Chapter Four

144 12 0
                                    

~Hap reading~

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..




"Paman, sebenarnya tidak usah repot-repot mengantar zion" terkekeh canggung.

Dua sejoli itu sedang berjalan di tepi trotoar, karna Zion tidak ingin menaiki mobil. Jadilah mereka berjalan kaki, "tak pa aku hanya ingin, lagi pula aku tak ada kerjaan"

Zion hanya membalas dengan deheman

"Omong - omong apa paman tidak lelah? Paman memakai stylelan jas seperti ini terlihat seperti orang kantoran" tanyanya heran

"Pfft haha"

"Ada apa paman?" Zion manolehkan wajahnya menatap Eizy.

Eizy menghentikan tawanya perlahan "tidak, ku kira kau sudah mengenaliku, ternyata tidak"

Zion heran, dia sudah mengenal paman Eizy tapi apa paman punya status yg tinggi? "Zion mengenal paman kok, apa ada hal lain?" Zion mengerutkan dahinya sambil memayunkan bibirnya. Membuat Eizy gemas melihatnya.

"Tidak ada, mar-" ucapnya terpotong kala terdengar tangis anak kecil.

"Huaaaaa! Mommy" anak kecil itu berlari menghapiri Zion, membuat Eizy di guncang berbagai pertanyaan dalam dirinya.

Eizy mematung "zion sudah punya anak? Dengan siapa, siapa yang berani memasukan bendanya ke dalam lubang zion? Sial, kata Ergi dia belum menikah, apa dia berbohong? Sialan Ergi ku pecat kau. L-lalu bagaimana nasibku? Apakah takdirku harus menikahi wanita penguras itu? Bisa bisa aku jatuh miskin. Tapi kalau itu Zion tak apa, tapi dia sudah punya anak. LALU AKU?! Cinta pertama ku runtuh begitu saja?" Eizy bergumam tidak jelas, syukur Zion tak mendengarnya.

Zion berjongkok menyamai tubuh anak itu, "hey kenapa menangis, hm. Dimana kedua orang tua mu?" Zion bingung kenapa anak ini memanggilnya mommy?

"Hiks hiks mommy jangan tinggalin cen hiks" anak bernama arcen itu memeluk erat Zion. Zion merasa iba dibuatnya membuat ia ingin membantu menenangkannya sedikit.

Sekilas melirik Eizy yang melamun, lalu ntah angin dari mana Zion mencubit paha Eizy membuatnya sadar atas lamunannya.

Kembali dengan anak kecil itu "cup cup sudah ya jangan nangis terus, bagaimana kalo kita beli ice cream, hm?"

"Es klim? Au au alcen au" mengangguk cepat.

"Let's go" zion menggendong tubuh kecilnya.

-----


"Wahh!" Matanya berbinar kala melihat ada banyak pilihan ice cream.

"Cen mau yang mana"

"Cen au ni mom" menunjuk satu ice cream cup rasa stroberi.

"Baiklah" menggusrak pelan rambut arcen, lalu mengambil 2 cup ice cream stroberi, Dan berjalan menuju kasir untuk membayarnya

Zion merogoh tas miliknya mencari dompetnya tapi kenapa tak ada? Oh tidak, dia lupa meninggalkan dompet nya di laci kamar.

Sedari tadi Eizy hanya mengikuti dua manusia munggil itu dalam diam, dia tak bicara apa pun. Tentu saja dia masi bingung dengan situasi saat ini.

Zion menarik lengan baju Eizy, Zion berjinjit dan membisikan sesuatu. "Paman, pinjami aku uang untuk membayar ini, aku lupa membawa dompetku"

Eizy sepertinya senang, ini pertama kalinya Zion meminta sesuatu darinya. "Tidak perlu, aku akan membayarnya" mendengar itu Zion hanya mengangguk saja.

Eizy mengeluarkan selembar uang bernilai besar menyerahkanya pada kasir. "Ambil saia kembaliannya"

"Terimakasih, datanglah kembali" ucap kasir.

Zion berjalan keluar minimarket sambil menggendong Arcen. Mereka menuju taman untuk memakan ice cream yang mereka beli sambil ingin duduk sebentar.

"Bukain mom"

"Baiklah baiklah, nih" memberikan ice cream yang sudah terbuka

"Emmh eyak mom"

"Benarkah? Makanlah yang banyak" Zion mengusrak kecil rambut arcen.

Zion menyondongkan sendok berisikan ice cream diatasnya ke arah Eizy. "Aaa" Eizy membuka mulutnya

"Mom mom cen au di suapin" menggoyangkan lengan Zion.

Urung sudah niatnya menyuapi Eizy. "Baiklah buka mulutmu, pesawat ini akan mendarat~"

Arcen tertawa memperlihatkan gigi kelincinya, tentu saja membuat Zion gemas menciumi pipi gembulnya.

Sementara Eizy kesal, rasanya ingin membunuh anak ini, melemparkan jauh jauh dari Zion.

"ARCENNN"











































Tbc.

Become a Billionaire Lover [Hiat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang