VII

54 11 2
                                    

  Setelah diijinkan keluar dr rumah sakit, kedua orang tua (name) memutuskan untuk membawa putri semata wayang mereka untuk pulang kerumah dibandingkan harus melanjutkan study tour karena khawatir.

Sesampainya dirumahpun (name) masih disuruh untuk istirahat total. Agak berlebihan memang mengingat kondisi (name) yg sebenarnya baik baik saja, namun orang tua (name) memang pada dasarnya sangat overprotektif. Jadi selama seharian ini (name) hanya tiduran di kasurnya dan berguling kesana-kemari atau membaca manga. Tiba-tiba (name) teringat pada Osamu, dan teringat dia belum menghubunginya. Akhirnya (name) memutuskan untuk mengirim chat pada Osamu.

'Konnichiwa Osamu, ini aku (name)'

Tak lama setelah (name) mengirim pesan, sudah ada pesan balasan dr Osamu.

'cepatnya' batin (name).

'Konnichiwa, bagaimana kabarmu sekarang?'

'Aku baik, maaf merepotkanmu waktu itu, dan terima kasih karena sudah menolongku'

'Tidak masalah, senang bisa menolongmu. Kalau boleh tau, sebenarnya apa yg terjadi padamu waktu itu? Kau tiba-tiba berteriak kesakitan seperti itu, aku terkejut'

' Aku juga tidak mengerti, sebenarnya sejak sampai di tempat tugu itu berada, kepalaku sudah mulai merasakan sakit, hanya saja saat di area pembatas tebing rasa sakitnya semakin menjadi. Dan juga......... Saat itu aku seperti melihat banyak gambaran-gambaran aneh dikepalaku. Aku benar-benar kebingungan'

Setelah pesan terakhir yang (name) kirimkan, Osamu tak kunjung membalas meskipun pesannya sudah terbaca. (Name) jadi negatif thinking, takut salah bicara. Namun akhirnya (name) bernafas lega setelah hp nya bergetar dan pesan balasan dr Osamu datang.

'Jangan terlalu dipikirkan, (name). Ngomong-ngomong, apa kau bisa datang ke Tokyo saat turnamen voli musim semi?'

Entah kenapa, (name) merasa Osamu berusaha mengalihkan pembicaraan. Namun akhirnya dia memilih mengabaikannya dan menjawab pesan Osamu.

'Kalau Karasuno bisa jadi perwakilan Miyagi lagi, mungkin aku bisa ku usahakan untuk datang'

'Kalau begitu aku tunggu di Tokyo. Sudah dulu ya, aku harus kembali latihan. Istirahatlah <3'

Kedua kelopak mata (name) berkedip beberapa kali, sesekali sambil mengucek kedua matanya dengan punggung tangan, memastikan apa yg dilihatnya tidaklah salah.

'Emotnya....... Ini beneran Osamu pakai emot love?' batin (name) agak bingung dan ragu. Seketika wajahnya memanas dan menimbulkan rona merah di wajahnya. Dia pun membalik posisi tubuhnya yg tadinya terlentang menjadi tertelungkup dan membenamka wajah merahnya di bantal. (Name) berteriak namun suaranya teredam oleh bantal.

Selama berbulan-bulan, (name) dan Osamu semakin dekat meskipun interaksi keduanya hanya melalui pesan, telefon atau video call saja. (Name) pun sudah melupakan kejadian yg menimpanya saat study tour.

Dan di musim semi, karena Karasuno berhasil menjadi perwakilan Miyagi, (name) memutuskan untuk ikut sebagai tim pendukung. Meski awalnya sangat sulit meminta ijin dr kedua orang tuanya yg sangat overprotektif, namun akhirnya dia berhasil mendapatkan ijin setelah dibantu oleh teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Hinata, Kageyama, Yachi, Yamaguchi dan Tsukishima.

Disinilah (name) berada, di tribun penonton pendukung Karasuno, sedang menonton dengan perasaan tegang yg luar biasa dikarenakan pertandingan panjang yg alot sedang terjadi antara Karasuno melawan Inarizaki. Namun juga ada perasaan berdebar kala melihat aksi duo Miya, lebih tepatnya Osamu. Atensi Osamu seolah tak lepas dr perhatian (name).

Hingga akhirnya peluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan, kemenangan di raih oleh tim Inarizaki. (Name) melihat kekecewaan di wajah teman-temannya dari tim Karasuno, bahkan Yachi dan Yamaguchi sampai menangis.

Para pemain Karasuno berbaris dan membungkuk ke arah para pendukung,

"ARIGATOU GOZAIMASU!!!"

(Name) bertepuk tangan bersama seluruh penonton yg ada di stadion, memberikan penghargaan untuk pertandingan hebat yg telah dilakukan baik oleh tim Karasuno, maupun oleh tim Inarizaki.

(Name) berdiri bersandar di salah satu tembok di dekat vending machine di salah satu lorong yg lumayan sepi, hanya terlihat beberapa orang yg berlalu lalang di sekitar tempat itu. Dia sedang menunggu Osamu yg bilang ingin bicara empat mata dengannya.

"Maaf membuatmu menunggu lama"

(Name) menoleh melihat Osamu yg berjalan mendekat kearahnya dan tersenyum.

"Tidak apa-apa. Baru sebentar kok. Ngomong-ngomong apa yg ingin kau bicarakan 'Samu?"

Osamu tak langsung menjawab, dia menatap (name) tepat ke matanya dengan tatapan yg sulit dijelaskan. (Name) yg ditatap seperti itu merasa gugup dan agak takut, namun enggan mengalihkan pandangan matanya.

"(Name)......." Osamu menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, "Kau percaya reinkarnasi?"

Love From The Past || Miya Osamu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang