NB : Heyyo~ Fiya back again! JIAKH, penasaran enggak nih, dari judul kayaknya Yeorobun bakalan senang? Hehehe terima kasih yang sudah mau bertahan dengan cerita ini sampai akhir!
Anyway, besok sudah final + ending ya! Fiya tidak akan menambah chapter lagi sesuai yang Fiya bilang di awal. Oleh karena itu, Fiya sengaja memberi pembahasan di chapter kemarin dan hari ini biar Yeorobun tidak akan penasaran.
Anyway, chapter ini sedikit 17+, jadi Fiya berharap untuk tetap bijak dalam membaca.^^
Okay, are you ready? So, Happy Reading, y'all!^^
Seoul City, 15 Desember 2022.
Seungmin's POV
"Seungmin, ini sudah tujuh tahun. Bagaimana dengan keputusanmu, apakah kamu akan membuka lembaran baru dan menikah lagi pada tahun depan?" Minho Hyung bertanya padaku yang tengah sibuk membuat adonan kue—entah dari mana datangnya beliau karena tiba-tiba saja sudah ada di sampingku.
"Entahlah, Hyung. Aku tidak tahu dan juga belum siap. Aku juga takut jika nanti jika memaksa untuk menikah, justru pernikahan keduaku akan lebih hancur dari yang pertama. Hyung sendiri tahu 'kan kalau aku masih trauma untuk menjalin hubungan baru," jelasku sembari menghentikan kegiatan sejenak. Lantas, kutatap Kakak iparku dengan tatapan sendu.
"Hyung mengerti, karena luka itu sulit untuk disembuhkan. Hyung juga tak akan memaksa di sini, hanya saja, cobalah untuk membuka lembaran baru secara perlahan. Nanti, akan ada banyak hal baru yang kamu temukan," nasihat Minho Hyung yang membuatku terdiam.
Perkataan Kakak iparku ini memang ada benarnya, tetapi entah mengapa aku masih merasa berat hati. Namun, karena aku bukanlah laki-laki yang terlalu keras kepala, maka aku mengiyakan perkataannya. Benar, tak mungkin hidupku terus-menerus seperti ini. Mau tak mau, aku harus menempuh hidup baru dan membuat keluarga kecil kembali. Pastinya akan sulit, tetapi mau bagaimana lagi? Hidup harus terus berjalan.
"Iya, Hyung. Nanti bantu aku untuk benar-benar menerima kenyataan ini. Yah, sepertinya Hyung benar, aku harus melepaskan masa lalu, untuk memulai hidup yang lebih baik. Terima kasih banyak, Hyung," balasku sembari tersenyum tipis. Kakak iparku itu lantas mengangguk.
"Tenang saja, aku akan membantumu, karena kamu adalah Adik iparku. Ya sudah, lanjutkan pekerjaanmu, aku akan menjaga kasir." Minho Hyung beranjak pergi, meninggalkanku yang kini mendengus kesal. Dasar laki-laki tsundere, untung aku memahami sikapnya karena aku adalah Adik iparnya. Kalau tidak, mungkin akan terjadi perdebatan lagi di sini.
Aku segera menyelesaikan pekerjaanku untuk memberi adonan kue pada Felix, agar segera diproses menjadi cookies yang enak. Lelaki itu tampak sibuk memanaskan oven dan memasukkan adonan cookies yang sebagian sudah jadi ke dalam sana. Sementara Jeongin, laki-laki itu tampak sibuk membuat minuman untuk diantarkan kepada para pelanggan yang cukup ramai hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For Us | Kim Seungmin [END] ☑
Romance"'Cause I'm right here waiting for us, Terkadang aku takut, Aku pikir kamu tak akan datang lagi. Peganglah kedua tanganku, Tidak peduli apa yang akan terjadi, Aku tak akan melepaskannya." Ketika takdir mempertemukan kedua insan untuk saling mengenal...