Shard

1.5K 188 9
                                    

Keesokan paginya Aamon dan Natan berkumpul dihutan belakang kerajaan,mereka melakukan beberapa latihan untuk mengasah kemampuan Aamon. Dia menutup matanya yang menandakan bahwa dia telah siap,Aamon mulai fokus kepada kekuatannya dan memunculkan beberapa shards (beling) yang dapat dilihat dengan mata telanjang,shards yang dibuatnya semakin lama semakin banyak dan cepat. Natan mundur dengan cepat dari Aamon berniat menjaga jarak agar tidak terjadi kekacauan.

Benar saja tak lama kemudian shard milik Aamon menghantam sebuah pohon tinggi didepannya,seketika pohon itu tumbang dan hancur dalam seperkian detik. Disisi lain shard Aamon pun mengenai lengan kanan Natan,dia memegangi lengannya dengan tangan kirinya. Natan tak menyangka bahwa jarak yang cukup jauh masih bisa terkena serangan dari Aamon.
"Aamon cukup!" Teriaknya.

Aamon yang mendengar teriakkan Natan itupun berhenti,dia membuka mata dan terkejut dengan kekacauan yang dia perbuat. "Aku sudah mulai mengingat kembali kekuatan ku!" Ucap Aamon dengan girang.

"Kerja bagus Aamon,kau hanya perlu berlatih agar kekuatan yang kau miliki tidak menghancurkan sekitarnya." Seling Estes yang sedari tadi mengawasi mereka berdua.

"Raja?sejak kapan kau disini?" Tanya Natan.

"Sejak kau mundur aku sudah disini." Natan terdiam,karena dia tidak merasakan kehadiran sang Raja Elf.

Mereka bertiga pun berjalan kembali ke dalam kerajaan, menulusuri hutan gelap dan lembab ditemani dengan suara-suara hewan seperti ular dan kicauan burung yang menggema.

Sesampainya mereka disana Aamon bergegas untuk mandi,dia merasa lengket karena keringat ditubuhnya. Sementara itu Natan mengobati lengannya yang terluka,dia menutupinya dengan kain dan bajunya agar tidak terlihat.

Seusai Aamon mandi dia melihat Natan yang sedang tertidur si tempat duduk,Aamon menatap wajah Natan sangat lama. Dia mendekati Natan secara perlahan dan terduduk didepannya. Aamon mengelus rambut Natan dengan halus dan menatapnya dengan tatapan tulus,sayang sekali Natan tidak bisa menyaksikan betapa tulusnya Aamon. "Aku rasa aku mengerti,ini jawabanku untuk pernyataanmu sebelumnya. Natan, aku juga mencintaimu." Bisik Aamon sembari mengecup pelan bibir Natan, hanya sebuah sentuhan kecil penuh cinta.

Keesokan harinya Natan terbangun dan terkejut karena dirinya sudah ada ditempat tidur,dia melihat sekeliling dan mendapati Aamon yang tertidur disampingnya dengan posisi saling berpelukan. Dia menatap wajah Aamon dan terkesima dengan ketampanan Aamon yang luar biasa. "Jangan menatapku seperti itu" ucap Aamon tiba-tiba.

Natan tersentak dan mencoba bangun dari tidurnya,namun Aamon memeluk Natan semakin erat. "Selamat pagi Natan."

"Hey! Lepaskan aku Aamon!"
"AACKK!" Natan meringis kesakitan karena luka yang dia obati tersentuh oleh Aamon.

"Ada apa?ada apa dengan lenganmu?" Tanya Aamon dengan khawatir.

"Tidak ada,aku baik-baik saja"

Tiba-tiba Estes mengetuk pintu kamar mereka berdua,aamon langsung bangun dan membuka kan pintunya. "Maaf mengganggu,aku membawakan mu makanan." Ucap Estes.

"Kau tidak menggangu sama sekali, justru aku harus berterimakasih padamu karena kau telah banyak membantuku" Aamon membungkukkan sedikit badannya sebagai tanda terimakasih. Estes pun ikut menunduk, "bukan masalah,kau bisa datang kemari jika kau mau. Ngomong-ngomong bagaimana dengan keadaan Natan?"

"Natan?apa yang terjadi dengannya?" Tanya Aamon heran.

"Lengan kanan nya terkena serangan shard mu,dan kini dia terluka. Apa dia tidak memberi tau mu?"

"Apa?aku yang melukainya?dia tidak mengatakan apapun"

"Benarkan? sekarang lupakan itu. Lebih baik berikan ini padanya,dia akan menjadi lebih baik setelah memakan ini" estes memberikan makanannya kepada Aamon. Aamon mengambil makanan yang diberikan oleh Estes, "terimakasih untuk semuanya."

"Baiklah, aku pergi dulu" kata terakhir dari Estes.

Aamon membalikan badannya dan menaruh makanan dimeja dekat ranjangnya,kini matanya tertuju kepada Natan yang terduduk di kasur. "Kau menyembunyikan sesuatu dariku hm?"

Natan merinding takut,dia tak tahu mengapa Aamon terlihat marah. Aamon mendekati Natan dan menindih tubuh Natan,dia memegangi kedua tangan Natan dan segera merobek baju lengan kanan milik Natan.

"T-TUNGGU! Ah Aamon! Itu sakit a-ah" rintihnya.

Aamon memegangi lengan kanan Natan dan mencium lukanya,wajah Natan menjadi merah dia tidak tau apa yang sedang Aamon lakukan sekarang.

"Hey! Apa yang kau lakukan?!"

"Kau bodoh?jangan menyembunyikan luka ini. Maaf,kau terluka karenaku"

"Kau tidak perlu meminta maaf itu bukan luka besar,yang harus kau lakukan adalah bangun dari tubuhku! U-ughh"

Aamon pun bangun dari posisinya,dia mengambilkan baju untuk Natan pakai. "Maaf,apa itu sakit?" Tanya Aamon dengan wajah yang khawatir.

"Tidak... lumayan sakit tetapi semua akan baik-baik saja" ucap Natan untuk menenangkan Aamon.

"Apa kau bisa memakai pakaianmu sendiri?

"Tentu! Balikan badanmu,aku akan memakainya"

Natan tidak menyangka tangannya benar-benar sakit,dia bahkan tidak bisa memasukan baju di lengan kanannya. Aamon membalikan badannya dan membantu Natan yang kesulitan. "Aku tidak menyukai penolakan." Tanpa basa basi Aamon langsung memakaikan baju dengan pelan untuk Natan. Aamon sudah seperti seorang ayah yang merawat anaknya.

"Terimakasih" ucap Natan.

Sekarang Aamon mengambil bubur yang telah dibuat oleh Estes,dia menyodorkan sesuap bubur itu kepada Natan, "buka mulutmu"

"Ayolah aku bisa sendiri" rengek Natan.

"Diam,kau hanya cukup makan dengan tenang tuan Natan"

Natan tak bisa melakukan apapun,akhirnya dia menerima suapan demi suapan dari Aamon.

[Aamon X Natan] Time And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang