Crazy Romance - 1

775 70 14
                                    

A COLLAB STORY
by titikimaji & jerksparrow

*

Happy reading💗🌷

*

SASKI menuruni anak tangga dengan langkah santai seraya menenteng tas sekolahnya yang hanya berisi dua buku tulis dan selebihnya berisi perlengkapan kecantikan yang menjadi benda wajib bagi Saski untuk ia bawa. Memang, tidak ada buku paket di dalam tasnya sana, karena Saski telah menyimpan buku tebal itu di laci meja kelas yang mana akan meringankan bebannya untuk tidak membawa sesuatu yang berat. Lagipula, menyimpan buku paket di laci itu adalah ide bagus, karena Saski akan terbebas dari namanya ‘kelupaan bawa buku’. Pintar bukan?

Lalu, Saski telah duduk manis bersama sang Ayah dan dua adiknya yang lebih dulu berada di meja makan. Saski menyumbang senyum tipis untuk Elnos, ayahnya yang sangat tampan dan tidak lupa delikan malas untuk adik laki-lakinya bernama Sina.

“Asem banget muka lo!” tegur Saski pada Sina yang sejak tadi tidak menunjukan wajah ceria seperti biasanya. Laki-laki usia empat belas tahun itu sedang memasang wajah merengut yang mana biasanya akan membuat Saski gemas untuk tidak mengejeknya.

“Biasa lah, Sina mau naik motor lagi.” Elnos yang menjawab akan maksud dari wajah bertekuk dari anak keduanya itu.

Saski ber-oh ria sementara Sina semakin berdecak dan berusaha menghabiskan nasi gorengnya dengan cepat.

“Sabar napa, Sin? Umur lo belum juga legal, udah mau naik motor aja ke sekolah. Nanti disita sama guru, Papah juga yang repot!” sembur Saski.

“Diem lo, kesemek!”

“Punya mulut gue. Apa gunanya diem?”

Hanya disaksikan dengan sabar adegan perdebatan di pagi hari itu oleh Elnos dan juga Julia, adik bungsu Saski dan Sina. Memang hal ini bisa dibilang wajar, karena dua orang itu tidak akan berhenti untuk tidak menciptakan peperangan. Jadi, maklumi saja.

“Ya udah ah, yuk berangkat sekolah. Nanti telat!” seru Elnos mengambil alih untuk meredakan perdebatan antara Saski dan Sina. Nampaknya, perdebatan itu tidak akan selesai jika tidak ada yang melerai, maka dari itu Elnos sebagai kepala keluarga harus melucutkan cara damain untuk memisahkan keduanya.

“Sina nebeng Rasya aja, Pah. Males banget satu mobil sama dia!” tunjuk Sina pada Saski yang berkacak pinggang dengan mata yang mendelik di sana.

“Gue juga ogah satu ruangan sama lo!”

Lagi-lagi membuat sang Ayah menghela napas sambil menatap putri bungsunya yang nampak memaklumi kelakuan dua saudaranya.

“Ya udah kalau gitu,” ucap Elnos mengijinkan Sina untuk berangkat bersama Rasya, tetangga komplek yang juga teman Sina.

Elnos kemudian melirik Saski yang sedang merapikan rambut panjangnya di jendela rumah. Gadis centil itu masih saja memerhatikan penampilannya, walau sebenarnya penampilannya sudah bisa dibilang sempurna sejak keluar kamar. Namanya juga anak gadis.

“Ki?”

“Ya, Paps?”

“Kamu nggak berangkat sama Aidan?”

Saski menghentikan pergerakan tangannya untuk mengibaskan rambut panjangnya karena mendengar pertanyaan Elnos.

“Memangnya Papah nggak bisa antar aku?” tanyanya.

“Kayaknya nggak bisa, Ki. Papah harus ke sekolah Julia, langsung ada rapat wali murid di sana, kayaknya nggak sempat kalau antar kamu.” Begitu alasan Elnos yang membuat bibir Saski melengkung ke bawa pertanda jika ia keberatan akan jawaban sang Ayah.

Crazy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang