lima

416 63 3
                                    

"minta maaf doang?" kina melotot mendengar ucapan sera, cewek yang lagi ditatap cuman menaikkan bahunya acuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"minta maaf doang?" kina melotot mendengar ucapan sera, cewek yang lagi ditatap cuman menaikkan bahunya acuh.

"kalau gue sih nggak cukup, harusnya lu tampar dulu baru lu maafin." lanjut sera lagi.

kina dan anna hanya menggeleng, sera anaknya memang lumayan keras. kalau ada yang kurang baik sama dia atau di sekitarnya, ia pasti memikirkan balas dendam dulu. walaupun masalahnya bisa diselesaikan secara baik-baik.

"lu kriminal apa gimana sih? jahat banget." ucap anna.

sera lagi-lagi cuman menaikkan bahunya acuh, kembali meminum es yang ia pegang. sekarang kina terdiam, memikirkan apa maksud sebenarnya kelakuan sunghoon.

"tapi ya udah sih, kalau emang sunghoon merasa bersalah kan bagus? berarti bisa ngaca juga itu anak." sera. lagi lagi sera.

"sunghoon nggak sepenuhnya salah."

bukan, bukan sera yang berbicara seperti itu. tapi kina. membuat anna maupun sera mengerutkan dahinya bingung.

"gue juga salah di sini, cuman nggak keliatan aja. jadi ya, nggak sepenuhnya salah sunghoon kan?" ucap kina lagi.

"lu belain sunghoon nih?"

"ng-"

"lu nggak ingat kejadian waktu lu smp?"

mulut sera memang terkadang membawa sakit hati, bukan kadang, memang kebanyakan bikin sakit hati.

kali ini kina kembali tertohok mendengar ucapan sera. kejadian dua tahun yang lalu kembali terulang di kepalanya. kejadian memalukan yang membuat ia sangat malu.

"kok lu jadi bahas itu sih, ser?" kali ini anna turun tangan, cewek yang asik makan itu mengakhiri sesi makannya mendengar sera yang berucap kesana sini.

"gue bukan mau memperkeruh suasana. cuman diingat aja gimana kejadian dua tahun yang lalu, jadikan pelajaran." sera menatap kina yang sedang menatapnya dengan tatapan kosong.

"kina, lu hampir melakukan hal yang sama persis kejadian dua tahun yang lalu."

"jangan gitu juga ngomongnya, seraphina."

"ya terus gimana annastasya?"

anna terdiam, memilih diam lebih tepatnya. kalau ia balas lagi yang ada mereka malah berantem sekarang.

"orang tuh kalau disuruh sadar pake cara lemah lembut nggak bakal sadar, harus dikerasin dulu baru mau sadar. tapi kina nggak tau deh sadar apa nggak."

"gue tau lu temannya kina, tapi nggak gini juga anjir caranya. justru lu teman akrabnya masa nggak tau cara bikin kina sadar?" saut amara yang baru aja melepaskan aerphonenya.

cewek yang daritadi keliatan tidur itu akhirnya membuka suara, muak dengan suara bising yang entah membahas apa. awalnya amara nggak peduli, tapi karena mengganggu jam tidurnya, jadi ia memilih untuk bersuara.

"sorry gue berkesannya ikut campur, tapi suara sera mengganggu banget gue mau tidur." ucap amara lalu kembali memakai aerphonenya dan menelungkupkan wajahnya diatas meja.

sera cuman terkekeh lalu pergi ke bangkunya, meninggalkan kina dan anna yang masih diam.

sera cuman terkekeh lalu pergi ke bangkunya, meninggalkan kina dan anna yang masih diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hai, kinasha." sapaan jake sembari menyamakan langkahnya dengan kina yang membalasnya dengan senyuman.

jake menatap kina sekilas, merasa ada yang nggak beres dengan cewek di sampingnya ini.

"ada masalah?" tanya jake pelan, berusaha nggak menyinggung kina.

namun siapa sangka, kina malah mengangguk pelan, mengiyakan pertanyaan jake barusan.

"masalah hati, jake."

"waduh berat nih kalau bawa-bawa hati. but, you're okay?"

"not all sih, mana habis adu mulut sama sera."

jake tertawa pelan, "what? apalagi yang sera bilang?"

"nasihatin sih, cuman kalimatnya agak gimana gitu. i'm fine, tapi lumayan sakit."

"anak itu astaga."

kina hanya tersenyum kecil. setelahnya jake membawa beberapa topik pembicaraan ringan agar kina nggak terlalu pusing memikirkan perdebatan kecil dengan sera tadi.

ditengah senyum dan tawa diantara keduanya, kina yang daritadi hanya fokus kepada jake kemudian mengalihkam fokusnya.

tepat saat jake bertanya, "kina, mau balik bareng nggak?" kina awalnya ingin berkata nggak, karena ia mending pesan ojol daripada merepotkan temannya.

namun entah kenapa, mata kina menangkap pemandangan yang cukup mengagetkan dirinya. ah, harusnya nggak perlu kaget.

apalagi kalau bukan sunghoon dan pacarnya, felya yang sedang bergoncengan. dengan posisi felya memeluk sunghoon erat.

kina merinding, otaknya memutar kenangan dulu ia bersama sunghoon. dulu itu tempatnya.

jake yang berada di samping kina sadar kok kalau kina daritadi menatap kearah sunghoon dan felya. entah mengapa juga, jake merasa miris dengan dirinya sendiri.

melihat kina yang sepertinya masih menyimpan sisa rasanya. ya mau gimana lagi, move on bukan suatu hal yang mudah kan?












































kina dilema dilema mau move on apa kagak tapi kalau kata gue sih mending move on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kina dilema dilema mau move on apa kagak tapi kalau kata gue sih mending move on. mantan aja udah sama pacar baru masa situ belum move on.

ex, sunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang