7. Laskara Arlandra Bimantara

208 64 119
                                    

Tap, Tap, Tap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tap, Tap, Tap

Wanita paruh baya itu melangkahkan kaki nya memasuki ruangan bernuansa putih itu. Dia menyunggingkan senyum tipis dengan kedua mata yang terlihat berkaca-kaca ketika netra nya menatap kearah pemuda tampan yang saat ini masih memejamkan matanya di atas brankar rumah sakit.

Sesampai nya dia disana, wanita paruh baya itu langsung menggenggam hangat tangan pemuda itu yang bebas infus. Sesekali dia juga terlihat menciumi tangan pemuda itu. Hatinya terasa lega ketika sosok berjas putih tadi mengatakan bahwa keadaan pemuda itu sudah kembali stabil setelah tadi keadaan nya sempat dinyatakan kritis.

Dan kini pemuda itu sudah dipindahkan keruang rawat inap beberapa saat yang lalu.

"Cepet sembuh yah, mamah kangen Gara..." Astina berucap lirih sembari terus menggenggam tangan Anggara hangat.

Dia juga terlihat mengulur kan tangan nya untuk mengelus lembut pucuk kepala pemuda itu.

Sedetik kemudian, Astina langsung mengedarkan pandandangan nya mencari seseorang. Dia baru saja menyadari bahwa sejak dari tadi dia tidak melihat keberadaan Artan. Kemana dia pergi?

Dring!

Artan?

Nama itu tertera di layar ponsel genggam nya. Tak ingin membuang waktu, Astina langsung menggerakan jari jemarinya untuk membuka pesan yang sudah dikirim oleh Artan beberapa menit yang lalu.

Artan
Tante Tina Artan pergi keluar bentar ya,
Maaf tante Artan nggak sempet pamit tadi.

Astina menghela nafas panjang. Dia tidak bisa menyalahkan Artan yang menghilang secara tiba tiba. Mungkin saja Artan sedang terburu-buru saat itu, hingga dia lupa meminta izin terlebih dahulu kepada nya.

Iya gapapa sayang
Hati-hati dijalan yah...

Artan
Siap tante
Jangan lupa makan yah,
Love you tante Artan sayang tante

Astina terkekeh pelan ketika dia membaca balasan yang dikirim oleh Artan. Setelah itu dia kembali meletakan ponsel genggam nya diatas nakas yang berada tepat disamping brankar Anggara.

Astina kembali menggenggam hangat tangan putranya, sembari membisikan sesuatu tepat di samping telinga Anggara.

"Mamah sayang Gara"

▪▪▪▪||▪▪▪▪


Sementara di sisi lain, kondisi Aska? Pemuda itu masih dalam keadaan yang sama. Bahkan kini matanya pun sudah terlihat sembab, mungkin karena dia terlalu lama menangis?

Laskara [On-going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang