TKA - 15

3.6K 170 2
                                    


Happy Reading
.
.
.
.
.

Terlihat seorang gadis yang baru bangun dari tidur lelapnya mencari suatu benda yang terlupakan siapa lagi kalau bukan pemeran utama kita.

" Njir buku diarynya Ara gue taruh dimana yah?" Tanya Ara pada dirinya sendiri, Ara melupakan buku yang akan menjadi petunjuknya.

" Argh... kenapa gue lupa sama benda sepenting itu," prustasi Ara mengacak rambutnya sehingga mirip singa.


Brak...




" ABANG BISA GAK SIH JANGAN BUKA PINTU SEKENCANG ITU EMANGNYA ABANG MAU TANGGUNG JAWAB," teriak Ara menatap tajam Lukas.

" Lah Abang kan gak hamilin pintu kamar Lo dek ngapain Abang tanggung jawab," santai Lucas, tidak taukah sebentar lagi gunung akan meletus.

" Gak gitu konsepnya Abang bisa depresi gue lama - lama," lelah Ara.

" Lo habis kena angin topan? Penampilan Lo bener - bener mencerminkan gembel sesungguhnya," jujur Lucas melihat penampilan Ara.

" ABANG JAHAT HUAAAAA MOMMY, MAMA HIKS ABANG JAHAT HIKS BUNUH DIA HUAAAA," tangis Ara kencang sambil menunjuk - nunjuk Lucas.

" Eh udah adik Abang cantik kok cup cup jangan nangis lagi yah," panik Lucas mencoba menenangkan Ara tapi tangis Ara malah semakin kencang.

" Baby kamu kenapa?" Bingung Rangga.

Sebenarnya tadi Rangga ingin pergi ke kamarnya tapi ia mendengar tangisan dari kamar adiknya.

" ABANG HIKS ABANG LUCAS JAHAT HIKS MASA AKU DIBILANG HIKS GEMBEL HIKS HUAAAAA,"teriak Ara sambil menangis mengadu kepada Rangga.

" Shutt adik Abang ini cantik gak ada yang bisa ngalahin kecantikan kamu lagipun kamu permatanya keluarga Cassano dan Ericsson udah yah jangan nangis," ujar Rangga menenangkan Ara sambil memeluknya.

" Jadi aku cantik gak jelek kan?" Tanya Ara mendongakkan kepalanya, sangat jelas pipi, hidung bahkan matanya yang merah menambah kadar imutnya.

Rangga menahan kegemasan adiknya ia tidak boleh keblabasan bisa ngamuk nanti.

" Iya adik Abang yang paling cantik sedunia," gemas Rangga mencium kedua pipi adiknya itu.

" Tuh dengerin kata Abang Rangga  belajar dari bang Rangga," sinis Ara melihat Lucas.

" Oh iya Abang tau gak buku diary milik Ara yang asli dimana?" Tanya Ara pada kedua abangnya.

" Gak tau, emang Ara taruh dimana?" jawab dan tanya balik Lucas.

" Kalau aku tau gak mungkin aku tanya," kesal Ara.

" Mungkin kamu naruhnya di salah satu ruang rahasia milik kamu dek," ujar Rangga memberi solusi.

" Astaga aku lupa makasih bang Rangga," ingat Ara.

" Sama - sama baby," ucap Rangga mengusap lembut  rambut Ara.

" Udah sama kalian pergi!" Usir Ara mendorong kedua abangnya menuju pintu keluar.

" Dih ngusir Lo dek," sinis Lucas.

" Terserah aku lagian ini kamar aku juga," sinis balik Ara kepada Lucas.

" Huft gue mulai dari rak buku aja deh sapa tau ketemu," monolong Ara melihat rak buku yang tidak terlalu besar.

Ara mendekati rak buku itu dan mengambil salah satu buku yang sangat tebal, setelah buku itu diambil ada tombol kecil dengan warna sama seperti rak buku itu jadi orang lain tidak akan ada yang tahu kalau disana ada tombol.



Transmigrasi KEILLY - ARAYA || Belum Di Revisi [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang