HARRY - 2

1K 104 12
                                    

"Harry...hmm.. bisakah kita ke minimarket sebentar? aku ingin membeli permen," Victoria bertanya, sedikit ragu.

Harry mengangguk cepat. "Okay. Apapun untukmu, sayang," balas Harry. "Hmm... untuk apa permen itu? Apakah kau ingin menyogokku dengan permen agar aku mengajarimu bermain ice-skating? Aku tahu kau, Vicky. Kau tidak pernah berhasil memainkannya. Benar-benar payah," kata Harry setengah mengejek.

"Bukan. Eh, aku sudah bisa walaupun masih tertatih-tatih," jawab Victoria protes. "Lagi pula aku membeli permen untuk anak-anak bukan untukmu."

"Kau membuatku sedih." Harry menoleh sekilas dan kembali memandang jalan di depannya. Dia menunggu Victoria buka suara namun ternyata gadis yang duduk di sampingnya hanya diam. "Oh ya. Mengapa kau suka sekali dengan anak-anak? Hampir setiap kali berkencan denganku kau tidak lupa memberikan mereka permen. Aku kan juga pengen diberi permen olehmu," lanjut Harry.

Victoria berdecak. "Dasar. Kau itu bukan anak-anak lagi. Aku suka anak-anak karena mereka itu lucu dan menggemaskan."

"Aku juga menggemaskan loh," sahut Harry cepat kemudian memamerkan puppy facenya.

Victoria tergelak yang membuat Harry ikut tergelak juga.

"Oiya, kalau kau suka dengan anak-anak, saat kita menikah nanti kita bisa buat anak yang banyak. Sebanyak yang kau inginkan, aku kuat kok," ucap Harry penuh semangat, namun Victoria malah menyubitnya begitu kata-kata itu keluar dari mulutnya. Harry berteriak sakit barulah Victoria melepaskan cubitannya di lengan Harry.

"Kau ini, sakit tau." Harry memberengut sambil menyapu lengannya yang sakit dengan sebelah tangan. Sapuan tangan Harry di lengannya terhenti saat Victoria juga ikut menyapukan tangannya di lengan Harry. Harry memandang gadis itu sekilas. Wajah yang penuh kedamaian saat Harry melihatnya. Wajah yang membuat hati dan perasaan Harry tenang. Wajah yang membuatnya nyaman dan wajah yang selalu hadir dalam mimpi tidurnya.

Harry kembali melihat ke depan. Dia tidak ingin berlama-lama memandang Victoria saat sedang menyetir. Bisa-bisa dia membahayakan nyawa Victoria karena terbuai dalam kedamaian yang terpancar di wajah gadia itu.

Harry menepikan mobilnya di depan minimarket. Victoria tampak bergerak ingin turun namun Harry mencegahnya. Digenggamnya lengan Victoria yang seketika membuat gadia itu diam di tempatnya dan menolehkan kepala dengan pandangan bertanya pada Harry.

"Jangan turun dulu, okay?"

Kemudian Harry membuka pintu mobilnya dan melompat turun. Victoria kembali berdecak kesal ketika Harry kembali membukakan pintu mobil untuknya.

"Kau ini, ah!"

"Aw," Harry kembali menjerit kesakitan ketika Victoria menjitak kepalanya. "Hari ini kau sudah membuatku sakit berapa kali?"

"Hehehe," Victoria malah tertawa mengejek. "Kau marah? Mana bisa kau marah padaku," ejek Victoria.

Harry mengangguk-angguk, "Kau benar. Aku gak pernah bisa marah padamu," ucap Harry lalu melingkarkan tangannya di pinggang Victoria dan mereka berjalan masuk bersama ke dalam minimarket.

Sementara Victoria sibuk memasukkan segala jenis permen ke dalam keranjangnya, Harry malah sibuk mengambil photo perempuan itu. Beberapa kali Victoria berdecak kesal namun Harry adalah Harry. Harry yang keras kepala dan suka melihat ketika Victoria kesal dan marah padanya. Saat marah, pipi gadis itu mencembung dan mulutnya akan mengerucut. Harry ingin sekali mencium bibirnya ketika sedang dimajukan. Namun, mencium Victoria di tempat umum sepertinya bukan ide yang baik. Harry mengurungkan niatnya dan kembali mengambil photo Victoria dengan kamera handphonenya lalu mempostingnya di instagram dengan caption "My young girl"

Night Changes ~ One Direction FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang