Happy reading~
Brak
Brak
"EVE KELUAR CEPAT!"
Brak
Gedoran keras dari luar kamarnya membuat Eve yang semula sedang menguncir rambutnya terperanjat kaget sedetik kemudian menghela nafas jengah mengetahui siapa pemilik suara itu
Ceklek
"Kenapa?"
"Kenapa?! Ngapain kamu jam segini masih dikamar?! Kamu pikir kamu itu siapa! Sana siapin meja makan keburu tuan sama nyonya turun!"
"Iya" langsung menjawab lantaran malas berhadapan dengan Daiya maid junior yang berlagak hebat ini
Kesehariannya dimulai, menyiapkan meja makan dan menata sarapan, saat semua anggota keluarga turun dan memulai sarapan dia pun ikut sarapan, tetapi tidak satu meja dengan keluarga inti melainkan makan di dapur bersama maid yang lain, selesai sarapan bergegas membersihkan meja makan juga piring piring kotor sebelum berangkat sekolah
Sedikit informasi saja sebenarnya dia seumuran dengan kakaknya, sama sama 17 tahun hanya saja mereka tidak akur atau lebih tepatnya kakaknya itu turut membencinya. Dan yang dilakukan sang ayah hanya diam tak merespon, dia membiarkan Eve ditindas oleh istri, anak, bahkan para maid dirumahnya.
Meskipun mereka seumuran tapi mereka jelas berbeda, tak seperti kakaknya Adriana Grizelle Louise putri kesayangan keluarga Louise yang selalu ditunjukkan dihadapan publik sebagai anggota keluarga Louise, Eve hanyalah aib keluarga. Bahkan terbukti dari namanya yang tak terdapat nama keluarga Louise, yang mana artinya dia hanyalah hama yang bahkan tak berhak untuk menyandang marga Louise.
Jika Adriana ada permata kesayangan mungkin Eve adalah kerikil kecil, jika hidup Adriana selalu bersinar maka Eve hanyalah sisi gelap dalam hidup sinar itu, jika Adriana selalu mendapat segalanya maka Eve harus berusaha untuk mendapat apa yang dia mau, dan itu tidak termasuk segalanya mungkin hanya sebagian kecil
"Bi Yani ini udah selesai aku berangkat dulu ya"
"Iya hati hati"
-
-
-Jam menunjukkan pukul 16.00 tanda bahwa kini sudah waktunya bagi siswa siswi SMAN NusaBhakti pulang sekolah, terlihat siswa dan siswi mulai keluar dari dari gerbang sekolah, begitupun dengan Eve yang kini sedang berdiri didepan gerbang menunggu angkutan umum
Jika umumnya remaja seumurannya pulang sekolah akan langsung pulang atau mungkin berkumpul dengan teman-teman satu geng masing-masing berbeda dengan Eve, seperti sekarang dia sedang dalam perjalanan menuju Club tempatnya bekerja tapi tenang saja dia tidak bekerja sebagai psk atau sejenisnya, melainkan sebagai pelayan yang bertugas membersihkan meja dan mengantar pesanan
Tapi kenapa dia harus bekerja disana bukankah dia sudah bekerja di toko roti? Lagi pula meskipun dia didiskriminasi oleh keluarganya dia tetap anggota keluarga bukan?
Benar dia bekerja ditoko roti, tapi tentu gaji ditoko roti sangat sedikit apalagi untuk toko yang masih tergolong baru dan belum punya pelanggan tetap, dan kenapa harus di club? Memangnya ada tempat lain yang mau memperkerjakan remaja yang bahkan belum mempunyai ijazah, kalaupun ada pasti itu pekerjaan yang aneh aneh atau mungkin pekerjaan yang akan menyita seluruh waktu sekolahnya, sedangkan dia hanya butuh pekerjaan yang masih memberinya waktu untuk belajar, istirahat, dan cuti.
Lalu untuk masalah keluarga benar jika dia tetap bagian keluarga Louise, tapi perlu kalian ketahui semua biaya dan tanggung jawab untuk mengurusnya sepenuhnya dipegang oleh Margaretha, dan ayahnya seperti biasa lepas tangan dan tidak peduli akan semua yang menyangkut Eve. Semua biaya itu hanya memenuhi keperluan makan, pakaian, tempat tinggal, dan sekolah, bahkan uang jajannya hanya cukup untuk membayar keperluan pokok sekolah sepeti membeli buku dan peralatan lainnya, untuk keperluan tambahan Eve harus mencari uang sendiri.
"Ev meja 3 kosong langsung bersihin lagi ya"
"Iya, oh iya kak tadi ada yang balikin kunci kamar 6 lantai dua" imbuhnya tepat sebelum hendak berbalik menuju meja 3, suasana yang riuh membuat Eve dan teman kerjanya harus saling berteriak saat hendak berkomunikasi
"Oke" jawab rekannya yang membuat Eve kembali melanjutkan pekerjaannya
Berjalan menuju meja 3 yang berada disudut ruangan, wajar jika meja itu berada diujung ruangan karena bagaimanapun tempat ini merupakan club malam yang artinya mungkin saja jika pengunjung melakukan 'itu' di sana sebelum akhirnya mereka menyewa kamar di lantai dua club. Pemilik club pun tidak masalah asal mereka membayar, pengunjung bebas melakukan apapun ditiap sudut ruangan asal tidak membunuh atau melakukan sesuatu yang mengganggu kenyamanan pengunjung saja semua diperbolehkan.
"Eve~" suara mendayu bernada genit menyelinap kegendang telinganya, membuatnya reflek menoleh lantaran merasa seseorang sedang memanggilnya dengan jarak yang sangat dekat , dan benar saja tepat disampingnya berdiri Emma
Dengan dress berwarna mencolok, rok yang hanya menutupi 1/3 pahanya, riasan yang tebal terutama di bagian bibir yang berwarna merah terang. Emma rekan kerja beda profesi, jika Eve sebagai pelayan maka Emma sebagai psk yang bertugas melayani para pria mata keranjang.
"Ev ga mau ikut ngelonte?" Tanyanya menggoda Eve
Memutar bola matanya malas dengan pertanyaan konyol dari rekan kerjanya ini, bukan rahasia jika Eve menolak keras bekerja sebagai pelacur, padahal sejauh ini banyak pria pria berduit yang hendak menyewanya, dengan wajah cantiknya dan tubuh yang bisa dibilang cukup seksi jelas tak sedikit yang meliriknya.
"Enggak" tolaknya tegas, meskipun ibunya seorang pelacur tapi dia jelas tidak seperti ibunya.
Terkekeh mendengarnya, sudah dia duga tanggapan Eve akan seperti itu "yaudah beb kalo gak mau, bye mau cari duit dulu"
Dilihatnya Emma mulai pergi menjauh mendekati seorang pria.
"Udah mas" meletakkan kain lap yang dia pakai barusan di meja, mas Angga seorang bartender yang sedang membuat minuman untuk seorang pria yang duduk tepat didepannya mengangguk
"Udah jam sembilan mas?"
"Kurang enam menit"
"Berapa?"
Pertanyaan itu jelas tidak berasal dari Eve maupun Angga, pertanyaan yang tidak terlalu jelas terdengar itu membuat keduanya menoleh pada seorang laki-laki yang minumannya sedang diracik Angga.
"Maaf?" Tanya Angga memastikan bahwa dia tidak salah mendengar
"Berapa biaya untuk menyewa perempuan itu satu malam?"
TBC....
Rab, 18 Mei 2022
19.21
KAMU SEDANG MEMBACA
✿F.M.L.P.C✿
Genç Kız Edebiyatıbodo amat gue gak peduli dan gak akan pernah peduli, mau itu bayi hidup atau mati bukan urusan gue, lo bilang hidup lo ancur gara gara gue kan? Kalo gitu gue kasih lo pilihan lo gugurin bayi itu dan gue yang tanggung biayanya, tapi kalo lo kekeuh pe...