6

18 6 2
                                    

"Lhoh, kaki lo diperban?" tanya Pangeran yang masuk ke UKS sambil membawa buku novel.

"Katanya sih biar cederanya nggak berkelanjutan gitu" ucap Flysa.

Pangeran hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil mendekati Flysa, lalu menyodorkan sebuah buku.

Biar nggak bosen katanya.

Flysa seneng banget dengan novel itu.

Sampai nggak pernah bosen membacanya berulang kali.

"Lo belom makan ya, mau gue ambilin bekal lo, sekalian tas lo?" tanya Pangeran.

"Terserah" Flysa menjawab singkat. Matanya tertuju dengan buku.

Pangeran langsung berlalu ke kelas Flysa mengambil tas Flysa lalu kembali ke UKS.

Pangeran membuka bekal yang sudah diambil dari tas Flysa di samping Flysa.

"Nih makan" Pangeran menyodorkan bekal yang dibukanya tadi.

"Oke" ucap Flysa. Dia masih fokus pada bukunya.

"Makan nggak atau gue suapin!" ucap Pangeran. Flysa langsung membuka mulutnya, tanda pingin disuapin.

"Heh, ma...makan sendiri" Pangeran memalingkan wajahnya.

Flysa berdecih lalu mengambil bekal yang disodorkan Pangeran. Pangeran memakan bekal satunya.

Mereka makan bekal bersama. Terkadang Flysa meminta bekal yang dimakan Pangeran. Juga sebaliknya.

Bel tanda istirahat berbunyi. Tiba-tiba UKS menjadi berisik gara-gara kedatangan sahabat Flysa dan Pangeran.

"Flysa, gimana keadaan lo?" Tanya Sheila.

"Nggak papa, udah mendingan" ucap Flysa sambil mengusap-usap lengannya.

"Oh, jadi ini yang namanya Flysa" ucap Revan. "Kenalin, gue Revan" Revan menyodorkan tangannya. Flysa menerimanya.

"Sejak kapan lo tau nama gue?" tanya Flysa.

"Tadi di lapangan ada yang teriak 'FLYSA' ya kan gue kepo" Revan meneriakkan nama Flysa pada kalimat itu.

Flysa berdecih sebal.

"Eh Sa, lo tau si Roy nggak?" tanya Sheyla. Flysa menggelengkan kepalanya.

"Ya ampun, Roy di kelas kita lo nggak tau?" tanya Sheyla yang dijawab dengan gelengan, lagi.

"Tadi tuh, pas di akhir-akhir permainan dia cool banget, dari kibasan rambutnya pas ngehindar, pas nglempar bola, pas lari, uihhh.....suka deh!" Sheyla menatap langit-langit sambil mengingat-ingat peristiwa tadi.

"Nggak kagum" ucap Flysa.

"Lo aja yang belom liat sendiri, kalo udah liat, pasti tergila-gila!" Ucap Sheyla.

"Eh btw, Lo kan nanti pulang naik sepeda, trus gimana dong?" tanya Chintya yang dari tadi hanya diam mendengar ocehan Sheyla.

***

Bel tanda pulang sudah berhenti. Siswa-siswi sudah berhamburan dari tadi.

Terlihat Flysa sedang di papah oleh kedua sahabatnya sampai di gerbang sekolah.
Sheyla melepaskan tangan Flysa yang sedari tadi dipegangnya.

"Sorry banget ya nggak bisa nganterin lo pulang, andai aja gue di jemput pake mobil, andai aja Chyntya dijemput trus nggak nebeng gue, gue pasti bisa nganterin lo!" Ucap Sheyla dengan nada lemah.

"Jangan bicara kayak gitu dong, gue merasa bersalah nih!" Ucap Chyntya sambil memainkan jari-jarinya.

"Udah deh nggak usah merasa bersalah kayak gitu" Flysa mencoba untuk memberhentikan rasa bersalah teman-temannya.

JUNIOR HIGH SCHOOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang