pertemuan kembali

2.3K 274 4
                                    

Melihat punggung adiknya yang mulai lari menjauh Aamon pun bergegas memakai baju yang baru saja dibawa oleh adiknya itu. Setelah selesai dia cukup terkejut karena kamar yang dia anggap besar itu hanya sebagian kecil dari istana,pintu keluar kamarnya langsung disambut ruangan yang sangat luas dan indah,terdapat air mancur dan para pelayan yang sibuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Disisi lain dia melihat hayabusa yang sedang mengobrol dengan gusion,tanpa berpikir panjang dia pun mendekati mereka berdua.

"Aamon bagaimana perasaanmu?aku cukup terkejut mendengar kau tidak sadarkan diri beberapa hari" tanya hayabusa dengan mimik muka khawatir.
"Aku baik-baik saja hanya saja aku mungkin melupakan beberapa hal"
"Sungguh?baiklah perkenalkan aku hayabusa temanmu,kita sedari kecil dibesarkan bersama-sama kau sudah seperti saudaraku sendiri"
Aamon berpikir sejenak karena sedikit heran, mengapa hayabusa bisa menjadi temannya dizaman ini sedangkan dimasa sebelumnya dia adalah pamannya. Aamon hanya mengangguk menandakan bahwa dia mengerti.
"Aku pergi sebentar, aku akan kembali nanti" seling Gusion yang sedari tadi hanya melihat mereka berdua.
"Baiklah jangan lupa temui aku gusion" ucap hayabusa penuh cinta.
"Hey kau berbicara seolah-olah menyukai adikku" tegur aamon yang heran melihat tingkah laku hayabusa kepada adik kecilnya itu.
"Pfftt ahaha kau benar-benar lupa" hayabusa tertawa geli melihat teman karibnya yang satu ini
"Untuk apa kau tertawa sialan"
Hayabusa yang tidak ingin memancing keributan pun mengalihkan pembicaraan, seolah-olah tidak ingin membahas tentangnya dan Gusion.

"Kau bilang melupakan beberapa ingatanmu bukan?"
"Iya benar,aku bahkan melupakan sihirku"
"Kau sungguh melupakan sihirmu?ah tenang saja,aku yakin kau bisa dengan mudah mengingatnya nanti... ngomong-ngomong bagaimana jika kau ikut aku kesebuah tempat diluar kerajaan?bisa jadi kau mengingat sesuatu"
"Kemana maksudmu?"
"Pasar tradisional,disana menjual berbagai barang indah dan makanannya yang enak. Kita juga bisa bersenang-senang sejenak,apa kau tidak jenuh tinggal di istana setiap hari hm?"
"Sejujurnya aku sedikit jenuh,baiklah aku akan ikut. Apa Gusion bisa kubawa?"
"Kau bodoh?aku sudah mengajaknya lebih dahulu"
"Sialan" cetus Aamon.
"Sudah sudah aku tidak ingin bertengkar,ingat jam 7 malam aku akan kemari dan kau sudah harus siap"
"Baiklah"

Setelah mereka berbicara satu sama lain akhirnya hayabusa memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan menyiapkan dirinya.

~
Waktu berjalan dengan sangat cepat,tanpa disadari matahari mulai tenggelam digantikan dengan bulan yang bersinar dengan cerah menandakan malam telah tiba. Kakak beradik bermarga paxley itu telah siap untuk pergi keluar,mereka tidak menggunakan alat transportasi apapun karena tidak ingin terlalu mencolok dan menyita perhatian orang sekitar. Jarak pasar tersebut tidak jauh dari kediaman Aamon berada,membuat perjalanan mereka cukup mudah.

Sesampainya mereka disana hayabusa dengan cepat menarik lengan Gusion dan membawanya pergi, meninggalkan kakaknya yaitu Aamon duduk disebuah kedai sendirian. "Bocah sialan aku akan membunuhmu nanti" kutuk Aamon kepada hayabusa. Ditempat itu dia memesan minuman dan beberapa makanan ringan cukup untuk mengganjal perutnya yang lapar. Saat dia sedang melamun dia terkejut ketika merasa pundaknya baru saja ditepuk,dia pun langsung menoleh ke arah lelaki tersebut. Pupil mata Aamon membulat menandakan bahwa dia sangat terkejut, dia tak menyangka lelaki didepannya sekarang adalah orang yang di tunggu-tunggu selama ini. Dia memejamkan matanya beberapa detik mencoba untuk tenang dan berpikir jernih. "H-hai?apa yang salah denganku?mengapa kau terkejut" tanya lelaki yang dia kenal sebagai Natan.
"A-aku emhh" Aamon tidak bisa berkata-kata lagi ingin sekali rasanya dia memeluk tubuh Natan sembari mengatakan bahwa dia sangat merindukannya.
"Apa?apa aku menakutkan?" Tanya Natan.
"Tidak bukan itu,aku hanya sedikit terkejut karena sedang melamun" ucap Aamon,ini sebuah alasan yang menurutnya cukup masuk akal. Daripada dia menceritakan sebenarnya,belum tentu Natan akan percaya.
"Ahh begitu, seharusnya kau jangan melamun ditempat seperti ini. Coba lihat itu" kode Natan menggunakan matanya. Aamon yang melihat langsung merespon kearah mata Natan tertuju, ternyata dia tertuju kepada sebuah meja yang terdapat beberapa wanita dengan pakaian sedikit terbuka. Ternyata sedari tadi dia diawasi oleh wanita-wanita itu,untung saja Natan memberi tahunya. "Tapi aku tidak tertarik" tegas Aamon.
"Tapi mengapa?berapa usiamu?dan siapa namamu?" Tanya Natan.
"Aku Aamon, usiaku dua puluh dua tahun"
"Wah kau masih sangat muda, seharunya kau sudah memiliki kekasih ehehe" goda Natan.
"Aku tidak tertarik dengan kekasih, sekarang jawab siapa kau?dan usiamu"
"Aku Natan,aku lebih tua darimu usiaku sudah dua puluh sembilan tahun"
"Apa?dua puluh sembilan tahun?kau bercanda denganku?" Tanya Aamon tak percaya.
"Apa aku terlihat bercanda?aku benar-benar berumur dua puluh sembilan tahun" tegas Natan.
Aamon terlihat sedikit menahan tertawanya.
"Mengapa kau tertawa?" Tanya Natan.
"Tidakkah kau terlihat mungil untuk umur itu?aku pikir kau lebih muda dariku. Wajahmu cukup rupawan,aku terkecoh" ucap Aamon tanpa berpikir panjang.
Wajah Natan merah tomat karena ucapan Aamon yang terang-terangan,tak dapat mengelak dia cukup tersanjung dengan ucapan Aamon. "Ternyata seusiamu sudah bisa menggoda" ucap Natan.
"Aku tidak menggodamu,itu nyata." Tegas Aamon.
Ketika mereka sedang asik mengobrol lagi dan lagi pundak Aamon ditepuk seseorang yang asing baginya. Aamon menatap wajah pria tersebut berharap bisa mengingatnya. "Waw lihat apa ini,Aamon kau disini?" Tanya lelaki berambut pirang,yaitu lancelot yang merupakan teman masa kecil Aamon.
"Kau lancelot?" Tanya Aamon sedikit ragu,karena hanya itu yang dia ingat dari ingatan sebelumnya.
"Iya ini aku,apa kau melupakanku?"
"Tunggu...apa aku salah menebak?" Tanya Aamon dengan ragu.
"Menebak apa?" Tanya lance heran.
"Kau...pria?"
Lance dengan keras memukul punggung Aamon sampai dia meringis kesakitan.
"ACKK SAKIT" rintih Aamon.
"Kau gila?bocah brengsek kau tidak berubah sama sekali. Mengapa dari dulu kau selalu mengira aku seorang wanita sial"
Natan ternganga dan ikut terkejut,dia tidak menyangka sosok cantik didepannya adalah seorang pria. "Tunggu...APA KAU JUGA MENGIRA AKU WANITA?"tanya lance kepada Natan yang menganga. "Maaf aku juga mengira kau seorang wanitaT_T" jawab Natan dengan jujur. "LIHAT! DIA SAJA MENGIRA KAU SEORANG WANITA JADI INI BUKAN SALAHKU" berontak Aamon tak terima punggung nya dikenai satu pukulan keras oleh lance.
"Lupakan soal itu, ngomong-ngomong sedang apa kalian berdua?oohhh aku tau. Ekhem aku pergi dulu" ucap lance mengalihkan pembicaraan.
"Apa maksudmu" tanya Aamon curiga.
"Tidak apa ekhem ekhem uhuk uhuk,anu Aamon....seleramu unik juga tapi bukan masalah,dia memang manis" goda lance kepada Aamon.
"Apa ma-. TUNGGU! APA?"Aamon terkejut.
"I-ini tidak aku tidak itu aku"timbal Aamon mencoba menjelaskan tetapi mulutnya sulit berkata-kata.
"Sudahlah tenang saja aku tau,selamat malam semoga berbahagia wahai pasangan" kata terkahir sebelum lance benar-benar meninggalkan mereka berdua.

[Aamon X Natan] Time And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang