XIAO NA berjalan ke luar gedung dengan diapit dua laki-laki tampan. Belum lagi tinggi dan postur badan mereka yang layak berprofesi sebagai model membuat Xiao Na benar-benar tenggelam. Namun seberapa tidak kelihatannya Xiao Na, tetap saja terlihat oleh kaum perempuan yang melirik tajam ke arahnya setelah terkagum-kagum kepada orang di sisi kiri dan kanannya.
Tidak mengherankan jika saat ini mereka mengundang semakin banyak perhatian.
"Xiao Na akan pulang bersamaku!"
"Dia datang bersamaku, jadi sudah seharusnya aku yang mengantarnya pulang!"
Lengan pendek Xiao Na sudah direntangkan lebar-lebar. Tubuh perempuan itu terguncang ke kiri dan ke kanan sesuai arah tarikan dua laki-laki yang entah untuk apa berebutan demi membawa Xiao Na pulang.
"Stop, stop, stop!" omel Xiao Na berusaha menghentikan aksi mereka. Sayangnya, sia-sia.
Sampai ...
Trek!
Kancing kemeja yang dipakai Xiao Na terlepas dari tempatnya! Dua laki-laki itu baru berhenti dan menatap Xiao Na dengan ekspresi bingung seperti alien yang baru mendarat di bumi.
"AHHHHH!!!" jerit Xiao Na. Ia cepat-cepat merapatkan bagian atas kemejanya yang menampakkan belahan dadanya karena kehilangan tiga kancing.
Hedi menelan ludah gugup. "Tunggu sebentar, biar aku mengambil jaketku di mobil."
Sementara Wu Jiayue yang tidak ingin orang lain melihat Xiao Na, bergerak cepat melepaskan kaos hoodie tebal yang dipakainya.
"Ei, apa yang kau lakukan?" Sebelah tangan Xiao Na menghentikan aksi Wu Jiayue. Aneh sekali kenapa laki-laki ini tiba-tiba ingin bertelanjang dada.
Wu Jiayue berdecak. Ia menepis tangan Xiao Na dan melanjutkan kegiatannya.
Xiao Na gelagapan. Perempuan itu menoleh ke samping dan memejamkan mata. Dalam hitungan detik, pakaian dengan wangi parfum Wu Jiayue sudah melalui kepalanya sampai ke batas leher.
Membulatkan mata, Xiao Na berpaling cepat ke Wu Jiayue. Ternyata laki-laki itu memakai kaos putih lain di balik hoodie-nya. Xiao Na cukup tidak menyangka, mengingat cuaca lumayan panas belakangan ini. Namun, di dalam bioskop tadi memang cukup dingin.
Menerima kebaikan Wu Jiayue, Xiao Na mengenakan dengan baik pakaian laki-laki itu. Hedi pun tidak jadi mengambil jaketnya lagi.
Xiao Na membuat isyarat berhenti dengan tangannya sebelum dua orang itu kembali melanjutkan babak perebutan. "Cukup! Aku akan menginap di rumah Michelle hari ini, jadi aku pulang bersamanya. Itu mobilnya sudah datang. Sampai jumpa!" Ia segera melangkah lebar-lebar ke kendaraan yang ditunjuknya. Xiao Na memang tidak berbohong.
"Hedi Ge, kau bisa sekalian mengantar Wu Jiayue pulang jika mobilmu kosong," cetus Xiao Na sebelum dirinya naik ke mobil yang dibawa Michelle.
Wu Jiayue dan Hedi saling bertukar pandang. Keduanya menghela napas bersamaan.
Tanpa melontarkan kata apa pun lagi, Wu Jiayue berbalik untuk menuju halte. Belum sempat kakinya melangkah, belakang kerah kaosnya tiba-tiba ditarik kuat seseorang yang tidak lain adalah Hedi.
"Kau sedang apa?" Wu Jiayue berseru tidak terima dengan perlakuan Hedi.
"Aku harus melaksanakan perintah Xiao Na untuk mengantar kau pulang," ujar Hedi yang mendorong paksa Wu Jiayue masuk ke mobilnya.
"Tidak perlu!" balas Wu Jiayue yang bersikeras ingin turun dari mobil.
"Aku tipe orang yang menepati janji." Hedi memaksa menutup pintu mobil. Ia bahkan mengabaikan Wu Jiayue yang berteriak kesetanan karena kakinya sempat terjepit sebelum akhirnya Wu Jiayue menyerah.
"Tapi kalian tidak membuat janji tadi!"
Brak!
Pintu mobil sudah ditutup begitu saja.
Wu Jiayue berusaha keras membuka pintu itu. Sialnya, Hedi malah mengunci akses dari dalam dan tidak memungkinkan Wu Jiayue untuk melarikan diri melalui sana.
Hedi yang baru mendudukkan diri di jok kemudi menyadari Wu Jiayue belum memasang sabuk pengaman. Ia berinisiatif menjulurkan tangan membantu Wu Jiayue memasangnya. Selama proses itu berlangsung, Wu Jiayue berdiam tegang, ia bahkan menahan napas. Wu Jiayue merasa akrab dengan adegan ini. Biasanya kalau di drama tontonan nenek Zero, akan ada sorot cinta luar biasa mendalam dari dua pemeran.
Apa yang laki-laki ini lakukan? Aku masih normal!
Wu Jiayue hampir menepok kepala Hedi, untung saja laki-laki itu selesai dengan aktivitasnya lebih dahulu.
Malas bertukar kata, Wu Jiayue menutup mulutnya rapat-rapat selama perjalanan. Ia pun hanya menatap ke luar jendela tanpa sudi berbalik ke arah lain.
Sampai saat mobil hitam Hedi berhenti oleh lampu merah yang menyala, "Kau menyukai Xiao Na, bukan?" tanyanya membuat Wu Jiayue tertarik berpaling ke kiri.
Wu Jiayue berpikir, Apakah sejelas itu? Mengapa semua orang mengetahuinya?
"Tenang, aku bukan sainganmu. Aku dan Xiao Na tidak saling tertarik. Kami hanya bersahabat sejak duduk di bangku sekolah," jelas Hedi tanpa ditanya.
"Pastikan untuk menjaga Xiao Na dengan baik. Dia adalah perempuan yang sangat baik." Ucapan terakhir Hedi sebelum lampu hijau kembali menggantikan redupnya lampu merah.
🎮❤🎮
Hedi mengangguk dan menghilang dari depan gedung FTT bersama mobilnya setelah menerima ucapan terima kasih dari Wu Jiayue. Ternyata laki-laki itu cukup baik. Itu yang Wu Jiayue rasakan setelah Hedi mengakui tidak ada hubungan yang lebih dari sekadar sahabat antara dirinya dan Xiao Na.
Belum sempat jemari Wu Jiayue memasukkan kata sandi untuk membuka pintu. Notifikasi dari ponselnya berbunyi dua kali berturut-turut. Ia lantas mengeluarkan benda persegi itu, melihat isi pesan yang ternyata dari Xiao Na.
Pesan pertama:
'Setelah kupikir-pikir, aku sepertinya harus bertanya tentang sikap aneh kau beberapa hari ini.'Pesan ke-dua:
'Apakah kau kerasukan?'Wu Jiayue mempererat genggaman pada ponselnya. Metalove apanya. Solusi Zero benar-benar zero sesuai namanya! []
***
🖱Senin, 25 April 2022🖱
KAMU SEDANG MEMBACA
METALOVE
Romantik[Cerita Pilihan Juri Kontes Colorful Days of April oleh @AmbassadorsID cs. 🏅] Tidak boleh ada pemain bergender perempuan di klub e-sport FTT. Kesepakatan itu akan terus berlaku, kecuali seseorang mendoakan Wu Jiayue mati muda dan melangkah melewati...