ex, sunghoon

empat

sebelum tragedi maaf-maafan.

"gue merasa nggak enak aja sama kina, apalagi gue sadar kalau ucapan gue pas itu nggak seharusnya gue ucapkan." jelas sunghoon.

jake, selaku tempat curhat sunghoon kali ini mengangguk. ia paham maksud sunghoon, tapi ia juga melihat maksud lain dari perbuatan sunghoon ini.

"yakin cuman karena nggak enak? nggak ada perasaan yang lain?"

sunghoon menaikkan alisnya sebelah, agak kaget sama pertanyaan jake barusan. si pelempar pertanyaan cuman tetawa.

"mau sampai kapan lo bohong sama diri sendiri? gue tau lo masih sayang sama kina kan? kejar lagi, hoon. kasih dia penjelasan yang lebih jelas, kalian perbaiki lagi hubungan kalian tapi pelan-pelan. gue yakin bisa."

"tapi gue udah punya felya."

"lo suka sama felya? sayang felya?" pertanyaan yang lagi-lagi berhasil membuat sunghoon pusing.

ia juga tidak tau apa yang ia rasakan sekarang.

"sekarang gue tanya, kenapa lo mau pacaran sama felya kalau lo nggak sayang bahkan nggak suka sama felya, hoon?"

"terpaksa. felya itu mantannya heeseung, semenjak heeseung putusin felya, felya curhat sama gue mulu, gue kasian aja."

"felya mantannya heeseung? wah gila ya lo?" nada bicara jake terdengar agak menyeramkan sekarang, bahkan sunghoon meringis.

"sekarang lo pilih, putusin felya kejar kina lagi, atau tetap sama felya biarin gue yang kejar kina?"

sunghoon mendonggak, menatap jake bingung.

"maksud lo?"

"gue suka sama kina. jauh sebelum lo sama kina pacaran, tapi gue biarin lo yang dapat kina. karena gue pikir kina bakal baik-baik aja sama lo, gue liat kina senang kalau sama lo. tapi ternyata gini."

sunghoon terdiam, mencerna perkataan jake lalu menyela. "gue bakal perjuangin kina lagi."

"selesaikan dulu hubungan lo sama felya, ingat, baik-baik. jangan sampai ada salah paham, gue nggak mau kalau kina kenapa-napa lagi. atau gue yang maju perjuangin kina."

kina direbutin cogan.