prolog

51 4 1
                                    

Cerita ini spin off dari cerita VIOLET.

°°°

Koridor kelas 10 cukup sepi, Ocha berlarian menuju kelas, namun tanpa sengaja, Ocha menabrak seseorang membuat keduanya mundur beberapa langkah.

"Eh sorry, gue nggak sengaja" cetus Ocha yang sama sekali tak mendapatkan balasan.

"Hei? Lo bisa bicara, kan?" Tanya Ocha melambai-lambaikan tangannya di depan wajah laki-laki tersebut

"Minggir"

Ocha memiringkan kepalanya, "maksud lo?"

"Gue mau lewat"

Ocha manggut-manggut "oke silahkan" ucap Ocha memberikan jalan untuknya

"Kalau lari lihat-lihat. Kaya' bocah tau ga" ketusnya dengan meninggalkan Ocha

"Bacot aja. Untung ganteng" gumam Ocha.

°°°

"Ocha, tolong bawakan ini ke ruang guru. Meja pak Sutomo" perintah Bu Arini selaku salah satu guru BK yang dikenal oleh murid-murid Leviosa High School sebagai guru BK killer.

"Baik, Bu" Ocha segera mengambil alih buku yang dibawa oleh Bu Arini.

Diperjalanan menuju kantor guru, Ocha bersenandung kecil. Jam istirahat, rata-rata murid lainnya sedang berada di kantin, ataupun berada di lapangan untuk bermain basket dan semacamnya.

Ocha mengantarkan buku tersebut dengan selamat. Setelahnya Ocha kembali ke kelas, memakan bekal makanan yang dibawakan oleh bibi-nya.

"Tunggu"

Ocha membalikkan badannya mendengar suara berat tersebut. Dan—

"Lo lagi?" Tanya Ocha menunjuk laki-laki tersebut

"Ini" laki-laki tersebut memberikan jaketnya pada Ocha, membuat Ocha mengeryit bingung

"Kenapa?"

"Lo nggak ngerasain apapun?"

"Ngerasain apaan? Gue nggak ngerasa apa-apa"

Laki-laki tersebut berdecak malas "temen lo ada yang bawa rok dua?"

"Hah? Buat apa?"

"Lo bocor."

"B-bocor?" Pipi Ocha memanas, ia melihat roknya yang ternyata memang benar apa ucapan laki-laki itu.

"Belum ada yang lihat selain gue. Sekarang lo tutupin dulu pake jaket gue. Pinjam temen lo yang bawa rok dua"

"O-oke thanks" Ocha menerima jaket tersebut.

"Ini jaketnya gue pinjam dulu, ya. Besok gue kembalikan."

Laki-laki tersebut hanya menggangguk "gue Varo"

"Alvaro Raymond?!" Pekik Ocha

"Iya. Lo siapa?"

"G-gue Carlitta Ocha Gabriella. Panggil aja Ocha"

Varo mengganguk. "Ikut gue" Varo menarik pergelangan tangan Ocha.

"Loh kemana?"

Ocha memberengut kesal akibat ucapannya tak di balas oleh Varo. Ia hanya mengikuti kemana Varo pergi, dan sampailah mereka di toilet perempuan yang dekat dengan UKS.

"Lo disini dulu. Gue cariin softex"

"Lo ga malu?" Tanya Ocha lirih

"Malu. Tapi mau gimana lagi" balas Varo meninggalkan Ocha yang mematung di depan toilet perempuan. Sudut bibir Ocha tertarik, ia masuk ke dalam toilet, menunggu Varo membawakannya pembalut, dan rok mungkin.

"Ocha" panggil Varo, Ocha yang mendengar suara Varo segera membuka pintu.

"Ini, softex dan rok buat lo. Gue pinjam dari temen kelas gue, Violet. Jangan lupa kembaliin. Gue pergi dulu" Varo meninggalkan Ocha sebelum Ocha menjawab.

"Dasar sok cool!" Ketus Ocha

"Tapi ganteng. Gapapa lah"

°°°

"Ini udah wangi kan, ya?" Gumam Ocha setelah mencuci rok Violet dan juga jaket milik Varo.

"Ah udah ni, eh tapi tambahin sedikit lagi sabunnya biar wangi"

"Loh, non Ocha? Ngapain?"

"Lagi nyuci, Bi"

"Biar saya saja, Non."

"Ocha aja, Bi. Ini soalnya punya teman Ocha"

"Beneran?"

Ocha mengganguk meyakinkan "iyaa, Bi"

"Ya kalau begitu Bibi di halaman depan ya, Non."

Ocha hanya menggangguk, kembali mencuci jaket Varo dan rok Violet

°°°

"Jaket lo mana, bro?" Tanya Rendra

"Urusan lo?"

"Uh canda, tapi beneran. Dimana?"

"Di Ocha"

"Ocha? Siapa? Gebetan lo, ya?" Tanya Galang

Varo menatap tajam Galang "bukan"

"Trus?"

"Peduli amat lo"

"Ya emang peduli"

°°°

TBC...

Instagram: qns_khaa

⭐💬

Antara Perbedaan (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang