8. Akun Menfess

22 2 0
                                    

8. Akun Menfess


"Hai bro! Gue ga telat ini, ya!" Pekik Rendra melambai-lambaikan tangannya pada Varo

"Malu-maluin lo" ketus Varo melayangkan tatapan sinis

"Lo malu kenapa?"

"Tingkah lo."

Rendra terkekeh geli "gapapa, jiwa gue masih anak-anak soalnya" elaknya

"Ga peduli, mau apa lo kesini?"

"Gue bosen dirumah, dan gue males ke markas Levazka. Jadi gue mau ketemu lo aja"

"Gay lo?"

Rendra mengelus dadanya sebelum akhirnya mengeluarkan segala kata-kata mutiara nya "anjir, bangs*t, gobl*k lo. Gue normal! Lo ga inget gue punya banyak pacar?"

"Semua bisa terjadi"

"Gue normal. Jangan-jangan lo yang ga normal"

"Bangs*t lo, datang-datang ngerusak mood gue. Pergi sana" usir Varo

"Ini tempat punya lo? Punya nenek moyang lo?"

"Lo ganggu minggu indah gue, pergi" usir Varo

"Btw lo ga ibadah?"

"Udah" balas Varo

°°°

"Gue asli Indonesia, Cha."

Ocha membelalakkan matanya kaget "maksud lo? Lo asli Indonesia tapi tinggal diluar negeri?"

"Ya begitulah kira-kira. Aku kecil tinggal di Indonesia, sampai aku umur 9 tahun, aku pindah keluar negeri, dan papa aku kerja di perusahaan yang ya dipimpin sama mama kamu"

Ocha mengganguk "oke gue paham"

"Ada apa memang? Kok tanya gitu?"

"Gapapa, kepo doang"

"Ya... Ternyata kamu kepo juga ya sama kehidupan aku"

"Ga juga"

"Aku boleh dong tanya tentang kamu?" Tanya Ana

"Boleh, asal ga aneh-aneh dan menyangkut teman sekolah gue"

Ana mengganguk "kamu anak tunggal, Cha?"

"Iya"

"Enak ya jadi kamu"

"Apanya?"

"Kehidupan kamu, sempurna"

"Lo hanya lihat luarnya aja, Na. Lo ga lihat dalamnya, selama ini gue ingin berkumpul keluarga gini, jarang gue dapat momen gini. Dan ya..."

Ana menunduk "maaf, pasti kalau aku ga ada kamu bisa kumpul sama kedua orang tua kamu, tanpa aku"

Ocha tersenyum kecil "semua udah terjadi, Na."

Mereka kembali bermain air, hingga Ocha teringat sesuatu dan mengambil ponselnya.

"Ayo fotoin gue dong, Ana" ujar Ocha memberikan ponselnya pada Ana

Ana mengganguk, Ocha segera berpose, dan mendapatkan beberapa tangkapan gambar. Setelahnya Ana juga meminta tolong Ocha karena dirinya juga ingin mengambil gambar.

Sedangkan Papa dan Mama, saat ini tengah berdua menikmati indahnya pantai.

"Thanks, Na" ujar Ocha

"Makasih juga"

Ocha duduk di pasir putih, diikuti Ana.

°°°

Setelah mandi, Ocha mengeringkan rambutnya dengan handuk yang ia bawa, juga dengan Ana. Siang berlalu dengan cepat, mereka sudah bersiap untuk kembali pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Perbedaan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang