat komentarnya" Sheyla mengabaikan pertanyaan Flysa dan menyuruhnya untuk melihat komentar tersebut.

Mereka Flysa terbelalak melihat komentar dari teman sekolahnya. Dirinya disebut centil, ganjen, dan sebagainya. Jelas jelas itu hanya sebuah kebetulan dirinya bertemu dengan Pangeran. Bahkan mereka sudah berteman sejak kecil, bukannya harusnya wajar kalau mereka sedekat itu.

Flysa hanya bisa terdiam karena kata kata yang menohok hatinya. Dirinya jadi tidak mood untuk melakukan sesuatu.

"Gausah dimasukin ke hati" ujar Pangeran.

Mobil dilanda kesunyian, beberapa kali Sheyla mencoba menghidupkan suasana tetapi, keadaan terlanjur suram terlalu dalam.

Sampai rumah Flysa, teman-temannya membatalkan untuk mampir dan memilih langsung pulang. Flysa memasuki kamarnya dan dan menjatuhkan dirinya di kasur dengan keadaan tengkurap. Tanpa ganti baju dan tanpa makan siang. Samar-samar terdengar sesegukan tangisan dari arah dirinya.

.

.

.

.

.

Dengan tanpa merasa bersalah, saya kembali dengan part yang pendek :)

JUNIOR HIGH SCHOOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang