ALFAHDANI - 12

4K 218 3
                                    

Follow instagram

@shofia.alhasan
@_zeynara
@_fahdani

***

Setelah lima hari berada dirumah sakit, kini Fahdani sudah berada di rumahnya kembali. Keadaan Fahdani sudah baik baik saja, juga Fahdani sudah mulai beraktivitas seperti biasa nya.

Kemarin, Fahdani diperbolehkan pulang oleh dokter. Mulai dari kemarin Fahdani hanya diam dirumahnya dan beraktivitas dipondok saja, karena abi Hasan melarang Fahdani untuk pergi sekolah atau pergi nongkrong keluar bersama sahabat sahabatnya.

Setelah sholat subuh Fahdani masih berada dimasjid. Fahdani masih diam bersama sang abi dan juga para asatidz disana, itu sendiri sudah menjadi kebiasaan Fahdani sejak kecil. Setelah dari masjid, Fahdani selalu menyisakan waktunya untuk duduk masjid walaupun hanya sebentar.

"bang Fahdani!!"

"setan!"

Fahdani menatap tajam Reza yang baru saja mengagetkan dirinya dari belakang. Reza hanya menyengir, lalu duduk disebelah Fahdani yang sedang duduk dengan tenang. Abu Hasan dan asatidz lainnya sudah turun dari masjid, karena mereka akan menjalankan aktifitas mereka.

Fahdani menghela nafas panjang dan memainkan tasbih nya yang sedari tadi ia pegang. Reza menatap heran Fahdani, sepertinya Fahdani sedang tidak baik baik saja. Reza meneliti wajah Fahdani, dirinya sedang mengamati ekspresi Fahdani.

"kenapa liatin abang mulu hmm?" tanya Fahdani menatap Reza yang masih mengamati wajah nya.

"nda papa kok... Hehee" jawab Reza sembari tersenyum lebar.

"pulang yuk, abang mau sarapan" ajak Fahdani memasukkan tasbih ke kantong nya, kemudian berdiri dan berjalan keluar dari masjid.

Reza mengikuti Fahdani dari belakang, karena dirinya juga ingin sarapan. Reza sendiri sedikit tak mengerti keadaan Fahdani kali ini. Kemarin Fahdani terlihat sangat bersemangat dan kali ini Fahdani terlihat sangat lemas, entah apa yang sedang terjadi pada Fahdani.

Fahdani berjalan sangat cepat hingga Reza kelelahan mengejar Fahdani. Fahdani sepertinya sudah sangat lapar atau malas berjalan, hingga jalannya sangat cepat. Reza sendiri tak mengerti bagaimana mau Fahdani, seperti nya Fahdani sedang badmood kali. Ini, tapi tak tau badmood gara gara apa.

Fahdani sudah sampai di ndak dan langsung pergi ke ruang makan, Sedangkan Reza baru sampai dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Reza juga langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan, karena hari ini dirinya harus pergi sekolah hari ini. Sedangkan Fahdani masih tidak diperbolehkan untuk pergi ke sekolah oleh sang abi tercinta nya.

"ya allah Reza kenapa basah kaya gitu baju nya?" tanya Zaki pada anaknya yang barus saja datang dan terlihat sangat kelelahan.

"itu abi... Bang Fahdani jalan nya kecepatan" jawab Reza sembari duduk di kursi sebelah Fahdani.

"kamu nya aja yang lama, abang cuman jalan biasa aja kok" ujar Fahdani fokus mengambil nasi untuk dirinya sendiri.

Reza hanya melongo dan ingin melemparkan piring yang sedang ia pegang ke kepala Fahdani. Reza menghela nafas panjang dan bersabar dengan sikap Fahdani yang sangat random itu, entah bagaimana sikapnya jika sudah menikah dengan Zeynara nanti.

"Fahdani, besok acara perkenalannya yah... Bentar lagi kamu bakal khitbah Zeynara siapin mental kamu" ucap Hasan menatap putranya yang sedang sarapan dengan tenang itu.

"nggeh abiiiii" balas Fahdani tetap fokus dengan makanannya.

"mau ikut abi ngajar? Biar ga bosen gitu" tanya Hasan pada Fahdani.

"nggeh abiiiii" jawab Fahdani menatap abinya sebentar.

Husein yang melihat sikap Fahdani hanya geleng geleng kepala, tidak seperti biasanya Fahdani terlihat tak bersemangat untuk hidup. Husein sendiri ingin sekali menjahili keponakan nya itu, akan tetapi dirinya takut Fahdani akan marah ketika sikapnya seperti ini.

Setelah makan Fahdani kembali ke kamarnya, kemudian turun kembali dan menunggu abinya di ruang tamu. Reza berpamitan pada Fahdani, karena dirinya akan pergi ke sekolah. Biasanya Reza berangkat sekolah bersama Fahdani, tapi sejak hari senin dirinya pergi sendirian karena Fahdani sedang sakit.

"lama banget ya allah..... Ngapain aja sih abi, katanya cuman ambil kitab ih!" kesal Fahdani sudah mengerucutkan bibir nya.

"kenapa mulutnya monyong monyong gitu hmm?" tanya Hasan yang langsung membuat Fahdani kaget sendiri.

"abi sih! Lama banget" jawab Fahdani tetap mengerucutkan bibirnya.

Hasan hanya tertawa dan langsung mengajak putra nya itu untuk pergi mengajar bersama nya. Hasan sendiri sangat gemas ketika melihat Fahdani mengerucutkan bibirnya sperti anak kecil, entah mengapa Fahdani sangat sama seperti Mahreen ibu dari putranya itu.

Hasan berjalan beriringan bersama putranya yang sangat tampan itu. Hasan sendiri sangat bangga pada putranya, karena putranya itu sudah bisa mengajak wanita yang ia cintai ke jalan yang benar. Pada awalnya Hasan mengira Fahdani akan seperti anak muda luaran sana, namun Hasan salah. Ternyata Fahdani berbeda dengan anak luaran, bahkan Fahdani tak terlalu suka dengan namanya nongkrong di luar.

"abi..." panggil Fahdani pelan.

"kenapa hm?"

"kalo Fahdani ga bisa jaga Zeynara nanti gimana abi?" tanya Fahdani pelan.

"kamu pasti bisa nak... Kamu pasti bisa jaga Zeynara dengan baik, kamu akan menjadi laki laki terbaik bagi Zeynara. Kamu tak perlu bersedih, ada abi yang akan terus membantu kamu nak" jawab Hasan sembari mengusap lembut pundak putranya.

"Fahdani  takut sakit hati abi... Fahdani  takut rumah tangga aku hancur... Fahdani takut Zeynara pergi dari aku..." lirih Fahdani yang membuat Hasan sedikit sedih dan tak tega.

"jangan takut... Sudah ada Allah yang akan siap membantu kamu... Juga ada abi yang siap membantu kamu dalam menjalankan rumah tangga kamu..."

"jika kamu mencintai seseorang... Kamu harus siap sakit hati. Disetiap hubungan pasti ada konflik, entah itu konflik nya berat atau ringan... Jadi kamu harus siap menjalani itu semua"

"buatlah Zeynara bahagia dan juga nyaman bersama mu... Seorang wanita sangat suka dimanja dan juga dimengerti... Kamu harus bisa mengerti perasaan wanita mu... Kamu juga harus siap melayani dan memanjakan wanita mu..."

"cukup lakukan itu, wanita mu akan nyaman bersama mu. Percayalah... Zeynara akan nyaman bersama mu Muhammad Zidan Alfahdani bin Ahmad Hasan Al-ghifari"

Fahdani tersenyum sembari menatap abinya, sungguh perkataan abinya membuat dirinya bangkit kali ini. Fahdani memang takut dengan namanya sakit hati dan juga semua yang ia katakan tadi. Jujur saja, Fahdani paling tidak kuat dengan sakit hati dari pada sakit dari segi fisik.

***

Tbc

"jangan pernah putus asa, masih ada Allah yang akan menemani dan juga membantumu, ingat kamu tidak sendirian"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"jangan pernah putus asa, masih ada Allah yang akan menemani dan juga membantumu, ingat kamu tidak sendirian"

-Muhammad Zidan Alfahdani-

ALFAHDANI [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang