Lg baik

1.6K 192 20
                                    

"Gue harus gimana sih" gumam chika sedih

Sejak sampai di jakatra chika belum pulang kerumahnya, niat hati tadi mau langsung pulang tapi ia urungkan saat melihat postingan vivi kakaknya, chika memutuskan berhenti di salah satu taman kota guna menenangkan pikirannya

Entahlah ia merasa terlalu lebay dalam menyikapi masalahnya akhir-akhir ini, tapi apa mau dikata hatinya benar-benar terasa sakit, belum pernah ia merasa sesakit ini, disaat ia sudah mulai menerima perjodohan orang tuanya, ia malah makin dibuat tersiksa, apa tuhan tak mengizinkannya untuk bahagia?

Chika duduk di salah satu bangku kosong di taman kota, menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku dan mengadahkan kepalanya keatas melihat langit cerah disore hari, pandangannya menerawang jauh terkesan kosong, pikirannya benar-benar ruwet bak benang kusut yang sudah tidak ada lagi jalan untuk mengurainya

Ia bingung karna disaat ia ingin membicarakan masalahnya fiony pacarnya itu sama sekali tidak bisa dihubungi ia seperti mengihilang ditelan bumi, namun disaat ia ingin sebentar saja melupakan masalah yang ada, fiony datang menghubunginya dan kadang malah menyalahkannya

"Shit" umpatnya, ia lelah

Drtt drtt drtt

"Hallo" ucap chika datar menjawab telfon masuk yang entah dari siapa karna ia tidak melihat siapa penelfonnya

"Chik kamu gapapa?" Tanya orang disebrang sana terdengar khawatir

Chika kenal suara ini, ia dengan cepat menegakkan tubuhnya dan melihat layar handphonenya benar saja nama itu terpampang nyata di layar handphonenya

"iya ci gue gapapa kok, cici kenapa telfon? Ada masalah ci?" tanya chika

"Ga ada aku cuma khawatir soalnya kamu pulang mendadak banget ga bilang sama aku, trus temen-temen kamu juga pada nyusulin pulang ke jakarta, jadi aku pikir kamu kenapa-kenapa"

"Haha gue gapapa ci tenang aja"

"Yaudah nanti kalo kamu butuh temen cerita hubungi aku aja ya? Aku akan bantu kamu sebisa ku"

Hati chika terhenyuh mendengar apa yang shani ucapkan, simpel memang tapi ia butuh seseorang yang seperti ini, bukan hanya bisa bertanya 'kamu kenapa?' tapi ia butuh seseorang yang memgerti situasinya dengan bertanya 'ada yang ingin diceritakan?', pertanyaan seperti itu lebih berarti untuknya, Ia membutuhkan seseorang yang bisa diajak sharing tentang apa yang ia rasakan, bisa dijadikan sandaran saat ia benar-benar tidak tau harus melakukan apa untuk masalah-masalahnya

"Chik?"

"Hallo?"

"Kamu masih disanakan?"

"Eh i-iya ci sorry-sorry"

"Iya gapapa, yaudah aku tutup ya telfonnya"

"Eh ci bentar"

"Iya kenapa chik?"

"Nanti malem sibuk ga ci?"

"Engga kok, kenapa?"

"Gue telfon boleh?"

"Boleh nanti telfon aja"

"O-oke makasih ya ci"

"Sama-sama yaudah aku tutup ya?"

TwitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang