Banting stir kearah Alfa terus parkir disana. "Ke Alfa dulu bentar ya, top up dana." Ucapnya lalu keluar mobil hanya membawa dompet dan hp.
Sementara Azaria memilih untuk menunggu di mobil sambil memainkan ponsel sesekali memperhatikan luar yang nampak begitu terik dan ramai.
Deg!
Detak jantungnya sedikit tersentak kala atensinya tidak sengaja mengarah pada dua insan yang baru datang memarkirkan motor.
Motornya tidak asing, begitupun dengan sang pengendara bersama seorang gadis yang bahkan ia juga lupa-lupa ingat.
Pandangannya tidak mau lepas, ia terus mengikuti kemana dua insan tersebut melangkah sampai hilang terhalang pintu yang terbuat dari kaca itu.
"Kalau panas, jangan diliat terus."
Tanpa sadar Rafly sudah berada disampingnya, menempelkan botol fruite tea dingin pada pipi gembulnya agar gadis itu tersadar.
"Loh kok dah disini?" Berusaha mengalihkan perhatian, namun Rafly tau bahwa gadis disampingnya tidak bisa bohong. Ia sedang sedih bercampur emosi.
"Minum dulu." Potongnya seraya membuka tutup botol.
Azaria segera meneguk minumnya, namun tetap ekor matanya terus kearah luar mobil dimana dua insan itu keluar sambil menenteng kresek bercapkan Alfa Mart sambil cekikikan.
Rafly sedikit jengah, namun ia tidak bisa berbuat banyak selain memperhatikan Azaria yang terlihat sedikit gelisah dalam duduknya.
"Mau langsung pulang atau kemana dulu?" Rafly berusaha penuh mengalihkan perhatian.
"Terserah lo."
"Lo lagi pengen kemana? Atau pengen apa gitu?"
"Newport."
Tanpa banyak bertanya lagi, Rafly segera menyalakan mesin mobilnya dan langsung melaju menuju jalan Sarijadi dimana disitu adalah tempat langganannya membeli minuman.
Warung Robert.
"Blue or red?"
"Blue."
Keduanya turun dari mobil, Rafly segera memesan, sementara Azaria sibuk melihat-lihat berbagai macam minuman disana, beberapa ada yang menarik perhatiannya.
"Lo mau? Ambil aja."
"Enggak, Newport aja cukup."
"Elah tinggal ambil doang, kan diminumnya bisa nanti-nanti."
Ambil dua botol dengan beda merk lalu berjalan ke kasir untuk di hitung jumlah yang harus dibayar. Sementara Azaria masih mematung ditempatnya.
Bagi Azaria itu terlalu mahal untuk dibeli, tapi Rafly? Dengan seenak jidat mengambil dua botol sekaligus.
"Raf, sejuta satu anjir." Gadis itu mendekat dan berbisik, membuat Rafly seketika terkekeh sambil menatap mata Azaria.
"Uang bisa dicari, santai aja ya." Balasnya sambil menyodorkan kartu debitnya pada sang kasir.
Azaria seketika menyesal karena sudah keliling melihat-lihat berbagai macam minuman.
"Yuk? Mau beli apa lagi?" Rafly merangkul bahu gadisnya lalu berjalan keluar warung sambil menenteng kresek berisikan lima botol minuman.
"Udah aja,"
"Di apart gue ya?"
Tidak punya jawaban selain iya, sehingga Rafly segera melajukan mobilnya kearah Apartemennya yang berada di Ciumbuleuit.
"Daniel gak nyari kan?" Sesekali mengalihkan atensi sambil fokus pada stir, sementara Azaria abai masih sibuk dengan isi pikirannya sendiri yang campur aduk.
Memikirkan bahwa praduganya selama ini benar bahwa Valeska, mantan kekasihnya memang sudah bersama gadis itu sebelum mereka putus.
"Zel?" Usak kepalanya kilas dan Azaria langsung tersadar.
"A-ah sorry, Rafly." Sedikit menundukkan kepala seraya memainkan kuku jarinya.
"Mau jajan apa dulu atuh sebelum ke apart?"
Tatap Rafly agak sedikit lama seraya berpikir.
"Ini orang kenapa baiknya kebangetan sih?"
"Jawab eh bukan ngeliatin kaya gitu." Tukasnya dan Azaria langsung menggelengkan kepalanya cepat.
"Langsung aja,"
"Serius? Gak mau cimol bojot dulu gitu?"
Duh cimol bojot.
"Boleh deh cimol bojot pake tahu."
Disogok cimol bojot aja langsung lemah iman.
Pria disampingnya itu lantas terkekeh pelan sambil mencari parkir. "Tungguin disini, biar gue yang turun," Perintahnya dan Azaria hanya bisa menurut.
"Gue main sama dia malah banyak ngerepotin sih," Gumam pelan sambil memperhatikan langkah Rafly menuju gerobak bertuliskan cimol bojot.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAU RUMAHKU •KTH (On Going)
Fanfic"Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati yang hampir mati." Kau rumahku -2022-