2

55 7 5
                                    

"Oke siapa takut" Flysa menerima tantangan itu. "Silahkan pergi duluan, nanti juga duluan gue yang sampe"

"Ngaco lu, Pangeran papan pengumumannya deket gerbang itu kan?" tanya Sheyla. 

Pangeran hanya menjawab dengan deheman yang artinya 'iya'. 

Sheyla dan Chyntya berlari di koridor itu. Mereka hanya tinggal lurus dan sampai di gerbang. Flysa juga lari di belakang mereka. Bukan berarti Flysa mengikuti mereka tetapi memang tujuannya lewat koridor itu. Pangeran mengikuti Flysa dari belakang.

Flysa berhenti di depan sebuah ruangan. Nafasnya tidak beraturan. Pangeran yang mengikutinya berusaha untuk mengatur nafasnya.

"Kok lo langsung tau kelas lo. Tadi udah sempet lihat denah ya?" tanya Pangeran sambil menebak - nebak. Pangeran berusaha bersikap tenang setelah berlari.

"Nggak lah, kalau gue udah lihat denah pastinya gue nggak bakal tanya sama lo" jawab Flysa. Nafasnya masih tidak beraturan.

"Trus?"

"Gue tadi sempet lihat papan ruangan lain, sebelah kiri ruangan lo kelas 7A, sebelah kanan kelas 7C, trus gue mikir pasti sebelah kanan 7C tu 7D, sebelahnya baru 7E sesuai abjad. Nggak mungkin kan kelas nya berpencar, kelas 7E di sana, kelas 7D di sana, kelas 7C di sana" Flysa menunjuk ke berbagai arah.

"Pinter juga lo" puji Pangeran.

"Iyalah, kalo nggak pinter nggak bakal di terima di sini. Baru nyadar ini orang" Flysa menimpali ucapan Pangeran. Pangeran tidak berkata apa-apa lagi. Flysa duduk di kursi panjang di depan kelasnya diikuti Pangeran.

"Lho udah sampe" Sheyla terkejut melihat Flysa sudah santai-santai duduk di depan kelas.

"Kan udah gue bilang, duluan gue yang sampe" Flysa membenarkan perkataannya tadi.

"Kok bisa, kan gedung di sini banyak" tanya Chyntya yang baru sampai.

"Makanya, kalau punya kepintaran, di pakai dong, jangan di sia-siakan" Flysa terlihat mulai sombong.

"Gara-gara lo nih nentuin arah aja bingung, jadi Flysa duluan kan" Sheyla menyalahkan Chyntya.

"Kok gue sih" Chyntya protes.

"Udah-udah, yang penting sampe di tujuan" Flysa mencegah terjadi keributan.

"Siap-siap upacara aja yuk" Sheyla mengajak Flysa dan Chyntya untuk siap-siap upacara. Mereka mengeluarkan topi upacara masing-masing dan memakainya.

"Sia-sia banget lo lihat pengumuman" ucap Pangeran.

"maksud lo?" tanya Sheyla.

"Lo baca pengumuman yang di sebelah denah nggak?" tanya Pangeran.

"Ogah banget baca. Udah panjang, kecil-kecil lagi" ucap Sheyla sambil memosisikan dirinya duduk di sebelah Flysa. Sheyla, Chyntya, dan Flysa sudah memakai topi upacara mereka.

"Emang kenapa?" tanya Flysa.

"Di situ dikatakan hari ini nggak ada upacara soalnya para guru ada rapat pagi sama tamu. Tapi bagi kelas tujuh tetep kumpul di lapangan, nanti osis yang membimbing. Mungkin keiling sekolah" jawab Pangeran.

"Ya kan artinya sama saja di suruh kumpul di lapangan, panas" ucap Flysa sambil mengibas-ngibaskan tangannya agar ada udara yang menyejukkan badannya.

"Bedanya nggak usah pake topi" ujar Pangeran sambil mengambil topi yang dikenakan oleh Flysa.

Flysa merebut kembali topinya untuk disimpannya kembali. Tapi Pangeran terlalu gesit. 

Pangeran langsung berdiri dan tangan yang memegang topi Flysa terjulur ke atas agar Flysa tidak dapat meraihnya. Flysa meloncat-loncat berusaha mendapatkan topinya kembali. 

Sheyla dan Chyntya hanya duduk sambil menikmati air minum yang mereka bawa.

"Woi bantuin dong" Flysa menyuruh kedua temannya untuk membantunya.

"Nggak mau ah, kita mau istirahat habis lari-lari, capek" ucap Chyntya sambil memasukkan topinya kembali dan mengeluarkan handphonenya.

"Sahabat apaan sih kita" Flysa mengomel. "Kembaliin nggak" perintah Flysa kepada Pangeran. Flysa masih berusaha meraih topinya. Sayangnya Flysa lebih pendek dari Pangeran, jadi susah untuk mengambilnya.

"Woi, kembaliin dong"

"Kembaliin nggak" Flysa melototi Pangeran. Pangeran menggeleng sambil mengangkat satu alisnya dan senyuman penuh kejahilan sudah ia tampakan dari tadi.

"Kembaliin nggak" kali ini Flysa melototi Pangeran sambil mencubiti perut Pangeran yang membuat tangan Pangeran turun secara otomatis untuk melindungi perutnya dari cubitan. 

Kesempatan itu diambil oleh Flysa untuk mengambil topinya, akhirnya Flysa mendapatkan topinya kembali.

"Lain kali nggak usah jail" Flysa memperingatkan Pangeran. 

Flysa berlalu masuk ke kelas untuk meletakkan tasnya. Ia meletakkan tasnya di bangku kosong dekat jendela. Flysa melihat keluar jendela. Tampak pemandangan taman yang menyejukkan.

"Hai" Flysa dikejutkan suara sapaan dari belakangnya. Dengan otomatis Flysa membalikkan badannya. Telah berdiri perempuan cantik yang tengah tersenyum kepada Flysa.

"Hai, kenalin gue Reyna" perempuan yang bernama Reyna itu mengulurkan tangannya ke Flysa.

JUNIOR HIGH SCHOOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang