Hey guys makasih udah baca cerita ku yang gak jelas ini.
~Hap reading~
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
...
Cling
Semua pegawai cafe reflek menundukkan badannya, setelah melihat sang pemilik cafe datang berkunjung."Selamat malam, tuan. Ada urusan apa anda kemari? Apa ada yang bisa kami bantu?" Tanya kepala pegawai disana.
Eizy hanya tersenyum "tidak, kalian kembalilah dengan urusan kalian, aku kemari hanya sedang lapar, nyemil kurasa cukup bagiku" berlalu melewati pegawai disana.
Seketika mata Eizy berhenti dan menatap pemuda yang sedang membuat kopi, ya dia pemuda yang kapan hari menabraknya.
Ia memandangi pemuda itu dengan perasaan bahagia? Mungkin lebih tepatnya dia merasakan perasaan hangat dari dalam diri pemuda itu.
Eizy mengode kepala pegawainya, "ya, tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Tanyanya.
"Kumohon, panggilkan pria yang sedang membuat kopi itu untuk melayaniku" sambil menunjuk pria yang dia maksud.
"Baik, tuan"
Kepala pegawai ini sebut saja, Paman Igni. Dia baik, ramah dan sopan sekali, paman Igni saat ini menginjak usia 30 thun. Dia sudah lama berkerja di cafe milik Eizy.
Paman Igni menghampiri Zion. "Zion, tolong kau layani orang disana. Ini aku yang akan mengurusnya" Zion heran, tapi tak ia hiraukan. "Baiklah, paman" meletakkan semuanya lalu menghampiri pria yang paman Igni maksud.
"Permisi, tuan. Apakah ada yang bisa saya ban-" Zion berpikir sejenak, sepertinya wajah ini tak asing, namun siapa?
"Hey, paman. Kau yang tempo hari ku tabrak? Sungguh maafkan aku paman, hari itu aku sedang terburu buru. Maafkanlah aku sekali lagi" Zion merasa bersalah, menundukkan kepalanya berulang kali.
"Kumohon jangan seperti itu, aku pun merasa berterima kasih berkat dirimu, aku tidak kelaparan. Dan terimakasih untuk makanannya, very delicious"
Zion terkekeh rendah"Haha, jangan dipikirkan, paman. Jika mau lain kali aku akan membawanya untuk paman"
Para pegawai cafe saat itu terkejut, kenapa Zion terlihat akrab dengan direktur? Apalagi Zion menyebutnya paman?!
Eizy senang? Ya, tentu saja sudah lama dia tidak memakan masakan rumah. "baiklah, terimakasih".
Zion pun tersadar tujuannya menghampiri paman itu adalah untuk menanyakan pesananya. "Akh, paman maafkan aku. Paman ingin pesan apa?"
Eizy mengode kepala pegawainya. "Duduklah, kau tidak perlu melayaniku. Biar dia saja."
"T-tapi paman, ini adalah tugasku. Dan siapa paman menyuruhku untuk duduk dan meninggalkan tugasku" tanya Zion sedikit bingung dan kesal.
Paman Igni mengode Zion untuk menuruti perkataan Eizy. Zion bingung, tapi dia harus menuruti Paman Igni, karna dia adalah kepala pegawai disini. Tapi kenapa dia begitu sopan kepada paman ini, wtf siapa dia?
"Tenang saja, aku pemilik cafe ini" celetuk Eizy.
OMG, Zion tak habis pikir. Dia baru saja bersikap kurang sopan kepada bosnya."maafkan atas ketidak sopanan saya, tuan. Jangan pecat saya, kumohon!" Memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya.
"Tenanglah, duduklah aku hanya ingin berbincang denganmu"
"Baiklah, tuan"
"Igni, bawakan kami americano 2 dan makanan ringan saja." Igni hanya menundukkan badan.
"Oh benar, siapa namamu?"
"Ahk, saya Zion Adhean. Tuan bisa memanggil saya Zion" ucapnya sambil tersenyum.
"Apakah pertemuan kita kembali adalah hal yang benar?"Tbc.
Ada yang kurang tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Billionaire Lover [Hiat]
RomanceMafia yang mencari keberadaan anak kecil yang ia temui di masa lalu. (BxB) WARNING HOMOPHOBIC❗ 1# - gayromance