Malvin beserta ketiga sahabat nya yang lain kini sedang menunggu di depan ruang bk dengan perasaan khawatirnya masing-masing. Mereka dibuat tak tenang, padahal sudah hampir setengah jam mereka menunggu namun Aska tak kunjung keluar juga dari dalam ruangan itu.Erlangga berdecak samar, sejak tadi dia dibuat pusing sendiri ketika melihat Malvin yang terus saja mondar-mandir seperti setrikaan.
"Malvin, Lo bisa duduk gak sih? Pusing gue liatin lo mondar-mandir terus kayak gitu." Erlangga menatap wajah sahabatnya iti sedikit kesal.
Malvin langsung menatap wajah Erlangga cemas. "Mereka lagi ngomongin apa ya di dalem? Lama banget perasaan."
Gavin menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "Lagi ngomongin masa depan mereka! Ya ngomongin soal berantem tadi lah, bego lu!"
Bian menyenggol siku Gavin sedikit keras. Hingga membuat pemuda itu menoleh dan menatap tajam kearah Bian.
"Apaan?!"
"Bercanda lo gak lucu."
"Siapa yang bercanda?"
"Ya elo lah, siapa lagi?"
Gavin memutar bola matanya malas. "Gue gak lagi bercanda yah! Sembarangan lo!"
Bian menghela nafasnya panjang. Tidak ingin memperpanjang masalah, Bian memutuskan untuk diam dan mengalah. Sedangkan Gavin? Pemuda itu kembali diam sembari sesekali mengintip melalui kaca jendela ruangan itu.
"Aska pasti bakalan abis setelah ini."
Perhatian mereka kini tertuju kearah Malvin yang terlihat menatap lurus dengan tataoan menerawang.
"Maksud lo?" Bian yang tidak faham pun lantas bertanya apa maksud dari ucapan Malvin.
Gavin dan Erlangga pun sama bingung nya dengan Bian. Namun, keduanya memilih diam sembil terus menunggu jawaban dari Malvin.
Sedangkan Malvin? Pemida itu langsung menggelengkan kepala nya pelan. Tidak tau harus berkata apa kepada mereka bertiga.
"Kita doa'in aja semoga dia gak mati."
Jawaban Malvin semakin membuat kening mereka mengerut bingung.
"Apaan sih? Mati gimana maksud lo?" Tanya Gavin masih tak faham.
"Kalo ngomong itu jangan setengah-setengah, bisa?" Kata Erlangga.
"Tau, gak jelas lo!"
Malvin menghembuskan nafasnya gusar. Baru saja dia ingin menjelaskan kepada mereka bertiga. Namun, ucapan nya terhenti kala dia melihat Aska yang keluar dari ruang BK dengan raut wajah datarnya.
"Ka!"
Mereka berempat langsung berlari menghampiri Aska.
"Lo gak di apa-apa'in kan sama Bu Gendis?" Tanya Bian khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laskara [On-going]
Teen FictionKetika anak broken home dipertemukan dengan sosok wanita sederhana yang harus rela bekerja banting tulang untuk menghidupi keluarga kecil nya. Aska-- atau lebih tepatnya Laskara Arlandra Bimantara adalah putra sulung dari Prayoga Bimantara, seorang...