Happy reading~
"Lalu kau pikir aku akan mendengarkan mu? Hah! Lucu sekali"
Tubuh Eve membeku. Bayang bayang akan masa depannya yang hancur mulai nampak jelas, ketakutan yang selama ini hanya ada dikepala kini seakan menjadi nyata.
Keringat dingin mulai membasahi keningnya tak kala didengarnya langkah kaki yang perlahan mendekat. Dan berhenti tepat dihadapannya yang duduk membisu diatas ranjang.
"Kau tau aku sudah membayar mu dan itupun dengan nominal yang tidak sedikit jadi tugasmu cukup melayaniku dengan baik tanpa memberontak"
Setelahnya malam itu menjadi malam yang tak akan mungkin dilupakan Eve. Malam pengingat bahwa tak tersisa lagi harapan untuknya dimasa depan.
____________
Pagi menyambut disertai cahaya matahari yang bersinar cerah. Orang orang terlihat sibuk, berlalu lalang kesana kemari.
Tak seperti mereka diluaran sana yang mulai bersiap untuk menjalani aktivitas paginya. Disana, didalam kamar sebuah club malam itu matahari masih mengintip malu dibalik korden hitam yang menutupi jendela. Seakan berusaha menembus tebalnya kain penutup jendela itu.
Dan disana. Seorang gadis atau haruskah kita menyebutnya kini sebagain seorang wanita. Tengah terbaring tanpa sehelai benang sebagai pakaiannya. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh telanjangnya dibalik sana. Dia meringkuk. Tampak menyedihkan dan begitu tak berdaya.
Sedangkan 'dia' orang yang menjadi penyebab kenapa 'wanita' itu terbaring lemas di ranjang sedang berpakaian. Bersiap melanjutkan kesibukannya.
"Ku beri uang tambahan karena kau masih perawan" meletakkan sejumlah uang diatas meja nakas. Setelahnya pergi begitu saja meninggalkannya dikamar itu sendiri.
Kesenyapan menerpa tak kala 'dia' pergi. Wanita itu beranjak dari kasurnya. Wajahnya tampak pucat dan sangat berantakan. Eve, seorang gadis yang dalam semalam menjadi wanita sepenuhnya hanya diam dengan wajah sembabnya.
Memakai pakaiannya lengkap bahkan sudah tidak peduli jika pakaian yang kini dipakainya ditambah lagi dengan penampilannya kini dapat mengundang syahwat laki laki. Toh kini memang sudah tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya.
____________
Ceklek
"Eve_"
"Saya mau mengundurkan diri"
Atasannya yang semula hendak beramah tamah dengan Eve sekaligus meminta maaf atas keputusannya semalam kini tercengang. Begitupun dengan Jonathan yang selalu berdiri disudut ruangan bertugas menjaga sang atasan.
"Ah itu Eve gue nih ya gue semalem emang buat keputusan yang salah tapi kan sekarang semua udah berlalu lagi pula ini gue mau ngasih uang bonus buat lo. Jadi ya tau lah kan lo gak har_"
"Enggak pak saya mau mengundurkan diri, dan saya tidak mau menerima sepeser uang pun dari kejadian semalam. Cukup berikan saja uang dari pekerjaan saya sebagai pelayan"
"Tapi_"
"Pak saya mohon"
Menghela nafas pasrah. Sejujurnya dia merasa bersalah karena bagaimanapun dia sudah menganggap Eve sebagai putrinya selama ini. Tapi semalam dia benar benar kalap karena dihadapkan dengan uang yang amat banyak. Tangannya menarik laci mejanya mengeluarkan sebuah cek kosong dan menuliskan beberapa nominal angka. Memberi isyarat singkat kepada Jonathan.
Jonathan mengangguk dan setelahnya melangkah keluar ruangan.
Beberapa saat hening sebelum akhirnya Jonathan kembali dengan membawa map coklat ditangannya. Tanpa bertanya Eve tau pasti apa yang ada di dalamnya. Apa lagi jika bukan kontrak kerjanya.
.
.
.Ditengah macetnya jalan kota, dia merenung. Didalam mobil silver berjenis coupe itu dia terdiam. Matanya seolah menerawang kejadian semalam. Bukan membayang adegan kotor antara dia dan pelacur itu. Tetapi merutuki tindakannya semalam. Hanya karena emosi sesaat membuat semua kesempurnaan yang susah payah dia bangun menjadi goyah.
Cleon Zamislav Damaresh nama yang begitu bersahaja dan terhormat. Putra bungsu sang tuan besar keluarga Damaresh itu kini sedang diterpa dilema. Dalam hati berharap semoga saja tragedi satu malam itu tidak menghasilkan satu nyawa baru dan menjadi batu sandungan bagi masa depan yang sudah dia susun.
TBC....
Rab, 18 Mei 2022
19.26
KAMU SEDANG MEMBACA
✿F.M.L.P.C✿
ChickLitbodo amat gue gak peduli dan gak akan pernah peduli, mau itu bayi hidup atau mati bukan urusan gue, lo bilang hidup lo ancur gara gara gue kan? Kalo gitu gue kasih lo pilihan lo gugurin bayi itu dan gue yang tanggung biayanya, tapi kalo lo kekeuh pe...