Prolog

0 0 0
                                    

Seorang gadis kecil kira-kira ber-usia 6 tahun, sedang berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang pria yg beda usianya 4 tahun di atasnya.Mereka berjalan menuju taman terdekat sambil bercanda ria, namun tidak dengan pria yg diajaknya bercanda.

    Pria kecil itu sedaritadi hanya melamun, entah memikirkan apa, yg jelas hati kecilnya resah, dan sedih sambil menatap wajah riang gadis kecil yg sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Mungkin saatnya ia mengatakan sesuatu hal yg penting kepada adiknya. Ia akan menerima jawaban adiknya walaupun pada akhirnya adiknya membenci dirinya.

" Dik ada yang mau kk bicarakan kepadamu"

"Kk mau bicarakan apa? sepertinya sesuatu yg penting?

"Tapi kamu harus berjanji, ketika kk menyampaikannya, kamu jangan menangis dan lanjutlah kehidupanmu.

"Iya kk, aku berjanji tidak akan bersedih lagi, selagi kk tetap berada di sampingku, aku tidak akan pernah bersedih"

"Sebelum kk berbicara, kk punya hadiah buat adik, ni adalah kenangan terakhir buat kita. agar takdir mempertemukan kita dengan petunjuk hadiah kk ni. mohon diterima"Ucap pria kecil sambil memberikan berupa kalung berbentuk hati dan sepasang cincin.

"Hiks, kenapa tiba-tiba kk berbicara seperti itu seolah olah kita bakalan berpisah. Apakah abang mau meninggalkanku sendirian? "Tanya gadis kecil sambil menangis sambil menatap sang abang

"Maafkan abang, Ini saatnya abang akan meninggalkanmu. bukan berarti abg tidak sayang kepadamu. Mungkin takdir buat kita untuk sementara waktu menjauh. Abang ingin ketika pergi nanti, kamu bisa menjaga dirimu dengan baik. Apapun kehidupan yg kamu jalanin mau itu penuh dengan canda ria atau kesedihan dan menderita, kamu harus tetap kuat dan jangan pernah menangis atau menyerah karena Allah selalu berada disampingmu bahkan dihatimu. "Jelas pria kecil sambil tersenyum kepada gadis kecilnya

"Apa maksudmu? aku tidak mengerti? aku tau intinya abang ingin pergi meninggalkanku kan? abang tidak sayang kepadaku kan karena aku beban buat abang. Abang pasti lelah, terus menerus berkorban untukku. Abang sering dipukul, dicambuk,disiksa dengan sadis hanya demi melindungi gadis kecil tak berdaya sepertiku. ia menghempuskan nafasnya lalu ia menutup kedua matanya, menetralkan kesedihan yg sesak didadanya, kemudian ia menatap lekat wajah abangnya dan tersenyum" Kalau memang abg ingin meninggalkanku, tidak apa-apa. apalagi beban abg akan berkurang bukan! mulai saat ini jangan pernah berhadapan lagi denganku apalgi datang kembali menemuiku!! karena aku benci padamu!!!"Jawabnya penuh dengan amarah sambil berlari meninggalkan pria kecil itu sendirian di taman.


Tunggulah aku gadis kecilku, ketika aku sukses nanti, dan takdir mempertemukan kita. Disitulah aku akan terus berjuang mendapatkan cintamu kembali. bukan sekedar sebagai saudara, namun sebagai istriku. Dan aku bakalan setia menunggumu entah sampai berapa tahun. aku tidak peduli, yg aku inginkan hanyala dirimu menjadi istriku

Dari Pria mencintaimu

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang