Part 4 = De javu

303 54 9
                                    

HAI-HAI SEMUA ADA YANG MASIH SETIA GK NUNGGUIN CERITA INI UP

MAAFKAN AKU YANG BARU BISA UP YAH. UDAH LEBIH SEBULAN KAYANYA LUPA JUGA SIH HEHEHE NGGAK UP KARENA SIBUK SIDANG SAMA KERJA CARI CUAN BUAT BELI BAJU LEBARAN WKWK



OK SEKIAN CURHATAN HATIKU WKWK KALAU ADA YANG TYPO MOHON MAAF











💛HAPPY READING💛


Keesokaan harinya Nada kembali ke rutinitasnya yaitu kuliah. Dengan semangat yang di bawah rata-rata, Nada berjalan menuju kelasnya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan yang begitu membuat matanya sakit. Dengan langkah malas, gadis itu mulai mendekati segerombol gadis dan seorang laki-laki. Dengan santainya Nada menguap sambil merentangkan tangan yang membuat orang-orang tersebut terkejut dan menatap Nada tajam.

"Astaga kalau mau jual diri jangan disini dong. Tempat ini tuh untuk menuntut ilmu," ucap Nada yang membuat segerombol gadis itu menggeram.

"Lo kalau punya mulut di jaga yah, jangan asal ngomong lo," ucap salah satu gadis.

"Gue nggak asal ngomong kok. Lo ngaca dan lihat penampilan lo, lebih terlihat sebagai pelajar atau wanita haus akan belaian?" tanya Nada sarkas.

Sementara laki-laki yang tak lain adalah Malik hanya diam memperhatikan perdebatan di hadapannya.

"Misi, kalian menghalangi jalan," ucap Nada yang langsung pergi meninggalkan orang-orang itu. Tanpa banyak kata, Malik juga pergi ke ruangannya.

***

Saat ini Nada sudah duduk anteng di kursinya dengan telinga yang tersambung dengan earphone. Nada terkejut karena tiba-tiba seseorang menyodorkan camilan ke arahya. Nada pun menoleh dan mendapati seorang gadis bermata sipit tersenyum ke arahnya.

"Makin hilang dah itu mata," ucap Nada yang membuat gadis itu terkekeh.

"Mau?" tanya gadis itu.

"Nggak, lo aja," jawab Nada. Lantas gadis itu kembali memakan camilannya.

"Nama kamu siapa?" tanya gadis itu.

"Nada," jawab Nada.

"Kenalin nama aku Theresia Avilla, panggil aja Villa," ucap gadis itu yang hanya mendapat anggukan dari Nada. Saat Villa akan kembali bertanya, Malik memasuki kelas yang membuat gadis sipit itu mengurungkan niatnya dan memasukkan kembali cemilannya ke dalam laci.

"Assalamualaikum dan selamat pagi," ucap Malik memasuki kelas.

"Waalaikum salam, selamat pagi Pak," jawab seisi kelas.

"Di sini saya mengantikan tugas Pak Fino dikarenakan beliau cuti untuk meneruskan pendidikan S3 di luar negeri. Apa saya perlu memperkenalkan diri?" tanya Malik yang membuat penghuni kelas hanya diam karena takut melihat wajah Malik.

"Ya perlu, emangnya anda presiden yang harus di kenal semua orang?" tanya seorang gadis yang membuat atensi penghuni kelas mengarah ke arahnya.

"Kok kaya de javu yah," batin Malik.

"Kalau ngomong yang sopan, saya dosen di sini," ucap Malik datar.

"Bagian mana saya tidak sopan dengan anda? 'kan tadi anda bertanya, ya saya menjawab pertanyaan anda," ucap Nada menatap Malik. Malik pun menghela napas dan langsung berkata

"Baiklah kalau begitu, perkenalkan nama saya Malik Dzaki Prasetyo."

"Apa dia orang di maksud papah dan Kak Gavin. Sejak bertemu gue merasa nggak asing sama orang ini," batin Nada.

"Saya dosen pengganti kalian. Saya mempunyai kontrak perkuliahan untuk kalian yang di mana kalian harus datang tepat waktu untuk mata kuliah saya. Terlambat satu menit silakan keluar saya tidak menerima alasan apapun. Begitu pun dengan pengumpulan tugas," ucap Malik yang membuat seluruh penghuni kelas terdiam.

Brrakk

"Ini kuliah bukan kelas militer. Semua dosen juga pasti akan mentoleransi keterlambatan maksimal lima belas menit. Anda kalau buat peraturan mikir dikit dong," ucap Nada emosi.

"Itu dosen lain bukan saya, kalau kamu tidak suka jangan masuk kelas saya karena bukan saya yang rugi," jawab Malik yang membuat napas Nada naik turun karena emosi.

"Sudah Nad, Pak Malik memang terkenal akan kedisiplinannya. Jadi, jangan heran sama kontrak kuliahnya," ucap Villa pelan seraya mengelus lengan Nada.

"Baiklah, tapi jikalau suatu saat anda terlambat masuk kelas walau satu menit, saat itu juga anda harus KELUAR dari kelas dan absen kelas kami tetap masuk," ucap Nada yang membuat Malik terdiam. Nada pun tersenyum miring melihat ekspresi Malik yang tidak dapat berkata-kata

"Gelar doang S3, tapi pikiran kok dangkal."

***

Setelah perkuliahan yang telah selesai beberapa menit yang lalu, Malik memutuskan untuk langsung pergi dari kampus dikarenakan dirinya sudah tidak mood karena kejadian tadi. Malik pun memutuskan untuk pergi ke kantor mengingat ada satu berkas yang harus ia selesaikan. Sesampainya laki-laki itu di kantor, semua karyawan dan karyawati langsung mengalihkan atensi mereka sejenak dan memberi hormat pada CEO itu.

Malik pun membalas dengan anggukan saja dan langsung memasuki lift dan menuju ke ruangannya. Sesampainya di lantai paling atas, sudah terlihat Pandu yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Pandu, ke ruangan saya sebentar," Pandu pun sedikit terkejut dengan kedatangan Malik dan tanpa membuang waktu ia segera menyusul Malik yang sudah lebih dulu masuk.

"Mana satu berkas yang kamu bilang kemarin?" tanya Malik.

"Sebentar Pak," Pandu pun keluar untuk mengambil berkas di mejanya.

"Ini Pak," Pandu menyerahkan berkas itu pada Malik. Malik pun mulai membaca berkas tersebut. Melihat Malik yang fokus, Pandu pun perlahan undur diri. Namun, belum sempat memegang gagang pintu, sebuah pertanyaan membuatnya terdiam.

"Kenapa Nada tidak ingat dengan saya?"

BERSAMBUNG. . .

PASTI ADA SEBAB DONG KENAPA NADA BISA LUPA HEHEHE. PENASARAN? YA TUNGGU AJA KELANJUTANNYA HEHEHE

JANGAN LUPA BACA, VOTE, DAN KOMEN YANG BANYAK 😄😄



TERIMA GAJAH😄😄
28 APRIL 2022

Momentum [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang